"Eh sorry, ini meja buat teman gue."
Aku menoleh kearah sosok gadis yang terlihat sok cantik dengan rambut panjangnya. Aku melihat dirinya dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Aku kembali melihat dirinya yang masih menampilkan tampang sok cantik.
"Lo ngomong sama gue?"
Wajahnya menampakkan kalau dirinya tak suka mendengar pertanyaan dariku.
"Iya lo lah! Lo udah nempatin tempat buat teman gue."
"Temen lo udah dateng?" Tanyaku dengan santai, tidak seperti dirinya yang terlihat nyolot.
"Belum. Dia masih dijalan."
"Siapa cepat dia dapet!"
"Enggak bisa gitu lah. Ini kan buat teman gue, biar gue sama dia dekatan."
"Cari aja sana meja yang lain. Lo pikir ini sekolah punya orang tua lo!"
"Lo jangan belagu deh." Aku memilih diam daripada harus emosi melayani orang belagu begitu. "Eh lo dengar gue ngomong enggak?!" Bentaknya.
Aku menatapnya kembali dengan tatapan tak sukaku pada nada suaranya. Memang bukan pertama kalinya aku dibentak, tapi siapa dia yang membentakku. Tahu namanya pun tidak, tapi dia sudah berani membentakku.
"Apa lagi?" Tanyaku dengan nada suara tak suka.
Perubahan wajahnya berubah menjadi takut. Tidak seperti awalnya dia yang berlaga penguasa.
"ALYNNA!"
Aku melihat sosok gadis yang terlihat begitu ceria dengan senyum diwajahnya. Gadis yang tadi mulai mengajakku duel menoleh. Dapat dipastikan kalau namanya Alynna.
Gadis ceria itu datang menghampiriku dan Alynna.
"Gue duduk dimana?" Tanya gadis ceria itu.
Alynna memutar tubuhnya kearahku dengan tatapan tak sukanya. Dia menunjuk meja yang sudah aku tempati. Berarti meja yang aku tempati untuk gadis ceria itu.
"Ditempatin cewek dingin ini, Wang." Lapor Alynna tak suka.
Gadis ceria itu menoleh kearahku. Dia tetap senyum lalu mengulurkan tangannya padaku.
"Hai kenalin nama gue, Mawar. Mawar Diara Aisha!" Kenalkan dirinya padaku.
Aku menerima uluran tangannya. "Gue Bulan. Bulan Diraleen!" Ucapku menyebut namaku.
Mawar memeluk lengan Alynna dengan lembut. "Bulan, kenalin ini teman gue dari SMP tapi baru dekat kemarin disemester 1. Dia namanya Alynna Razara. Dia emang suka nyolot tapi dia baik kok."
Alynna terlihat tak suka dengan perkataan Mawar. Aku hanya mengangguk tanpa berniat membalas ucapannya. Mawar celingak-celinguk mencari sesuatu lalu Mawar melepas tangannya dari lengan Alynna.
"Gue duduk di sini aja. Kelas 2 nanti, baru kita dekatan ya, Bulan, Alynna!" Mawar melepas diri lalu duduk dimeja nomor dua baris dua.
Alynna menghentakkan kakinya lalu menatapku sinis. Aku tak mempedulikannya. Ternyata Alynna duduk dimeja belakangku. Pantas saja dia ingin Mawar ditempatku, ternyata dia dibelakangku.
Bel sudah berbunyi dan semuanya berlarian ke kursi masing-masing. Aku memperhatikan sosok Mawar yang terlihat sangat easy going pada siswa lainnya yang duduk didepan, disamping atau dibelakangnya.
"Mawar ngapain sih kenal-kenalan sama mereka. Kalo nanti gue enggak diajak main, gue sama siapa?"
Aku terdiam setelah mendengar ucapan Alynna yang begitu takut kehilangan Mawar. Ternyata Mawar hanya dimanfaatkan oleh Alynna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinggal Kenangan
Teen FictionIni kisahku di 10tahun lalu, semasa aku masih menjadi remaja labil. Tentang cinta pertama yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Sebelum mengenalmu--- Aku pernah patah hati, tetapi tidak pernah sesakit karenamu. Aku pernah bahagia, tetapi aku ing...