Chapter 14: Damn, You're Such A Fuckin' Handsome

481 56 6
                                    

Bersama dengan iringan pengawal dari Silla seperti keinginan anaknya, Baekhyun kembali dalam perjalanan pulang menuju Cina. Shixun sudah kembali sehari sebelumnya. Ada urusan penting, anak itu meminta kepada pamannya untuk meminta pengawal menyertai kepulangan sang ibu.

Perjalanan yang hampir memakan waktu tempuh selama dua hari itu pada akhirnya selesai juga. Terlalu banyak rintangan yang mereka hadapi selama dua hari itu. Hujan badai, hewan buas. Untung saja wanita berotak pintar itu mampu mengelabui atensi si makhluk besar itu sehingga mereka tidak jadi bertemu ajal.

Sesampainya di rumah, Baekhyun- atau Baixian menurut namanya di Cina, menatap ke sekeliling.

Kosong.

Sepi.

Kemana semua orang? Ini masih terlalu pagi untuk beraktivitas. Lagipula, dua manusia kerbau itu tidak akan mau bangun jika Baixian tidak menyiram mereka dengan air.

"Sudahlah, Baixian. Suami dan anakmu itu kan memang gila kerja. Sebaiknya kau turuti nasihat kakak cerewetmu itu."

🌟

🍁

🍂

Shixun memelankan laju gerak kudanya setelah ia tiba di pasar rakyat.

Cincin batu itu digenggamnya erat. Kedua maniknya berputar berusaha mencari gadis muda yang sebenarnya tak sengaja disenggolnya hingga jatuh ke dalam sungai. Sekaligus ingin meminta maaf. Ia tahu gadis itu mungkin saja menyimpan dendam kesumat terhadapnya.

Jika boleh jujur, Shixun baru pertama kali melihat orang secantik itu selain ibunya sendiri. Walau jujur, ia sebenarnya dalam diam mencintai ibunya. Tapi Shixun belum mau mati muda. Terlalu beresiko jika ia benar-benar menyukai ibunya terang-terangan di hadapan sang ayah.

Gadis itu seolah mempunyai gravitasi kuat yang mampu menarik hati dan pikirannya agar tidak menjauh ataupun melirik gadis-gadis lainnya. Berdiri di hadapannya, datang dengan prinsip tegas kalau ia bukanlah seperti perempuan-perempuan lainnya yang tergoda hanya karena rupa wajah seorang lelaki. Jual mahal, begitulah kata orang.

Namun Shixun sangat menyukai sifat itu. Meskipun cerewet, ya Shixun membenci orang yang cerewet seperti ibunya. Tapi hanya sedikit. Sisanya, betapa Shixun mengagumi gadis itu dan ingin melihat wajahnya sekali lagi.

Dari matanya saja sudah cantik. Ah, Shixun berharap dia menjadi orang pertama yang boleh membuka cadarnya dan melihat sendiri keajaiban dunia baru itu; rupa wajah gadis elok yang tanpa sengaja ditabraknya kemarin.

Sudah hampir setengah jam ia berkeliling pasar, namun tak kunjung ditemukannya gadis itu. Lelah mencari, Shixun memutuskan untuk melajukan derap kudanya menuju komplek istana.

🌟

🍁

🍂

"Apa sebaiknya aku mencarikan Kaisar seorang selir?"

Pemikiran itu terus menghantui Zitao dari fajar menyingsing hingga fajar tenggelam. Ia sudah mulai menyerah dengan keberadaan Luhan, namun tak dapat dipungkiri kalau ia yakin Luhan tidaklah mungkin pergi jauh dari Cina.

𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang