Hadiah Misterius

18 2 0
                                    

Nampaknya akhir-akhir ini Aira sedang sibuk-sibuknya dengan tugas kantor yang banyak. Biasanya Aira dibantu Sheila rekan samping meja kerjanya. Karena berhubung Sheila sedang cuti kerja, alhasil semua pekerjaan harus ia handle sendiri.

Pundaknya terasa berat, kakinya pun semakin gontai ketika hendak membuka pintu kostnya. Baru saja Aira hendak membuka pintu, terdengar suara motor. Seketika Aira langsung menoleh ke motor yang berhenti tepat di depan kostnya.

"Pengantar paket, tapi siapa yang memesan paket. Aku ngga beli paket kok" ujarnya dalam hati.

"Selamat sore Mbak, maaf dengan Mbak Aira Nara?" Tanya bapak kurir itu.

"Iya Pak dengan saya sendiri" jawab Aira.

"Ada paket dari Surabaya Mbak. Tapi nama pengirimnya tidak tertera. Hanya menggunakan nama (RKA)" tutur dengan jelas bapak kurir itu.

Dalam hati Aira berpikir, siapa RKA yang dimaksud bapak itu. Tanpa basa basi Aira akhirnya menerima paket itu dan menandatangani form penerima. Lalu bapak kurir memohon diri dari halaman kost Aira.

Aira menaruh tas kerja dan segera bergegas membersihkan diri. Ia kembali melirik sebuah kotak paket yang entah dari siapa, namun ditujukan untuk dirinya. "Hadiah misterius" ujarnya dalam hati.

Aira menyegarkan tubuhnya dari segala penat kerjaan yang menumpuk di kantor. Rasanya ia ingin sekali bisa pulang ke kampung dan biasanya ketika Aira capek, ia akan dipijit oleh Ibunya. Seketika ia teringat kebersamaan dengan keluarganya di kampung.

Seusai membersihkan diri, Aira membaringkan tubuhnya diatas kasur seperempat itu. Walaupun ukuran kasur itu tidak terlalu besar, tapi sangat membuatnya nyaman. Aira ingat sekali, dulu Dika yang membelikan kasur itu untuknya sebagai hadiah ulang tahun Aira. Jadi tak salah jika kasur itu sangat membuatnya nyaman serasa selalu dekat dengan Dika.

Aira bangkit dari rebahnya, mengambil laptop kesayangannya dan mulai menghidupkan laptop berwarna silver itu. Hampir saja ia lupa dengan paket dari bapak kurir itu. Tangannya meraih kotak disamping meja kecil lampu tidur miliknya.

Pikirannya menerka tentang siapa pengirim paket ini. Perlahan Aira membuka paket itu. Dilihatnya sebuah kotak berwarna tosca dengan aksen pita diatasnya. Didalam kotak itu terdapat sebuah foto seorang taruna memakai pakaian PDU (Pakaian Dinas Upacara) berwarna biru. Aira terdiam mengingat siapa laki-laki di foto itu. Matanya meniliti, tulisan matranya bukan AD seperti di baju Dika. Dikerah baju laki-laki itu bertuliskan AL. "Taruna angkatan laut, siapa?" Ucapnya dalam hati.

Laki-laki dengan potongan rambut khas taruna, matanya sipit, kulitnya kuning bersih, rahang wajahnya tegas, dan senyuman terbingkai manis menghiasi wajah laki-laki di foto itu membuat hati Aira terbingung-bingung. Aira seperti mengenalnya, tapi siapa dan dimana? Seperti sudah lama tidak pernah bertemu dengan wajahnya.

Dibelakng foto itu terdapat secarik kertas berwarna biru muda. Dengan irama jantung yang berdegup tak karuan, Aira membaca surat itu.

Assalamu'alaikum warohmatulloh

Untuk seseorang yang telah membuatku menjadi pribadi yang jauh lebih baik (Aira Nara)

Ra, gimana kabarmu sekarang?
Semoga kamu selalu sehat, bahagia dan dalam lindungan yang maha kuasa, aamiin.

Kamu pasti bingung dan bertanya-tanya siapa orang di foto itu hhe
Kamu masih ingat dengan anak laki-laki SMP yang kamu bela habis-habisan pas dia di bully Roy CS? Sampai akhirnya Roy CS ngga pernah ngangguin anak laki-laki itu lagi berkat kamu.
Waktu itu kamu bilang "Kamu ini jadi cowok jangan mlempem gitu dooong. Masa lawan Roy CS aja ngga berani. Huuu. Kamu harus jadi tentara yang sukses, biar Roy CS ngga bakal gangguin lagi. Biar lu ngga dikecengin anak-anak lain. Buktiin kalau lu bisa jadi cowok gentle dan gagah."

