Prolog : Aini

25 1 0
                                    

Perkenalkan namaku Renaldi Saputra, biasa orang-orang disekitar memanggilku dengan sebutan "Rey". Aku berumur 27 Tahun, sudah berkeluarga dan memiliki anak perempuan dua dan istri satu pastinya hehehehe

Aku memiliki hobi membaca dan menulis, sudah banyak cerita dan kisah yang kubaca dan ku tulis sehingga aku memberanikan diri untuk menyalurkan bakat dan hobiku ini sebagai mata pencaharianku, lalu aku berhasil menjadi seorang penulis. Menerbitkan buku dan menulis di blog merupakan kegiatanku dalam menghadapi masa jenuh dan bosan, jika kalian punya hobi yang sama seperti ku maka menulis dan mebaca adalah cara ampuh untuk mengatasinya apalagi mengisi waktu luang.

Pada suatu hari aku di hujani beberapa pertanyaan dari pembaca baik itu di media sosial maupun di acara seminar dan bedah buku, mereka menanyakan beberapa hal seperti "Apakah cerita yang anda tulis itu kisah hidup anda sendiri?", "Dari mana anda mendapatkan inspirasi cerita yang anda tulis di setiap karya anda?" Dst

Ini merupakan pertanyaan yang sangat menggelitik bagiku sehingga aku harus menjawab bahwa ini adalah pure kisah imajinasiku dalam menulis, menemukan karakter baru dan konflik dalam cerita hingga bagaimana ending kisah itu berakhir dan finishing semuanya adalah fiktif hasil rekayasa ku sendiri dalam berimajinasi.

Lalu timbul pertanyaan baru dalam batin diriku sendiri "Mengapa sih kisah kehidupanmu tidak dibuatkan saja novelnya?", "Berbagi cerita dengan tujuan untuk menginspirasi banyak orang kan bagus, bisa jadi amal jariyah juga meski karya sebelumnya juga menginspirasi dan kisahnya tidak nyata". aku terus berfikir dan berdoa dalam sujudku meminta pencerahan dan gambaran petunjuk kepada sang ilahi untuk langkah selanjutnya atas pertanyaan yang selalu datang dalam pikiranku ini.

***

Setiap minggu pagi aku bersama istri dan bidadari kecilku slalu berusaha untuk meluangkan waktu berolah raga ditaman dekat rumah, wajahku masih terlihat sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan yang belakangan membuat aku lebih banyak diam dan berfikir, gesture tubuh dan mimik wajahku terlihat oleh istriku yang berjalan santai disampingku. "Ada apa bi? belakangan ini banyak bunda liat melamun ! ada masalah ?" introgasi istriku menunggu jawaban dari ku atas pertanyaannya yang bertubi-tubi menghampiriku. Aku tak bisa menyembunyikan lagi apa yang aku pikirkan belakangan ini, istriku adalah pendamping hidupku yang menjadi tempat berbagi cerita, minta pendapat, dan segalanya.

"oia bi, kita istirahat duduk di bangku taman itu saja dulu, sambil melihat anak-anak bermain dengan teman-temannya" ajakan istri ku yang terlihat membujuk manja dengan memegang tanganku membuat aku menurut dan tak bisa melawannya, karena ia adalah belahan jiwa ku yang sangat aku cintai. Ia mungkin khawatir dengan sikapku belakangan ini, sikapku tak bisa membohongi apa pun apabila sudah berada didepan istriku ini, ia sangat paham dengan karakterku dari luar dan dalamnya. Aku duduk berdampingan dengan istriku sambil melihat anak-anak bahagia bermain dengan teman-temannya "abi" panggil istri ku dengan lembut, tatapannya serius menandakan ia tak sabar ingin tahu apa gerangan "ceritalah sama bunda, abi tak seperti biasanya bunda lihat belakangan ini ? jika ada masalah bisa kita bicarakan dan cari solusinya sama-sama" ujar istriku meyakinkanku.

"Sebelumnya abi minta maaf sama bunda yang telah membuat bunda khawatir, abi hanya saja berfikir tentang sesuatu yang membuat abi terus berfikir" jelas ku "banyak para pembaca abi ingin abi membuat novel dengan kisah abi sendiri" lanjutku yang terus menatap mata istriku dengan serius, menggenggam tangan istri membuat ku nyaman slalu ingin berdampingan dengan nya.

"Jadi ini yang membuat abi kepikiran terus belakangan ini?" Aku mengangguk mengiyakan "menurut bunda sih ide bagus juga karena banyak cerita yang menarik untuk dibuatkan buku, apalagi abi sering menceritakan kisah hidup dan perjuangan keluarga abi dalam meraih impian, terutama kak aini yang sangat luar biasa dan ingin rasanya bunda seperti beliau" mendengarkan apa yang barusan disampaikan oleh istri ku membuat ku terpana, melihat wajahnya yang sangat meyakinkan "bangga bisa memiliki kakak seperti kak aini, wajar abi slalu mengidolakan dan memjadikan panutan tauladan dalam hidup abi. Namun, yang lebih bahagianya bagi bunda adik yang di didiknya dulu kinitelah menjadi pendamping bunda untuk dunia dan akhirat" jelasnya dengan penuh emosional, tampak ia berkaca-kaca. Aku langsung merangkul istriku dan mengecuk kening nya dengan lembut penuh kasih sayang yang tulus. "Abi juga bangga dan bahagia bisa hidup bersama bunda dan memiliki bidadari-bidadari kecil yang lucu, abi sayang bunda".

***

Pembicaraan singkat dengan istri ku membuatku bertekad untuk menciptakan karya buku terbaru dengan ide cerita dari kisah hidupku sendiri, dengan dorongan dan semangat yang diberikan oleh istri membuat ku berani melakukannya.

"Bi, jika buku ini selesai dan terbit, dedikasikanlah karya itu untuk keluarga, terutama KAK AINI. Ia merupakan inspirasi kita semua dalam keluarga, beliau orang yang luar biasa dan buatlah ia bangga dengan dirimu sebagai adiknya"

Pesan ini sangat menguatkan hatiku untuk terus berkarya demi keluarga, memberi inspirasi untuk para pembaca ku. Aku mulai menata waktu untuk menulis kisah hidupku dan aku berusaha untuk mengingat kembali memori masa lalu ku dulu.

---------------------------------------------------------------------------

Perjalanan kisah ini baru dimulai, penulis akan membuat sebuah cerita dalam bentuk bersambung dan saling berkaitan dari masing masing babak yang akan penulis paparkan.

Terima kasih.

Prolog : AiniWhere stories live. Discover now