.....
....
...
..
.
Ruangan yang di dominasi hitam putih, buku yang tertata rapi memenuhi beberapa rak yang terdapat pada ujung ruangan, meja bulat dengan dilingkari sofa berbahankan beludru merah, ada lapangan golf mini di sebelah ruangan, beberapa alat musik pun tertata rapi di sudut lainnya. Semuanya tampak High Class, tidak heran jika mengingat siapa saja penghuni yang bebas masuk dan menggunakan ruangan tersebut.
Park Jiyeon, perempuan berambut biru yang terkenal dengan paras cantiknya tengah duduk pada kursi yang menghadap pada dua orang pria yang tengah asyik dengan papan caturnya.
Hongbin dan Jisung
Jangan salah, meski keduanya memiliki kesamaan yang menyukai permainan catur namun keduanya sungguhlah berbeda, jika Hongbin lebih terkesan tidak perduli maka Jisung pria paling muda diantara semuanya, lebih sering mekspresikan dirinya dari perkataan ataupun tingkah laku, dia pun masih duduk di sekolah menengah pertama, dibanding menghabiskan waktu dengan teman seusianya, ia lebih senang datang dan bergabung dengan mereka yang sudah disekolah menengah atas, membosankan tidak ada tantangan alasannya.
lain hal nya dengan salah seorang perempuan yang tak kalah cantik dengan Jiyeon, ia lebih asyik dengan berada di sudut ruangan yang disebutnya perpustakaan pribadinya, Jung Krystal perempuan cantik memiliki garis wajah tegas yang begitu pintar, selalu menjadi juara kelas, dan andalan para sahabatnya.
"sial!" umpatan terdengar, Jisung merasa dirinya sudah terkepung. "noona, hyung mencurangiku" Jisung, menunjuk di depan wajah hongbin dan pria itu mengernyit seraya menepis teulunjuk Jisung.
Krystal melepas kaca matanya dan menutup bukunya keras, "jangan datang jika hanya menganggu" Krystal sudah berdiri dibalik tubuh Hongbin, menatap tajam Jisung merasa sudah terganggu karena kebisingan yang dibuat oleh anak laki-laki itu.
"aku tidak akan mengangu, jika saja hyung tidak curang. Woahh hyung anak kecil saja kau curangi"
"kau saja tidak bisa" balas hongbin, ia bangkit dari duduknya dan mendekati Jiyeon, mengambil minuman yang sedari tadi berada digenggaman Jiyeon.
"Noona" eluhnya manja, menatap Jiyeon.
Jiyeon tersenyum, kemudian menatap hongbin. Memintanya untuk mengalah saja pada Jisung, membuat Hongbin harus memutar bola matanya. Selalu saja gumamnya.
"kenapa kau selalu meng-anak emaskannya" Kini Krystal memprotes Jiyeon.
Dan Jisung kini terkikik, menatap Krystal juga Hongbin secara bergantian merasa menang karena Jiyeon yang selalu membelanya. Tentu saja, kakak sepupunya itu pasti akan selalu membelanya.
Jiyeon sudah membuka lagi setengah mulutnya, hendak memprotes. Kala pintu terbuka, menampilkan sosok laki-laki berjalan masuk, semuanya beralih untuk sekedar menatap laki-laki itu.
"kau baru datang? Kau kemana saja, hingga membolos" tak lama berselang laki-laki lain menyusul muncul, dengan rambut gelapnya. Kim Seok Jin.
Paras keduanya begitu menawan, laki-laki tinggi berkulit pucat.
Yang ditanya hanya melirik sekilas dan mengatakan jika ia bosan, dan ingin berjalan-jalan saja. Oh Sehun, duduk dengan menselonjorkan kakinya diatas meja. Pria itu memejamkan matanya.
Jawaban klise, Jin mendengus.
"tidak biasanya, kau membolos tanpa kami" itu Hongbin, pria itu ikut duduk ditempat kosong disamping Sehun.