1

324K 21.9K 24.4K
                                    

Plakk

Suara tamparan itu menggema di kediaman Na. Jaemin berdecih sambil mengusap ujung bibirnya yang berdarah. Dipandang ayahnya itu membuat dirinya ingin pergi dari rumah.

"Papa udah bilang kalau Haechan gaboleh kecapean. Kenapa kamu biarin dia bersihin toilet?"

Jaemin masih diam memandang sang ayah. Disana terlihat Haechan dan ibunya yang sedang menutup mulut dengan tangan karena merasa kaget.

"Aku juga udah bilang kalau itu keinginan dia sendiri. Kenapa papa malah nyalahin aku?"

"Kamu kan bisa tahan dia"

"Tapi dia sendiri yang maksa"

Ayah Jaemin, Na Jiyeol masih memandang Jaemin dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Dia masih kesal kenapa Jaemin tidak mau menuruti perkataannya.

"Kamu gabisa nurutin papa kali ini?" Jiyeol masih bicara dengan lebih lembut kali ini.

"Papa juga gapernah nurutin aku kan?"

"Papa gapernah ngedidik kamu jadi anak yang pembangkang, Jaemin"

"Karena papa emang gapernah ngedidik aku."

"Jaemin, udah. Kamu jangan ngelawan papa kamu lagi". Kali ini ibunya Jaemin, Na Suhwa yang berbicara. Mendengar itu Jaemin semakin tersulut emosi.

"Ya ya ya emang anak kalian cuma Haechan aja. Jaga aja tuh Haechan kalian"

Jaemin berjalan menuju ke kamarnya. Dia memandang Haechan dan berhenti sejenak.

"Lo nyusahin, Chan"

Setelah itu Jaemin melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya. Di kamarnya, dia memandang foto yang terletak di nakas. Lalu memeluk foto itu.

"Jaemin kangen bunda"

Setelah itu jaemin tertidur karena merasa lelah seharian bertengkar dengan ayahnya.

****

Jam menunjuk ke angka 8. Jaemin menggeliat pelan. Cukup lama dia tertidur dan ia yakin malam ini ia tidak akan bisa tidur.

Tok tok tok

"Jaemin ayo turun. Makan malam"

"Hmm. Pergi lo"

"Kamu baru bangun tidur?"

"Ck. Pergi sana. Gue turun bentar lagi"

Jaemin menghela napas setelah tidak terdengar lagi suara dari Haechan. Dia malas. Jika saat makan malam biasanya orangtuanya hanya akan sibuk dengan Haechan tanpa mempedulikan eksistensi dirinya.

Memaksakan diri, Jaemin turun menuju ruang makan. Dilihatnya ibunya sedang menyuapi Haechan obat sebelum makan dan ayahnya sedang mengelus rambut Haechan.

"Yaa Happy Family"

Jaemin melangkahkan kakinya menuju Meja makan. Dan Haechan dengan semangat memanggil Jaemin.

"Jaemin. Sini sini"

Jaemin hanya berdecih dan tersenyum paksa. Makan malam pun dimulai dengan khidmat.

"Haechan. Lulus nanti kamu mau ngambil jurusan apa?" Mamanya memulai pembicaraan dengan Haechan.

"Aku mau ngambil hukum sih rencananya. Aku pengen jadi pengacara"

"Oh bagus itu. Kamu bisa jadi pengacara nanti"

"Kalau jaemin? Mau jurusan apa?" Kali ini mamanya bertanya kepada Jaemin. Masih ingat Jaemin ternyata.

Cassé || Nomin ☑️ (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang