Chapter 13: Hanya milikku.

753 60 61
                                    

"Dia milikku. Selamanya. Seutuhnya."

_Jodohku Ya Kamu_

🐦🐦🐦

Seperti biasa, pagi yang diawali dengan tahajud berjamaah dan juga subuh berjamaah, karna sepertinya Masjid disini lumayan jauh, jadilah Rey shalat dirumah.

Dan setelahnya, mereka berencana untuk jalan pagi bersama. Awalnya Ara menolak, karna ia sangat malas bila olahraga.

Tapi, lagi-lagi Rey mengancam dengan ancaman biasanya. Karna Rey juga ingin istrinya itu sehat.

Mereka berkeliling sekitar hotel, dari jalan beriringan, gandengan atau lari-lari kecil.

Dan kini Rey merangkul Ara mesra. Keringatnya sudah bercucuran padahal.

"Em sayang?" Ara hanya berdehem. Rey melirik Ara. "Nih liat nih keringet aku nih,"

Rey berucap sembari menunjuk-nunjuk keringatnya. Ara mendongak, karna memang Rey lebih tinggi darinya.

Ara hanya mengangguk saja lalu pandangannya ia alihkan lagi. Rey geram. Ara ini memang tidak peka.

Rey berdecak, "lap-in dong..." rengek Rey dengan raut cemberut. "Males." Rey membelalak mendapat jawaban dari istrinya.

Ia berdecak lalu melepas rangkulannya. Ara terkekeh. Ia bukan tidak peka, hanya saja ia sedang ingin jahil.

Kemudian Rey berlari kecil mendahului Ara. Rey berlari kecil dengan mundur, Ara menggeleng saja.

"Larinya madep depan Mas! Nanti nubruk!" peringati Ara pada Rey. Rey menggeleng.

"Biarin," Rey menjawab sembari menjulurkan lidahnya mengejek Ara. Ara memutar bola matanya malas.

Dan matanya menangkap sesuatu-- toko donat. Mata Ara berbinar. Ditatapnya Rey.

"Mas!"

Rey hanya mengangkat dagunya, isyarat bertanya 'apa'. Ara mencoba menyusul Rey dengan mempercepat jalannya.

"Itu," rengeknya sembari menunjuk toko donat itu. Rey memincingkat matanya, ia berhenti berlari. Dia menatap lekat Ara.

"Kita lomba lari sampek taman sana?" Ara mengernyit. Ia meminta donat, bukan ingin lomba lari.

"Kalo kamu menang, mas kasih banyak donat. Kalo kalah..." Rey menggantung ucapannya, ia terkekeh sejenak, Ara sudah bisa menebak apa keinginan suaminya itu. Seperti biasa.

"...kalo kalah kamu cium aku didepan banyak orang..."

Nah kan! Benar dugaan Ara. Ara mendengus. Rey menaik'kan turunkan alisnya.

"Mulai!" Ara berucap sembari berlari cepat mendahului Rey. Dan untungnya ia mengenakan celana dan tdak ketat. Rey terkejut dicurangi seperti itu.

Ia pun mengejar Ara, kecepatan Ara tak seberapa, Rey sejujurnya ingin mengalah, tapi ia juga lebih ingin mendapat ciuman itu.

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang