Hyunjin berjalan santai sembari melantuntak lagu yang terputar melalui headseat putih miliknya. Sesekali Hyunjin akan mendongkakkan kepala hanya untuk sekedar melihat indahnya langit malam yang dihiasi bintang dan juga bulan sabit.
Ah iya, Hyunjin baru saja pulang dari minimarket terdekat, meski sudah malam dan udara terasa dingin menusuk namun Hyunjin dengan nekat justru memilih untuk berjalan kaki alih-alih menaiki motor miliknya.
Hyunjin hanya ingin menikmati kesendiriannya. Ya meski hal itu mengharuskan Hyunjin menghabiskan waktu setengah jam untuk berjalan kaki.
Arah minimarket dan sekolah mereka berbeda, oleh karena itu Hyunjin tak memiliki alasan untuk lewat di depan rumah Felix, entahlah namun belakangan ini Hyunjin mulai tertarik dengan lelaki bermarga Lee itu.
Ditemani lampu jalan dan juga beberapa orang yang lewat, Hyunjin berjalan pelan menuju ke arah rumahnya yang mulai terlihat, berhara seseorang akan muncul dari rumah yang berada di samping tempat tinggalnya itu.
Namun sepertinya Hyunjin harus sedikit kecewa, bahkan saat ia memutar kunci pagarnya, tak ada tanda tanda Felix akan keluar dari sana. Oh ayolah, memangnya untuk apa Felix keluar jam setengah delapan malam begini?
"Eh?"
Ralat, Felix memang keluar jam segini.
Hyunjin segera menghentikan pergerakannya dan sekarang pandangannya terfokus untuk mengikuti setiap gerakan Felix. Hyunjin bahkan sudah lupa dengan mie yang sudah meronta-ronta ingin direbus dan meluncur dengan indah menuju ke perutnya.
Hyunjin sedikit kebingungan, Felix terlihat tergesa gesa, harusnya Hyunjin segera menghampirinya dan bertanya apakah semua baik baik saja.
Tapi pada kenyataannya, Hyunjin bahkan hanya berdiri diam di tempatnya, beruntung karena Felix berjalan ke arahnya datang tadi.
Srett...
"Kau kenapa?" Felix seketika mengangkat pandangannya yang semula tertunduk, menampilkan raut wajah terkejut yang kemudian tergantikan ekspresi kesal di detik selanjutnya.
Tetapi bukan itu yang menjadi fokus Hyunjin sekarang.
"Lebammu bertambah parah, apakah kau bertengkar?" tanya Hyunjin dan tanpa disadari tangannya sudah merembet naik ke pipi Felix dan mengusapnya pelan.
Felix segera menepis tangan Hyunjin, membuat Hyunjin tersadar seketika.
"Ah maaf." ucap Hyunjin sembari menarik kembali tangannya.
"Tak masalah." seperti biasa, nadanya terdengar dingin. Felix hendak berjalan pergi meninggalkan Hyunjin, namun langkahnya seketika terhenti saat Hyunjin tiba tiba saja menahan pergelangan tangannya.
"Kau mau kemana malam malam begini?"
"Bukan urusanmu."
Felix sekali lagi menepis tangan Hyunjin, menghempaskannya dengan sedikit keras sehingga tangannya sekarang bisa terbebas dari cekalan Hyunjin.
Seperti biasa pula, lagi lagi Felix pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun, meninggalkan Hyunjin yang setia menatap punggun Felix yang semakin menjauh.
Seakan tersadar, Hyunjin lalu mengedikkan bahunya acuh, Felix tak mungkin akan mati jika pergi sendirian di jam jam saat ini, setidaknya itu yang dipikirkan Hyunjin.
"Saatnya aku memanjakanmu." Hyunjin tersenyum bodoh lalu mengelus perunya sendiri, ia sudah bertemu dengan Felix dan sekarang saatnya Hyunjin menghabiskan quality time bersama mie dan jajanan yang sudah ia beli di minimarket tadi.
