prolog

9 2 17
                                    

👣Attention👣
Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan sang idol, ini semua murni dari kehaluan author semata.

Tingalkan komen dan vote kalau berkenan ya 😘

Bunyi denting jam yang saling bersahutan terdengar mengema dalam ruangan nan luas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi denting jam yang saling bersahutan terdengar mengema dalam ruangan nan luas itu. Disana terdapat seorang pria dewasa yang tengah sibuk berkutat memperbaiki sebuah alat yang berada di atas meja kerjanya. Ia tampak tak terganggu sama sekali oleh kebisingan yang terjadi di sekitarnya.

Dari balik pintu munculah seorang wanita peruh baya dengan nampan berisikan segelas teh hangat dan beberapa biskuit di atasnya. "Kookie...Kau tidak lelah?" ujarnya menghampiri pria tersebut.

"Ah Imo, apa yang Imo bawa?" tanyanya menatap sekilas kedatangan sang Imo. Ia kembali memfokuskan pandangan pada alat yang sedang ia perbaiki itu lagi.

"Kookie-ah kau yakin akan melakukan itu?" ujar wanita paruhbaya itu. Di dudukan bokongnya di samping sang keponakan.

"Ne imo. Kookie yakin. Ini keinginan terakhir Appa dan Eomma. Apapun yang terjadi Kookie siap menghadapinya Imo" ujarnya dengan senyum yang tak luntur dari kedua bilah bibirnya meyakinkan sang bibi yang tengah menatap dengan sendu. "ah ya Maya Imo, boleh ku minta kunci bangunan jam gadang itu? "ujarnya lagi.

"Kunci jam gadang... Untuk apa? " tanya Maya memastikan ucapan keponakannya itu.

"Imo tak tau kalau di jam gadang itu terdapat sebuah mesin waktu... Hanya saja komponennya belum sempurna" Jungkook menjelaskaan pada sang bibi yang tampak terkejut mendengar ucapannya.

"Jungkook apa yang kau ucapkan. Jangan mengada-ada." Maya berujar pada sang keponakan.

"Imo aku tau kau mengetahui itu... Kau adalah salah satu orang kepercayaan Appa. Kau juga ikut dalam pembuatan mesin waktu itu. Aku pernah melihat foto-mu bersama Appa dan beberapa orang lainnya." Jungkook menyanggah ucapan Maya telak dengan semua kebenaran yang ia dapat dari buku harian sang Appa yang telah lama meninggal.

"Jangan gegabah kookie. Cukup appa-mu yang jadi korban dan pulang dalam keadaan sekarat" ujarnya tampa sadar dan membuat tatapan sang keponakan kembali teralih padanya.

"Jadi benar, Appa meninggal setelah perjalanan waktu untuk menemui Eomma? Kenapa semua menyembunyikan ini dari ku!" ujar Jungkook penuh penekanan pada tiap kalimat yang terucap dari bilah bibirnya.

Maya menyesali ucapannya. Ia merasa bersalah pada keponakan yang telah ia anggap putra kandungnya itu. Seharusnya ia menjaga mulutnya agar tak keceplosan seperti saat ini. Kim Taekyung ayah kandung Jungkook telah meninggal dunia 8 tahun yang lalu saat usia sang putra berusia 10 tahun. Ia pergi menjelajahi waktu untuk mencari sang istri yang begitu di cintainya. Ia berharap bisa menghidupkan istrinya kembali, namun naas ia harus pulang dalam keadaan sekarat dan berakhir dengan kematiannya beberapa tahun setelah perjalanan waktu yang ia tempuh. Sudah 9 tahun Jungkook dibesarkan dan di asuh Maya di tanah kelahiran Akira ibu kandung Jungkook. Tepat saat usia Jungkook menginjak usia 19 tahun, cerita yang harusnya ia simpan itu pun akhirnya terbongkar juga. Ia tatap wajah sembap dihadapannya itu dengan perasaan bimbang dan berakhir menceritakan semua kejadian masalalu sang adik.

 Ia tatap wajah sembap dihadapannya itu dengan perasaan bimbang dan berakhir menceritakan semua kejadian masalalu sang adik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi, Terimakasih sudah memberikan komen dan ngevote 😊😊

Salam sayang Ciolulu 😘😘😘

TIME TRAVELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang