Mila heran karena Michael mengantarnya pulang. Padahal tadi lelaki itu mengatakan akan mengajak Mila ke rumahnya.
"Kok kita ke rumah aku? Tadi kan kamu bilang kita mau ke rumah kamu," ucap Mila.
Michael tak menjawab. Lelaki itu terus memikirkan perkataan Mila. Bagaimana bisa kekasihnya itu bekerja di perusahaan musuhnya?
Bukan tanpa alasan Kevin dan Jeremy membenci Michael, begitupun sebaliknya.
Dulu orangtua Kevin, orangtua Jeremy, dan orangtua Michael bekerja sama membangun sebuah perusahaan. Susah payah mereka membuat perusahaan yang kini sukses itu. Namun orangtua Michael egois.
Orangtua Michael ingin menguasai perusahaan itu. Orangtua Michael lalu memfitnah orangtua Kevin dan Jeremy, hingga mereka diusir dari perusahaan. Mereka berdua pun mengarang cerita bohong pada Michael. Mereka mengatakan bahwa orangtua Kevin dan Jeremy adalah penghianat. Akhirnya sampai sekarang Michael membenci Kevin dan Jeremy.
Michael semakin tak suka dengan Kevin dan Jeremy, karena perusahaan mereka berdua berada di posisi pertama dan kedua. Sementara perusahaan Michael, berada di posisi ketiga.
"Mike?" Mila membuyarkan lamunan Michael. "Kamu kenapa?"
"Berhenti bekerja sekarang," ucap Michael penuh penekanan.
"Maksud kamu apa?"
"Berhenti bekerja di Geraldi Company"
"Kenapa? Aku kan baru seminggu kerja di sana," ucap Mila tak terima. "Emang kamu pikir cari sekretaris itu gampang"
"Oh, jadi kamu berani lawan aku?!" ucap Michael dengan nada tinggi.
Mila terdiam. Michael selalu saja seperti ini. Tidak pernah mau mengalah.
"Berhenti kerja di Geraldi Company besok atau kita putus!"
Ucapan Michael bertepatan dengan mobilnya yang berhenti di depan rumah Mila. Mila pun turun dari mobil, lalu menutup pintu mobil dengan kasar. Gadis itu berjalan dengan cepat masuk ke dalam rumah.
'Brak!'
Pintu di tutup Mila dengan keras."Eh, pintunya bisa rusak loh," ucap Reni.
"Tante..." Mila duduk di samping Reni lalu memeluk wanita itu.
"Kenapa? Hm?" ucap Reni lembut.
Mila terdiam. Reni mengerti, bahwa gadis cantik di sebelahnya ini belum siap bercerita.
"Kalau udah siap, tante selalu sedia mendengar kamu," ucap Reni. Sepertinya Mila tak mendengarnya karena kini gadis itu memejamkan mata.
***
Keesokan harinya di kantor, Kevin cemas melihat Mila. Gadis itu sering melamun dan gagal fokus. Wajahnya juga terlihat pucat.
Kevin ingin bertanya pada Mila apakah dia punya masalah. Namun pria itu terlalu gengsi untuk mengatakannya. Terpaksa Kevin menunggu Ve datang ke kantornya.
Kevin yang sedari tadi bolak balik masuk ke ruangannya, mengundang tanda tanya Jeremy yang kebetulan sedang berkunjung ke kantor Kevin.
"Ada apa denganmu, Vin? Sedari tadi kamu seperti setrika," ujar Jeremy.
"Aku pusing, Jer."
"Pusing kenapa?"
"Kamu tidak melihat Mila? Wajahnya pucat, sepertinya dia sakit. Aku khawatir dia kenapa napa," jelas Kevin.
Jeremy pun menatap Kevin jahil. Wah, rupanya sahabatnya ini sedang khawatir.
Kevin yang baru saja sadar akan ucapannya, segera meralat. "Maksudku aku khawatir jika dia kurang sehat pekerjaannya tidak akan selesai dengan baik"