•
Padahal baru saja Hyunjin merasakan kebahagiaan saat perutnya sudah terisi dengan baik, namun sekarang moodnya kembali memburuk setelah melihat sebuah pesan yang masuk ke dalam ponselnya.
Hyunjin, hak asuhmu akan berada di tangan ayah jadi jangan coba coba ikuti ibumu, dia sudah menghianati kita
Hyunjin tertawa keras, ingin rasanya Hyunjin berteriak dan mengatakan dengan keras di hadapan wajah kedua orang tuanya kalau ia sama sekali tak peduli.
Hyunjin tidak peduli apakah ia akan bersama ibu atau ayahnya, Hyunjin bahkan tidak masalah jika ia akan dibuang, sungguh, Hyunjin tak memikirkan hal itu.
Hak asuh jatuh ke tangan ayah dan ibunya pun rasanya akan sama saja, selama Hyunjin tidak dikekang dan diberi kebebasan maka Hyunjin tak masalah.
Lalu kenapa dua manusia yang notabenenya adalah orang tuanya itu sangat memusingkan masalah kecil seperti ini. Jika mereka ingin berpisah maka berpisah saja, kenapa sampai harus membawa bawa namanya.
Mereka berdua selalu bertengkar mengenai hak asuh Hyunjin, mereka berdua sama sama menginginkan Hyunjin lalu untuk apa mereka berpisah? Kadang Hyunjin tak mengerti pola pikir orang dewasa.
"Bodoh."
Setelah puas tertawa bak orang kesetanan, Hyunjin lalu segera melepas kartu yang terpasang di dalam ponselnya kemudian mematahkannya menjadi dua bagian.
Setelah ini tak akan ada yang bisa mengganggunya lagi.
•
Asap berhembus dan perlahan menghilang di udara, hal tersebut terjadi berulang beberapa kali selama sepuluh menit belakangan.
Pelakunya siapa lagi jika bukan Hyunjin dan juga teman dekatnya –Seo Changbin-.
Mereka saat ini tengah duduk duduk di rooftop saat jam istirahat berbunyi, mereka sama sama tak lapar dan memilih untuk ke tempat ini karena di sinilah Hyunjin juga Changbin bisa bebas menikmati rokok electrik yang lebih akrab dengan istilah vape.
Sebenarnya sudah ada larangan untuk membawa benda benda tersebut ke sekolah, tapi yang namanya anak bandel, mana mau menurut semudah itu?
Changbin kemudian menghembuskan vape rasa susu miliknya membentuk lingkaran lingkaran asap yang kemudian perlahan berubah bentut menjadi seperti ubur ubur, terlihat cukup keren.
"Apa kau akan turun nanti malam Jin?" tanya Changbin sembari menolehkan kepalanya ke arah Hyunjin yang tengah duduk menyandar di pagar besi karatan pembatas rooftop, salah satu kakinya berada dalam posisi bersila sedangkan sebelahnya lagi tertekuk ke atas. Sedangkan tangan kanan Hyunjin bertumpu di atas kakinya yang di tekuk, memegang benda yang sama dengan Changbin.
Hyunjin tak langsung menjawab, pemuda tampan itu memilih untuk menyesap vape rasa mangga miliknya.
Lalu setelah menghembuskan asap dari mulutnya, Hyunjin segera mengibaskan tangan guna menghalau asap yang mengganggu pandangannya.
"Tentu saja aku akan turun."
Changbin tersenyum kecil, sepertinya malam ini akan menjadi menarik. Pergi menonton balapan setidaknya bisa sedikit merefresh otaknya yang kusut akibat pelajaran matematika sialan tadi.
To Be Continue
Tertanda, 15/04/2020
Bee, puja kerang ajaib...
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Rain [Hyunlix] ✔
Fiksi PenggemarHyunjin hanya punya Felix, dan begitupun sebaliknya. Dominant : Hyunjin Sumbisive : Felix __________ Copyright © smuthieflx 13 April 2020