"Sandra, bangun sayang, nanti kau telat" Pinta seorang wanita paruh baya.
"5 menit lagi bun" jawab seorang anak yang dipanggil dengan sebutan Sandra.
"Hey, ayo bangun, ini sudah jam 7 pagi"
Sontak Sandra bangun dari tidurnya dan langsung pergi ke kamar mandi.
"Dasar anak itu, seorang atlet Internasional yang terkenal jago bela diri tapi bangun tidur saja masih malas" ucap sang bunda lalu pergi dari kamar Sandra dan menyiapkan sarapan untuknya dan keluarganya.
Sedangkan kini Sandra baru selesai mandi dan sudah mengenakan seragam sekolahnya, dia buru buru menyisir rambutnya dan memakai bedak lalu liptint. Ketika ia memakai jam tangannya, ia masih melihat jam baru menunjukan angka 06:15, serasa tak percaya dengan jam tangannya, ia beralih pada benda pipih yang tergeletak di bawah bantalnya, dan menyalakannya. Lagi lagi, jam menunjukan angka yang sama. Diapun mengambil tasnya, dan pergi ke dapur.
Disana sudah terdapat ayahnya yang sudah mengenakan jas dokternya. Iya ayah Sandra adalah seorang dokter spesialis bedah. Dan di depan ayahnya ada kakak kembar laki lakinya. Sandra dan kakak laki lakinya adalah kembar tidak identik. Kakak laki lakinya bernama Alford Gilberto Yusni. Yusni adalah nama belakang ayahnya.
"Pagi ayah, pagi bunda, pagi brother" sapa Sandra sembari duduk di sebelah Alford.
"Pagi juga" jawab mereka serempak.
"Bunda bohong kepadaku, ini masih jam 06:25"
"Hey jika bunda mebangunkanmu di jam 06:15, kau akan terlambat kesekolah, jadi bersyukurlah bunda membangunkanmu" omel bunda
Jika seperti ini Sandra akan kalah dengan bundanya. Ya karna bundanya itu sangatlah cerewet, jika ia berdebat dengan ibunya maka ia akan kalah debat.
"Sudah sudah, pagi pagi jangan berdebat itu tidak baik ok, sekarang ayo kita makan" lerai sang ayah.
Mereka pun mengambil nasi serta lauk pauk lainnya dan menaruhnya di piring mereka masing masing.
"Selamat makan" ucap mereka semua, lalu memakan makanan yang dihidangkan oleh Ibunya itu.
Tak ada yang bersuara ketika makan, hanya ada dentingan sendok. Sampai salah satu dari mereka selesai makan lalu minum, lalu pergi untuk mencuci piringnya. Dan kembali ke meja makan.
"Kak, ayo cepat aku mau nebeng sama kamu hehe" ucap sang adik kepada sang kakak.
"Iya sabar satu sendok lagi"
Dan Alford kini telah menyelesaikan makanannya, dia minum air putih lalu mencuci piringnya sendiri. Lalu pergi kembali kemeja makan.
"Ayah bunda kita pamit" ucap si kembar lalu mengambil tas mereka masing masing.
Sandra kini telah menunggu kembarannya memakai sepatu, sedangkan ia sendiri sudah memakainya ketika hendak pergi sarapan pagi.
Setelah selesai memakai sepatu, Alford kini mengambil motornya di garasi, lalu memanaskan mesinnya. Setelah itu Alford memakai helmnya, dan pergi menuju arah Sandra yang sedang berdiri didepan gerbang rumahnya.
"Nih pake" pinta Alford sambil menyulurkan helm satunya kepada Sandra, dan Sandra menerimanya.
"Kak ini pengaitnya rusak ya? Susah banget dikaitin kaya hati aku ke dia" ucapnya sambil terkekeh.
Alford yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas. Lalu dia mengaitkan pengait helm dan menyuruh Sandra agar cepat naik ke atas motornya. Dan melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.
Oh iya, ini adalah hari pertama mereka ujian kelulusan. Sesampainya di sekolah Alford memarkirkan motornya di parkiran khusus murid yang dekat dengan lapangan Indoor. Sekolah mereka lapangannya memang dekat dengan gerbang dan parkiran murid.
Sandra terlebih dahulu turun lalu diikuti oleh Alford. Sandra kini telah berusaha membuka pengait helm.
"Ish tadi gabisa dipasang sekarang gabisa dilepas. Ini helm maunya diapain sih, jengkel saya. Kak tolong bukain dong pengaitnya susah tau" kesal Sandra.
Alford yang baru selesai menaruh helmnya di kaca spion langsung menoleh kearah Sandra yang masih berusaha melepas pengait helmnya.
"Nanti ingatin kakak buat beli helm baru ya, ini pengaitnya memang kayak gini" ucap Alford sambil membuka pengait helm.
Sandra hanya mengangguk, lalu pengait helmnya terlepas dan sandra membuka helmnya lalu diberikan kepada Alford, dan diterima olehnya. Sedangkan Sandra memperbaiki tatanan rambutnya yang berantakan.
"Kak aku pergi dulu ya. Kakak semangat ujiannya, semoga berhasil" ucap Sandra sambil menyemangati kakaknya dan diangguki Alford sambil tersenyum kecil.
Sandra lari menuju papan pengumuman untuk mencari namanya dan berada diruang mana ia melaksanakan ujian kelulusan. Setelah mendapatkan namanya, ia segera pergi keruangannya.
Sesampainya dikelas ia melihat sudah ada beberapa teman sekelasnya yang sudah hadir. Sandra pergi mencari tempat duduknya yang dimana disetiap meja akan dipasang nama mereka masing masing.
Setelah mendapatkan bangkunya ia duduk disitu lalu mengambil handphonenya di dalam tasnya. Waktu pelaksanaan ujiannya masih lama jadi ia santai saja terlebih dahulu.
Saat sedang asik bermain game di handphonenya tiba tiba ada telfon masuk dari nomor pelatih bela dirinya. Dengan segera ia mengangkat telfonnya dan pergi keluar kelas.
"Halo"
"..."
"Oh begitu, tapikan saya masih harus ujian besok"
"..."
"Umm, baiklah kalau begitu. Saya nanti juga akan izin dulu ke ayah sama bunda"
"..."
"Tidak apa apa, bapak datang aja. Sekalian jelasin ke ayah sama bunda, kalo aku yang jelasin nanti takutnya mereka ga paham"
"..."
"Iya selamat pagi"
Setelah Sandra mematikan telfonnya ia segera masuk kekelas, dan bertepatan dengan bel pelaksanaan ujian akan segera dimulai.
Sandra duduk di bangkunya lalu memasukkan handphonenya kedalam saku roknya.
Selama Sandra sekolah di SMA Darmawangsa ini, ia tak mempunyai teman sama sekali. Bukan tak punya sih, banyak yang menginginkan untuk menjadi temannya. Namun ia rasa mereka tak serius dalam berteman dengannya. Mereka berteman hanya untuk kepopuleran mereka sendiri, dan pasti akan datang disaat mereka butuh. Itu sebabnya Sandra tak ingin mempunyai teman, ya karna ia pernah mengalaminya dulu.
Selang beberapa menit guru pengawas mereka datang sambil membawa map berisikan lembaran soal dan jawaban.
"Selamat pagi class, siap untuk ujian kali ini?" Tanya sang guru.
Tak ada jawaban dari murid.
"Saya anggap kalian siap, baiklah kumpulkan tas kalian kedepan yang membawa handphone kumpulkan ke saya. Yang mempunyai contekan segera dibuang atau masukan kedalam tas. Sampai saya dapat kalian mencontek saya tak akan mengizinkan kalian untuk mengikuti ujian hari ini" ancam guru.
Semua murid dengan segera mengumpulkan tasnya kedepan dan mengumpulkan handphone mereka ke meja guru. Setelah itu mereka duduk di bangku mereka masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
JusSan
Teen Fiction○Cassandra Gilbert Yusni →Sering dipanggil dengan nama Sandra, wanita yang hidup di keluarga sederhana, wanita yang bisa menguasai berbagai jenis bela diri, sang juara internasional dalam atlet bela diri Taekwondo, wanita yang bodoh dalam mata pelaj...