Bab 26: Kepergian.

276 25 11
                                    

Pagi ini sangat tidak mendukung hari Stella, entah Stella tidak semangat atau moodnya memang kurang baik.

Tia mulai menghampiri Stella yang untai-untaikan menjalankan kakinya ke dapur, "Sayang, kamu kenapa? eh ko bengkak matanya?" tanya Tia yang mulai cemas. Stella memeluk Tia dengan tiba-tiba.

Stella menggeleng kuat, "gak ko Mah, Stella kepikiran mama aja malam tadi. Stella berangkat sekolah dulu ya," ucap Stella yang mulai menaruh kotak bekalnya ke dalam ransel sekolahnya.

Tia mulai memandang Stella dengan sedih, Stella mulai bergegas ke depan rumahnya.

"Stella! salamnya," ucap Tia sedikit menjerit, Stella mulai mencium tangan mamanya. "Assalamu'alaikum," salam Stella.

Stella mulai naik ke dalam mobil Papah, Vernon hanya diam di dalamnya.

"Nanti pas istirahat pertama Papah jemput kamu, atau Huda nanti," ujar Vernon dengan sangat tiba-tiba membuat Stella mengernyit keningnya, Stella terdiam.

"Kenapa Pa?" tanya Stella bingung, Vernon hanya terdiam. Mereka mulai sampa di depan pagar sekolah SMA Al-fajr.

Stella hanya terdiam sejak Vernon tidak menjawab pertanyaan nya barusan, Stella mulai mencium tangan Vernon dan bergegas menuju sekolah.

Saat itu Syera, Sella dan Audry sudah berada di dalam kelas. Jadi, Stella hanya berjalan sendiri seperti biasa menunduk. Dari koridor selalu dipandang sampai masuk kelas pun.

Saat itu Stella bertemu Ratu di koridor, Ratu memang sangat berubah karnanya.

"Assalamualaikum, Stella kenapa ko kaya sedih gitu?" tanya Ratu yang lengkap dengan Cadarnya, Stella tersenyum.

"Waalaikumsalam, Gak apa-apa ko," ujar Stella yang mulai meninggalkan Ratu begitu saja. Stella sudah sampai di dalam kelasnya.

"Assalamualaikum," Stella mulai duduk di kursinya dengan lemas. Pelajaran pun di mulai, sejak pelajaran Stella masih saja menidurkan kepalanya di Meja, membuat ada pemuda yang sedari tadi melihatnya.

Alden mulai nyentil telinga Velan, kalau bucin mah gak tau tempat lagi.
"Astagfirullah! Lo mah, Ngapa sih!" ujar Velan sambil mengelus telinganya.

Alden tertawa, "Khahahaha! lo ngapa sih gak moveon-moveon, Biarin aja kali bucin banget dah lo," ucap Alden tanpa jeda membuat Velan geram.

Agam dan Ishak yang tepat berada di belakang Velan dan Alden pun hanya bisa menyimak.

"Beneran tuh Ketos belike sama Stella?" tanya Agam, Ishak menoleh kepada Agam yang mulai galau.

"Moveon aja deh lo, Saingan lo tuh ya berat-berat. Mending sama Syera tuh," ujar Ishak membuat Agam menoleh kepada gadis yang tertawa dengan gadis arab di sampingnya.

"Cantik," puji Agam saat melihat Syera yang sedang tertawa lucu dengan Sella.

Teng... Teng... Teng...

Bel istirahat pertama pun di mulai, Stella baru saja bangkit dari kursinya hpnya sudah bergetar.

Daddy is calling you...

"Assalamualaikum, Ada apa pah?" tanya Stella sambil membelakangi sahabtnya. Syera mulai menepi.

"Waalaikumsalam, Stella kamu pulang sekarang. Beresih tas kamu, dan mohon maafin mama sama papah ya nak," ucap Vefnon, seketika merubah raut wajah yang awalnya ceria menjadi pudar.

"Papah! kenapa? ada apa?" ujar Stella panik, Vernon berusaha menenangkan anak cantiknya.

"Jangan nangis, Samperin papah di depan kelas kamu oke." Vednon mulai mematikan telponnya secara sepihak.

Stella mulai membereskan perlatan sekolahnya dengan cepat. "Maafin aku ya, Aku gak bisa ikut kalian. Dan minta izin pulang duluan, Assalamualaikum," ujar Stella laju.

Stella mulai menemui sang papah, Vernon hanya terdiam sepanjang jalan. Vernon dan Stella mulai memasuki mobil sedan yang terparkir sembarang itu.

"Pah, ada apa sebenarnya?" tanya Stella yang mulai penasaran. Vernon mulai menarik napasnya dengan kasar.

"Jadi begini, jangan di cela oke. Nenek kamu mamanya Papah, Meninggal kemarin malam. Makanya mama dan papah lama pulangnya, maafin papah sayang," ujar Vernon, Seketika Stella langsung memeluk tubuh sang papah dengan menangis sesegukan.

"Gak boongkan? pahh!" rengek Stella, Vernon mengusap lembut kepala Stella sesekali mengecupnya dengan sayang.

Stella sampai dirumah pun hanya bisa menahan tangisnya, sedangkan Tia sudah menangis sesekali juga menjerit rak karuan membuat Huda saja tak bisa menenangkan.

"Udah-udah, mamah udah tenang. Sayang," ujar Vernon langsung memeluk tubuh Tia dengan erat, Tia mulai menangis lagi. Sedangkan Huda tak tega melihat sang adik, Huda langsung menarik tangan Stella dan mendekapnya dengan lembut.

Huda mengusap lembut kepala Stella, "Udah, Nenek udah tenang dek. Ingat, Kirimin doa bukan nangis gini, ututututu," ucap Huda yang masih mengusap Kepala Stella dengan sayang sebagai adiknya.

Stella mengangguk, Stella masih memeluk erat tubuh Huda sampai ketiduran.



Vote and komen!!

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang