18

9 1 0
                                    

Ketiga muda mudi itu terlihat menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka, menambah kesan cantik dan tampan di wajah mereka. Tadi, Kala berencana mengajak Fajar dan Gading untuk memeriahkan suasana, tapi Juna dengan keras mengatakan tidak. Bisa hancur liburan mereka jika duo titisan firun itu ikut dengannya. Jadilah mereka cuma mengajak Salwa.

"Kita kesini cuma khusus buat berjemur aja"kata Kala yang sudah mulai bosan. Bagaimana tidak hampir setengah jam mereka hanya duduk berjemur di bawah terik matahari.

"Nikmati aja Kal, namanya juga kepantai ya berjemur lah. Kalo mau nyalon ke mall sana" Kala mengumpat kecil mendengar perkataan Juna. Ternyata mulut Juna tidak ada bedanya sama dou curut itu. Pantas saja mereka awet sekali bertiga.

"Kal ke sana yok temenin gue"ajak Salwa ke salah satu cafe dekat pantai.

"Ayok, gue juga bosan dari tadi dikacangin mulu. Bucin trozzzz" kata Kala bangkit meninggalkan Qinan dan Juna yang sedari tadi asik bercanda.

"Iri aja lo laba-laba" kata Juna agak sewot.

"Enak aja lo ngatain gue laba-laba, nggak liat lo wajah ganteng gue jadi tontonan gratis disini" sahut Kala tak kalah sewot dia tidak terima juna mengata-ngatai nya.

"Hust hust sana ganggu orang pacaran aja" Juna mengusir Kala, Kala hanya menatap sinis kearah dua makhluk di depannya. Jujur saja Kala sedikit masih belum bisa mengikhlaskan Qinan untuk Juna, kadang muncul rasa cemburu melihat kebersamaan keduanya, dulu gadis itu hanya tertawa untuk nya, tapi sekarang ia harus melihat Qinannya tertawa karena orang lain .

"Juna gak boleh gitu kasian Kala" kata Qinan menasihati Juna.

"Hehe canda sayang" ucap Juna dengan cengiran menyebalkan.

"Salwa lo mau pesan apa?" tanya Kala yang sudah siap untuk memesan makanan untuk Salwa.

"Gue pesan lemon tea aja Kal " Kalq segera memesan minuman untuk mereka.

"Sal?"

"Iya"

"Menurut lo Juna baik nggak buat Qinan." Tanya Kala, karna Kala tau Salwa adalah sahabat terdekat Qinan. Mungkin saja Qinan pernah curhat masalah Juna.

"Sebenarnya Kal, Qinan masih ragu sama Juna" Kala makin penasaran dengan itu.

"Kenapa?kok bisa? " Tanya Kala yang mulai kepo.

"Tapi ini rahasia kita ya, Jangan bilang sama Qinan kalo gue cerita sama lo"

"Awas aja sampe bocor, gue rebus badan lo sama minyak goreng" Kala hanya terkekeh lucu mendengar perkataan gadis didepannya.
kata Salwa,Adam tersenyum sambil mengacak rambut Salwa.

"Trust me sal"

"husft okee bentar tarik napas, buang" Salwa menarik napas dalam-dalam memulai cerita, dah itu lucu dimata Kala, sekali lagi dia senyum tipis terbit dari wajah lelaki itu.

"Jadi si Juna itu mantan pacar nya teman gue dulu, Qinan juga pernah cerita sama gue kalo Tara nggak ngebolehin dia dekat-dekat sama Juna. Dengar-dengar sih si juna badboy dulu nya." Kala terus fokus menyimak mendengar penjelasan Salwa.

"Trus kenapa Qinan ragu?" Tanya Kala kembali.

"Ya karna Juna mantan playboy congekk, ni ya kalo gue jadi si Qinan gur juga mikir 1999 kali buat jatuh cinta sama si Juna, bisa-bisa gue dicampakin nanti" gadis itu terlalu menggebu-gebu

"Qinan nggak mau kalo Juna cuma mainin perasaannya. Tapi Juna berapa kali yakinin Qinan kalo yang dia dengar itu gak benar, dan Qinan otomatis percaya." Sambung Salwa.

"Kalo lo gimana ngeliat si Juna?"

"Gue sih biasa aja ya, tapi dia ganteng bangett anjirr kek kek kek waw aksjshsjsj tidak bisa berword-word" Kata salwa sambil membayangkan muka tampan Juna, yang menurut sangat tidak manusiawi.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang