30 - learn to be a big brother pt.2

491 67 15
                                    

masih lanjutan dari chapter 29.

***

"Abang, tolong liatin adeknya ya. Papa mau ambil puding buat abang, oke?" Pinta Jinan pada Byounggon yang sedang asik menyusun puzzle. Byounggon hanya mengangguk lalu menatap adiknya yang sudah berumur 5 bulan.

Byounggon melengos, tidak terlalu memperdulikan adiknya yang sedang asik memainkan jarinya sendiri. Sampai akhirnya adiknya berguling tengkurap dan mengambil salah satu kepingan puzzle yang menarik perhatiannya.

"Adek jangan diambil," Ucap Byounggon. Ya tapi yang namanya bayi umur 5 bulan belum mengerti, jadi dia masih asik memainkan kepingan tersebut.

Byounggon pun mencoba untuk mengambil kepingan tersebut, tapi sang adik tidak mau melepasnya dan malah asik sendiri.

"Jaehyuk, kasih Abang."

Adiknya hanya tertawa dan bersuara selayaknya bayi berumur 5 bulan. Byounggon yang kesal pun menarik paksa kepingan puzzle dari tangan Jaehyuk dan membuat sang adik kaget lalu menangis kencang.

Jinan yang mendengar tangisan Jaehyuk segera menghampiri dan menggendongnya. "Sshh sshh, kenapa nangis sayang?" Jinan menatap Byounggon meminta penjelasan.

"Kenapa Gon?"

"Jae mainin puzzle nya Gon," Ucap Byounggon sambil menunjuk kepingan puzzle yang tadi direbut. "Ini mau Gon pasang, Papa."

"Terus kenapa nangis adeknya?"

"Gon ambil Pa dari tangan adek. Abisnya gak mau dilepas. Liat tuh Pa udah dikit lagi," Jawab Byounggon. Jinan masih berusaha untuk menenangkan Jaehyuk. Karena tangisannya tidak kunjung berhenti, Jinan membawanya ke kamar untuk diberi susu.

Byounggon hanya menatap Papanya yang pergi ke kamar begitu saja. Ada rasa sedih dan marah dihatinya, tapi disisi lain dia juga takut kalau Papa nya marah.

Hingga malam hari bahkan saat June pulang kerja, Jinan hanya bicara seperlunya pada Byounggon. June langsung mengerti situasi begitu melihat Byounggon yang hanya menunduk jika bicara pada Jinan.

Selesai makan malam, June menghampiri Byounggon di kamarnya. Sang anak sedang menggambar. June tersenyum dan duduk di sampingnya. "Gambar apa bang?"

"Appa, Papa."

June mengangguk lalu mengelus kepalanya. "Kok Abang diem aja tadi sama Papa?"

Byounggon mulai mencebikkan bibirnya, matanya berkaca-kaca dan menatap June. "Papa marah sama Gon," Ucap Byounggon lalu mulai terisak.

June pun memeluk Byounggon dan membawanya ke pangkuannya dengan posisi saling berhadapan. "Kok bisa marah?"

Byounggon mengelap air matanya. "Gon bikin adek nangis."

"Kenapa adek bisa nangis?"

"Gon ambil puzzle yang lagi di pegang adek. Soalnya itu udah harus di pasang Appa. Gon udah minta tapi gak dikasih sama Jae."

June mengelus rambut Byounggon selama mendengarkan penjelasannya. Lalu menghapus air mata Byounggon dan memeluknya sekilas. Byounggon ini masih susah untuk menerima adiknya. Bahkan sampai sekarang sudah berumur 5 bulan pun, Byounggon masih enggan berinteraksi dengan sang adik.

June sudah melakukan berbagai cara untuk mengajari Byounggon agar bisa menerima adiknya. Tapi hasilnya tetap saja, masih sama.

"Appa nanya Abang boleh?" Byounggon mengangguk.

"Abang sayang sama adek gak?" Byounggon hanya diam. Tidak berani menjawab tapi dilihat dari ekspresi nya, June mengerti.

"Begini ya Gon." June membenarkan posisi Byounggon di pangkuannya. "Adek masih kecil, belum ngerti apa-apa. Jadi, masih harus dikasih tau baik-baik. Kalo misalnya emang puzzle tadi harus Abang kasih, Abang bisa minta terus ambil pelan-pelan habis itu kasih puzzle Abang yang lain. Jadi adeknya tetep ngerasa punya mainan yang sama kayak Abang," Jelas June.

"Adek mau banget loh main sama Abang. Penasaran banget tiap liat Abang main mobilan, main puzzle di karpet. Terus, adek masih rewel banget bang. Masih suka nangis, kalo gak nyaman dikit nangis. Abang juga dulu kayak gitu kan?" Byounggon mengangguk.

June tersenyum. "Papa gak marah sama Byounggon. Tapi Papa lagi capek karena harus ngurusin adek yang maunya di gendong mulu."

"Nanti Byounggon ke kamar Papa. Minta maaf sama Papa dan adek. Hari ini buat belajar ya bang biar besok gak terulang lagi. Pokoknya Appa yakin Abang bisa, Abang hebat kan? Oke?" Byounggon mengangguk. Lalu memeluk June dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher June.

June mengelus punggung Byounggon dan menggendongnya untuk dibawa ke kamar mereka. Saat masuk, terlihat Jinan sudah terlelap dan Jaehyuk sudah tidur di box bayi. "Gon mau tidur disini?" Tanya June.

Byounggon mengangguk. June pun membaringkan Byounggon diantara dirinya dan Jinan. Jinan yang merasakan seseorang disampingnya pun membuka mata dan melihat Byounggon memunggunginya dan June yang sedang membereskan peralatan bayi milik Jaehyuk.

"Abang," Panggil Jinan sambil mengelus punggungnya. Byounggon pun membalikkan badannya dan segera memeluk Jinan.

"Maafin Byounggon ya Papa, soalnya udah bikin adek nangis terus Papa jadi capek," Ucap Byounggon.

Jinan tersenyum dan mengangguk. "Maaf juga ya bang, Papa udah diemin Abang daritadi."

Setelah June selesai beres-beres dan mematikan lampu, dia berbaring dan melihat Byounggon yang sudah terlelap sambil memeluk Jinan.

"Sini aku pindahin."

"Gak usah, biar aja begini. Aku ngerasa bersalah gara-gara diemin dia tadi."

June mengelus kepala Jinan. "Besok aku libur. Jadi bisa temenin Byounggon sekalian bantuin kamu. Kalo bisa, lain kali jangan gitu ya Nan."

Jinan mengangguk lalu menarik tangan June untuk memeluk dia dan Byounggon.

"Iya Appa."







***

Family ; junhwan [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang