Mencoba merelakan

26 10 2
                                    

Happy reading 😊

Cuaca pagi ini tidak se cerah biasanya. Langit tampak mendung, awan hitam berpadu dengan awan putih. Suhu pun terasa dingin, Dista memutuskan untuk memakai sweater yang cukup tebal. Hari ini ia berangkat sekolah bersama sahabatnya, Dira.

Ting!

Handphone Dista berbunyi, ternyata itu notifikasi LINE dari Dira.

AldiraZamora: Cepet keluar, gue udah di depan rumah lo.

Adista: Otw.
Read.

Dista segera turun dari kamarnya menuju gerbang rumah. Mobil Dira sudah ada disana, Dista segera masuk. Dan Dira langsung tancap gas menuju SMA BINA KARYA.

"Oh iya Ta, lo pacaran sama Dirga atau kakel yang di kantin kemarin?" tanya Dira.
"Dirga? Gue gak pacaran sama dia, terus kakel? Kak Defran maksud lo? Gue juga gak pacaran sama dia. Entah kenapa kehidupan SMA gue dilingkari sama orang-orang aneh Dir." ucap Dista menjelaskan.

"Tapi keliatannya mereka berdua suka sama lo. Apalagi Dirga, tatapannya itu beda kalo sama lo." Dira mengatakan itu dengan hati yang sedikit sakit.

Dista mendengus "Lo tau sendiri kan betapa susahnya nge buka hati. Apalagi gue baru kenal mereka. Sulit buat buka hati gue kembali Dir."

"I know, tapi lo nggak boleh terpuruk terus kaya gini. Lo harus coba lupain dia." ucap Dira.

"Gue terlalu cinta sama dia. Walau benci gue juga ada, tapi rasa cinta gue selalu nge halangi gue buat benci sama dia."

"Tapi Ta, lo harus bangkit." ucap Dira.

Tak terasa, mereka sudah sampai di pekarangan sekolah, Dira pun memarkirkan mobilnya.

"Udah lah, jangan bahas itu lagi." Setelah mengucapkan itu, Dista langsung keluar dari mobil dan pergi meninggalkan Dira.

"Sorry Ta, gue cuma pengen lo ceria kaya dulu. Sedih gue liat keadaan lo sekarang. Diluar lo emang have fun, ketawa ketawa. Tapi gue tau Ta, pas pulang ke rumah lo bukan Dista yang diluar. Lo sering nangis tentang keluarga ataupun dia." batin Dira.

Dira langsung berjalan menuju kelasnya.

______________________________________________

Tak terasa, bel istirahat telah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Dista segera memasukkan bukunya ke dalam laci.

"Dir, ke kantin yuk." Ajak Dista kepada Dira.

Tetapi yang menjawab nya adalah Dirga.

"Ayo, gue juga udah laper, Ta." Ucap Dirga.

"Dih, siapa yang mau ngajak lo. Gue mau ngajakin Dira." Dista berbicara dengan nada ketusnya.

"Siapa suruh nama dia mirip sama nama gue." Ucap Dirga.

"Jodoh kali, ayo Dir." ajak Dista kepada Dira.

"Amit-amit gue." Dirga berteriak.

"Kalo gue sih aamiin, Dir." Batin Dira.

Dista dan Dira berjalan menuju kantin.

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang