BONCHAP GES UwU💚

31.2K 2.5K 1K
                                    

BONUS CHAPTER

I don't know why, tapi author pengen kasih kalian bonus chapter a.k.a bonchap~

UwU

Tapi please untuk pencet tombol vote nya. Dan komen sebanyak banyaknya.

Oke?

Here we go...

.
.
.
.
.

drap drap drap drap

"Bundaaa!" teriak bocah berusia 5 tahun itu dengan suara cemprengnya yang mampu merusak telinga kalian.

Bocah itu lari dengan kedua kaki mungilnya dan berusaha setengah mati menaiki sofa ruang tengah.

"Bunda! bunda!" panggilnya lagi.

Merasa dipanggil oleh dajjal. ggg canda sayang. Oke, ulang merasa dipanggil oleh anaknya sendiri, perempuan bersurai hitam itu tersenyum.

"Nape sih bocah?" gumamnya sambil jalan mendekati anaknya sendiri.

"Kenapa sih? manggil manggil bunda mulu? kamu nge fans ya sama bunda?" tanya perempuan itu sambil menggendong anaknya. Ia memberi kecupan lembut pada pipi empuk bak lemak sapi. ggg canda woi.

"Bunda nih kalo dipanggil nengok kek. Aku kan cape teriak teriak" ucap bocah itu sambil memainkan rambut bundanya.

Jena tersenyum.

IYA! ITU JENA GES! AKHIRNYA PUNYA ANAK JUGA!!

BAPAKNYA SAHA? GAK TOFU AING.

oke..

"maafin bunda ya. Kan bunda lagi sibuk masak. Mana adek kamu bang?" tanya Jena sambil merapikan poni rambut milik anaknya itu. Bocah itu malah memeluk leher Jena dan merengut sedih.

"Buuun" rengek bocah itu.

"kenapa bang? manja amat" gumam Jena sambil membawa bocah itu ke dapur.

"Aku laper, hehehe"

Ini Jena kalo gak inget itu anaknya sendiri udah di rebus kali. Jena tertawa lembut selembut bulu ketek kalian eh- emangnya lembut ya? otw ngeraba raba deh. Apa si...

Bocah itu berdiri di meja dapur dan mengambil wortel yang belum di cuci. Dengan segala imajinasi yang bocah itu miliki, ia menggerak gerakkan wortel itu seperti super hero yang lagi terbang di angkasa. Ngerti gak sih? frustasi aku tuh mikirin kalimatnya biar kalian ngerti.

"Bang, itu wortelnya mau dicuci" ucap Jena dengan lembut.

"nih bun" ucapnya sambil memberikan wortel itu.

"BUNDAAAAAA!!"

"anj- sabar sabar. Lo udah jadi emak, gak boleh ngomong kasar"monolog Jena sambil mengelus dadanya. Bukan dada anaknya :)

"adek kamu kenapa?" tanya Jena sambil melihat ke arah bocah yang tengah memeluk boneka monyet nya.

"Ayah jahat, bun. Masa ayah ngilel di baju aku" ucap perempuan itu sambil memperlihatkan bajunya yang sedikit basah. Jena terkekeh dan mengelus kepala anak kedua nya itu.

"Ayah juga ngomong ngomong sendili. Padahal lagi tidul. Telus juga ketawa ketawa sendili" adu bocah itu.

"dek, mungkin ayah lagi gila" tanya sang abang ke adek nya itu.

"ooh gitu. Jadi ayah kita itu olang gila?" tanya si kecil yang membuat Jena antara sedih dan senang. Entahlah...

ceklek

KETOS⇝LEE TAEYONG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang