“Apa aku bisa bisa bahagia bersama kamu? Apa aku bisa menjalaninya tanpa rasa kecewa? Aku takut aku terjatuh lagi dalam kesedihan.”
***
“SAYA ingin menjelaskan sesuatu kepada kalian semua,” kata Dodit akhirnya menggerakkan bibir. “Maaf, sepertinya saya nggak bisa.” Dan membuat semua orang menatapnya bingung.
“Dodit!” Nadia menegur.
Namun Dodit tidak menanggapi Nadia. Lelaki itu terlihat mantap pada keputusannya.
“Kamu bicara apa Nak?” Achmad penasaran ketika melihat ekspresi serius yang terpasang di wajah Dodit.
“Ini soal Nadia dan saya.”
Maimunah dan Achmad bertukarpandang, senyum mereka meluntur, sedangkan Nuripeh mengerutkan kening. Dia menaruh perhatian penuh kepada Dodit yang sekarang menjabat tangan Achmad. Wajah penyesalan itu! begitu jelas dan tidak bisa ditutupi.
“Sebelum saya mengatakan apa yang ingin saya katakan, saya meminta maaf dan menyesal kalau nanti yang akan saya ucapkan membuat Bapak sama Ibu kecewa.”
“Papah!”
“Mamah!”
Masih!
Maimunah dan Achmad mengoreksi perkataan Dodit. Namun Dodit tidak terganggu dan tetap melanjutkan perkataannya.
“Saya akan bertanggung jawab, saya akan membayar semua dan nggak akan melarikan diri. Jadi Ibu sama Bapak jangan khawatir. Saya hanya minta satu hal, tolong Ibu sama Bapak jangan memarahi Mbak Nadia karena dia sama sekali nggak bersalah,” tutur Dodit lagi.
Mata Maimunah dan Achmad sekarang mengarah ke Nadia yang menghela napas berat, menundukkan kepala, tidak berani membalas tatapan kedua orang tuanya.
Achmad melepas genggaman Dodit lalu menghampiri Nadia. “Sepertinya nggak perlu dijelaskan, Papah sudah tahu apa yang kalian ingin sampaikan.”
Perkataan Achmad begitu dingin membuat Rahma merengek ketakutan dan memeluk punggung Husein mencari perlindungan.
“Nadia, Papah nggak percaya kalau ini bakalan terjadi. Nggak percaya kalian akan melakukan sejauh ini.”
“Pah.” Suara Nadia begitu lirih.
“Mamah nggak juga tahu harus berkata apa! Dan Dodit?” Maimunah mengelus dada sembari menatap Dodit dengan kecewa. “Mamah pikir kamu adalah orang bisa dipercaya. Tapi, ternyata Mamah salah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik Nadia [End]
Spiritüel"Kamu membuatku hanya memiliki satu pilihan. Melepaskan kamu, itu yang bisa aku lakukan." - Nadia Humaira Nadia Humaira adalah perempuan yang terobsesi dengan penyempurnaan diri. Dia tidak mempercayai cinta walaupun umurnya sudah siap untuk menikah...