Ara terlihat sudah siap dengan seragam sekolahnya, pantulan dirinya di cermin terlihat rapi, cantik dan anggun. Selesai memakai tak punggung ia segera turun untuk sarapan bersama.
"Pagi ma, pa." Sapa Ara lalu duduk di sebelah adeknya.
"Mama Papa aja yang disapa, ini kakakmu yang tampan ini tidak kau sapa?" Ucap Jungwoo mendapatkan decihan dari Ara.
"Emang kakak berjasa gitu sama Ara?" Tanya Ara lalu mengambil nasi didepannya.
"Berjasa ya, dulu kamu masih bayi. Papa kerja mama lagi mandi, yang jaga kamu siapa? Ya kakaklah." Jawab Jungwoo.
"Dih itu doang." Kali ini Jisung menyahuti.
"Ngikut aja anak bontot." Papa Sehun ikut berucap, membuat Jisung membulatkan matanya.
"Makan dulu anak-anak, nanti telat ke sekolah loh." Mama Seulgi menengahi.
Akhirnya suara lenyap, hanya dentingan sendok yang terkena piring saja.
"ARA!" Dari depan pintu kelas, Yeri dan Nara sudah berdiri menunggu Ara.
Ara yang tahu ditunggu keduanya, langsung berlari meninggalkan tangan Jungwoo yang menggantung karena Ara tak menyium tangan kakaknya itu.
Jungwoo hanya menghela nafasnya.
"Sung, jangan kayak kakakmu ya. Durhaka sama kak Jungwoo." Tutur Jungwoo pada Jisung.
Jisung hanya mengangguk dan segera meninggalkan Jungwoo tanpa mau bersalaman.
"Punya dua adik sama aja."
"Ara, hari ini maukan kamu tukar tempat duduk sama aku?" Tanya Nara.
"Iya, emang kenapa sih? Renjun orangnya baik kok." Jawab Ara.
"Iya baik, dulu. Duluuuuu banget."
"Dulu?"
"Ntar aku ceritain deh, sekarang aku duduk di samping Jaemin, kamu samping Renjun ya." Nara memastikan, Ara mengangguk lalu duduk di bangku paling belakang.
Tak sengaja ia melihat sebuah tulisan kecil di pojok bangku Renjun.
"Injun?" "Kayak pernah tau nama itu." Gumam Ara.
"Ra, by the way makasih banyak ya." Kata Nara, lalu memeluk Ara sebentar.
"Ehehehe, iya Nara nggak papa."
"Ra!" Seru Yeri membuat Nara dan Ara serempak menoleh.
"Eh, Nara maksudnya hehehe. Maaf ya Ara." Jawab Yeri.
Ara mengangguk, lalu duduk di kursi.
Tak lama, Jaemin datang ia berkata pelan dengan Nara di bangku mereka. Setelah itu, Jaemin berjalan menuju tempat duduk Ara dan berdiri disebelahnya.
"Hay Jaem." Sapa Ara sambil menggerakkan telapak tangannya.
"Hay Ra. Mmmm kamu yakin pindah tempat duduk?" Tanya Jaemin memastikan.
"Iya, memangnya kenapa Jaem? Renjun gak ganas kok."
"Ya emang nggak Ra, tapi-"
"Jaemin cemburu Ra, aduh kamu peka dong Ayara!" Seorang lelaki dengan entengnya menyahuti perkataan Jaemin sembari berjalan santai menuju Jaemin dan Ara.
"Maksudmu?" Tanya Ara pada sepupunya itu.
"Ya, udah jelas kali Ra. Jaemin tuh-"
"Minggir! Ini tempat dudukku!" Setelah Haechan memotong ucapan Jaemin kali ini ucapan Haechan terpotong oleh pemilik bangku kosong sebelah Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Mereka (SELESAI).
ФанфикJatuh cinta kadang datang tanpa kita sadari, tanpa kita mengerti alasannya, tanpa kita tahu hingga kapan rasa itu ada. Jatuh cinta pada manusia dengan perasaan yang sama, tingkat sadar yang setara dan alasan untuk bersama, indah mungkin. Namun bagai...