Kalimat itu masih terekam jelas di memoriku Raaa. Aku Raden, anak laki-laki SMP yang dulu pernah kamu bela didepan Roy CS. Sekarang aku udah buktiin kalau aku bisa jadi apa yang kamu bilang waktu itu "Tentara". Sekarang aku lagi pendidikan di AAL Surabaya.

Kita udah hampir 10 tahun ngga ketemu. Aku coba hubungi nomer kamu tapi udah ngga aktif. Aku coba minta ke temen SMP dulu, tapi mereka ngga ada yang tau. Sampai akhirnya minggu kemarin pas aku pesiar keluar resimen, aku ketemu Pasha temen kita satu kelas dulu. Dia lagi ada dinas luar dari kantornya, dan kebetulan kita makan ditempat yang sama.
Aku coba tanya ke Pasha, alhamdulillah Pasha ada nomer telefon kamu, dan kata dia sekarang kamu kerja dan kuliah di Jakarta. Aku coba minta alamat kamu sekarang. Aku minta maaf karena baru tau dari Pasha kalau Ayah kamu sudah meninggal, aku minta maaf Aira karena baru mengetahuinya sekarang.

Sekarang aku sudah tingkat 4, sebentar lagi aku Praspa. Aku harap kamu berkenan datang ke acara malam pengantar tugasku di Surabaya bulan desember nanti.

Terimakasih Aira.
Terimakasih karena membawaku pada jalan yang sesungguhnya. Karenamu aku ada disini, di AAL. Ini semua untukmu.

Dariku yang merindukanmu,
Raden Kavianda Ardiansyah.

Bergetar hebat jemari Aira ketika selesai membaca isi surat itu. Ya, ia kembali ingat akan anak laki-laki yang ia bela pas SMP dari kawanan Roy CS. Dan kalimatnya waktu itu, sekarang dia telah buktikan semua. "Kamu harus jadi tentara" Aira ingat betul kalimat itu. Dulu Raden tidak pernah berani melawan siapapun anak-anak lain. Dia hanya diam menunduk belum berani membela diri.

"Yaa Allah, Radeeen. Sekarang udah jadi Taruna" ucapnya membatin. Hatinya gundah dengan permintaan Raden untuknya menghadiri acara malam pengantar tugas di Surabaya. Pikiran Aira kalut, bagaimana mungkin ia datang ke Surabaya sedangkan di bulan yang sama Dika juga akan ada malam pengantar tugas. Keduanya sama-sama tingkat IV hanya berbeda matra. Artinya dulu mereka pendidikan chandradimuka ditempat yang sama, dikumpulkan dari semua matra AD, AL, AU, dan Akpol. "Apa Dika mengenal Raden?" Pikirnya dalam hati.

Foto itu, ya setelah lama mengulas Aira tau laki-laki di foto itu adalah Raden kawan SMP nya dulu. Sekarang dia menjelma menjadi laki-laki yang gagah, sangat jauh berbeda dengan Raden yang dulu.

Perasaan Aira campur aduk. Ia bingung apa yang harus dilakukan. Sementara Dika juga berharap Aira bisa menemaninya. Tapi disisi lain ada Raden kawan kecilnya yang sudah lama tidak bertemu juga berharap akan kedatangan Aira.

Ditutupnya kotak itu. Aira kembali merebahkan tubuhnya ditas kasur. Matanya belum terpejam, masih menerawang dengan perasaannya yang gamang.

Angin malam menyelusup masuk dibilik fentilasi jendela. Sura tektek tukang siomay berirama masih menjajakan dagannya. Riuh hati Aira bergemuruh, tarikan nafasnya seakan berat. Ia hembuskan dengan membaca istighfar berulang kali. Memohon petunjuk pada Allah untuk kebimbangan hatinya.
.
.
.
.
.
* Masa lalu hadir dengan tiba-tiba.
Seakan hendak menguji cinta dan harapan yang telah ada.
Tidak.
Aku tidak menyalahkan siapapun disini.
Aku terlalu terkagum-kagum pada skenario Tuhan. Ia hadirkan kembali seseorang yang pernah mewarnai hariku di masa lalu.
(Aira Nara)

Huaaaaaa😂
Maaf sekaliii baru bisa update lagi hari ini. Kemarin-kemarin author lagi ada beberapa tugas yang harus diselesaikan  hheeee

Gimana nih guys?
Teman masa kecil Aira kembali lagi setelah sekian lama. Aira harus sedih atau bahagia?😁🤣
Campur aduk rasanya ahaha.
Gimana kelanjutan kisah ANDIRA?
Apakah mereka akan tetap bersama atau malah sebaliknya?☹😂
Stay tuned terus di halaman DILY yaaah. Hhe.

See you next time.👋🏽🤗
With love,
Andira

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Distance I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang