"Ada apa dengan foto ini?" tanya manweol
"Eoh tunggu kau mengenalinya?" lanjut Manweol
"Ah aniya-, hanya saja ia mirip dengan salah satu karakter di drama kesukaanku hehe" elak irene sambil menyengir kuda
Manweol tersenyum "ah iya ini nenek ku, ia sudah meninggal 6 bulan yang lalu"
"begitukah? Maaf kan aku karna sudah membahasnya kembali" Irene
"Gwaenchana, sudah pulanglah nanti keburu malam"
"Ah iya sampai jumpa~"
Foto itu adalah foto orang yang sama, yaitu wanita tua yang pernah irene temui di beberapa waktu lalu. Ingat kah kalian? Pada saat irene memberi apel padanya dan orang itu menghilang setelah mengatakan sesuatu yang membuat irene bingung.
(Ada di part 'Clarity')
"Baiklah Bae Irene, mungkin dalam hidupmu saat itu kau bertemu dengan setan" batin irene
"Dasar bodoh bisa bisanya ia mengelak dengan alasan yang mengada ngada" batin joy kesal
In the car
"Bibi! Kau tahu seulgi eonnie itu sangatlah sensi terhadap pasiennya, terkadang pada saat ia jengkel ia pasti menyuruh dokter lain untuk mengobati pasiennya" cerita yeri
"Ah begitukah? Hmm ternyata seulgi ku ini sudah menjadi dokter kau masih tak berubah" Jina
"Yak enak saja kau berbicara seperti itu yeri! Aku ini pemilik rumah sakit jadi bebas mau melakukan apa" Bela Seulgi
"Terserah kau saja eonnie, bibi! Kalau aku itu sering sekali menjadi korban ocehan dari Jisoo eonnie, mentang mentang aku ini bawahan sekaligus tangan kanan nya ia seenak jidat memarahi ku cih" adu Jennie manja hanya membuat Jina terkekeh
"Kata siapa?! Kau saja yang selalu menghidupkab lagu berjudul 'solo' itu dengan volume yang keras, mengganggu aku bekerja saja" balas Jisoo tak terima
"Mungkin kau saja yang begitu, kalau aku selalu diberi pekerjaan oleh Irene eonnie, memang yah menjadi manager itu susah"Wendy
"Susah matamu! Gajihmu juga sangat besar jauh dari gajih manager pada umumnya dasar maruk!" ledek irene yang sedang mengendarai mobilnya
"Haha aku bahagia kalian masih seperti dulu, kadang akur kadang tidak, dan iya kalian yang masih bersekolah nanti akan mengambil jurusan apa?" Jina
"Hmm mungkin aku akan mengambil ke pengusaha pertambangan emas, sama seperti manweol" Lisa
"Majja bibi! Aku juga akan mengambil jurusan yang sama kemungkinan aku akan menjadi tangan kanan Lisa eonnie nanti semoga saja aku tak diomelinya setiap hari"Yeri
"Yak aku tak seburuk unniemu yang lain dasar manusia lolipop!" Lisa
"Kalau aku akan menjadi pembisnis hotel, dan nanti aku akan mengajak bibi ke hotel mewahku untuk menginap disana, dijamin aku akan memberi fasilitas yang sangat baik" Ucap Rose mantap
"Wah bagus kalau begitu, Joy? Kau mau mengambil jurusan apa nanti?"
" sejauh ini aku berfikir bahwa cara bicaraku berbeda, dan aku sebenarnya memutuskan untuk ke jalur pengadilan, aku ingin menjadi pengacara yang handal dikota ini" ucap joy tersenyum
"Anak anakku berbakat sekali, teruslah kejar cita citamu dan banggakan bibi mu ini" Jina ikut tersenyum sambil mengelus rambut anak anaknya
"Ayo, kita sudah sampai" ucap Irene
Mereka masuk kedalam mansion BlackVelvet, Han Jina dibuat menganga oleh pemandangan tempat tinggal anak anaknya
"Kalian tinggal disini??" tanya Jina masih tak percaya yang hanya dibalas anggukan oleh anak anaknya
"Wahh jinjja?, aku bangga pada kalian sungguh" ucap jina lalu anak anaknya memeluk Jina membuat suasana mansion yang tadinya sepi terganti menjadi suasana haru dan bahagia
"Ah iya bibi, manweol bilang bahwa barang barangmu akan dikirim bahawannnya besok, sedangkan belum ada kamar untuk mu jadi kau tidur bersama ku saja" Irene
"Ani! Aku yang ingin tidur bersama Bibi!" ucap Jennie lalu memeluk jina seakan tak mau kehilangannya
"Hey! Aku ini anak bungsu! Seharusnya aku!"Yeri
"Aku anak paling cantik! Seharusnya aku bukan kalian!" Rose
"Aish kalian ini cerewet sekali yang ada bibi tak betah dengan kalian! Lebih baik aku saja" Joy
"Tidak tidak! Aku saja" Wendy
"Aku lebih baik!" Seulgi
"Kalian kenapa?! Biar aku saja yang tidur dengan bibi!" Jisoo
"Tidak aku!" Jennie
"Aku!" Lisa
Perdebatan sengit itu membuat Irene ingin membuang adik nya satu persatu ke neraka, namun ia baru ingat bahwa ia masih sayang pada adik adikya itu
"YAK BERHENTILAH BERTENGKAR!" Teriak Irene membuat semua seketika hening begitupun Jina yang agak terkejut
Irene menarik nafas dalam dalam, berusaha mengontrol emosinya.
"Huh.., begini saja. Aku akan lempar koin lalu kalian harus menangkapnya, yang menangkapnya duluan bisa tidur dengan bibi jina"
"Siapa takut?!" Lisa
"Baiklah bibi kemarilah, dan kalian ambil posisi!" Tegas Irene
Irene mengambil koin dari tasnya lalu melempar kearah adik adiknya, dengan segera mereka memperebutkan koin itu dengan ricuh membuat irene berfikir bahwa adik adiknya itu sebenarnya adalah sekumpulan ikan yang belum dibeli makan selama 7 hari.
"Yash!! Aku dapat!!" seru Jisoo
"Yah aku baru mau menangkapnya!"Wendy
"Kau telat wlee" Jisoo menjulurkan lidahnya
"Baiklah bibi kau tidur bersama Jisoo ne?" Irene
"Baiklah irene, kajja Jisoo kita tidur" ajak Jina lalu mereka pergi ke kamar
"Kalian tidurlah, ini sudah malam, dan jika kalian ribut lagi, siap siap tidur ditaman" Irene meninggalkan ketuju adiknya yang masih berdiri di ruang tamu
--
TBC sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect of BlackVelvet ✔
Fanfictiongabut kan? baca ini - typo bertebaran ⚠️ - Hanya kisah BlackVelvet hasil khayalan author semata Hidup itu rumit, kejam, dan berat. Maka jagalah orang orang yang kamu sayang. Layaknya BlackVelvet 9 wanita yang tetap terikat walau sebesar apapun masa...