Prolog

54 20 33
                                    

"Gua mau kita putus!"

Kalimat perpisahan yang baru diucapkan itu membuat Azka terdiam. Dia cukup santai mendengar kalimat tersebut, jelas karena tidak ada masalah. Ralat "Tidak Pernah Ada Masalah." Selama menjalani hubungan, merekapun tak pernah bertengkar hebat.

Azka selalu memperlakukan Kanza dengan sangat istimewa, bahkan semua siswa siswi di SMA Cempaka tahu bagaimana sweetnya Azka jika sedang berada didekat Kanza, dan tingkah konyol yang selalu dilakukannya.
"Ihhh lucunyaa embepzz Anzaa," goda Azka sambil mencubit gemas pipi Kanza. "Kamuu ngeprank aku ya?" Tambahnya.

"GA!!!" Bentaknya, sebelum menjawab Kanza sempat menangkis tangan Azka yang
berada tepat dipipi mulusnya.
Azka merasa sangat bingung, apa yang terjadi dengan pacarnya ini. Kenapa tiba-tiba sikapnya berubah, ini bukan Kanza yang Azka kenal. Kanza selalu lembut, tak pernah menunjukan raut muka semarah ini, dan yang paling Azka sangat tahu Kanza tak pernah membentaknya. Mati-matian Azka berpikir keras, tentang apa yang salah dengan hubungannya? Bukankah semuanya baik-baik saja? Tapi jika baik-baik saja kenapa Kanza memutuskan dirinya.

"Kenapa?" Tanya Azka dengan suara lembut, sebenarnya banyak pertanyaan dan pernyataan panjang yang ingin dikatakan tapi apadaya tidak ada keberanian untuk mengatakannya, karena hatinya kini terasa panas dan kakinya terasa lemas.

"Oke, gini ya gua itu malu banget pacaran sama lo Azka. Kaya contohnya waktu dikantin lo sama rombongan lo itu pernah dangdutan dan joget-joget diatas meja kantin pake speaker dan volumenya gede banget dan asal lo tau semua orang pada bilang gua bego mau aja pacaran sama orang gila, terus waktu itu lo juga pernah keliling koridor kelas pake kerudung emak lo itu gua malu banget eh tapi lebih tepatnya gua jijik. Dan sumpah itu bener-bener keterlaluan banget."

"Tapi ada yang lebih keterlaluan lagi, yang waktu itu lo pernah ngomong di toa masjid 'Hay gaes nih Azka ganteng pacarnya embepz Anja' masih inget kan lo? Sumpahh ya itu gua malu banget didenger banyak orang, dan didenger guru. Dan pokonya masih banyak tingkah lo yang stupid itu, ga mungkin gua ceritain semuanya. Bisa-bisa mulut gua bersoda. Lo itu udah bener bener gila banget gua rasa, dan selama ini gua nahan sikap lo selama 2 bulan dan sekarang gua udah ga sanggup lagi punya pacar yang ga bisa bikin gua bahagia, yang ada cuma ngejelekin image gua doang, pokonya gua ilfiel sama lo dan JANGAN PERNAH LO DEKETIN GUA LAGII!!!!!!!" Kanza dengan sengaja mempertajam kalimat akhirnya
'JANGAN PERNAH LO DEKETIN GUA LAGII'

Hatinya meradang, dadanya terasa sesak. Itulah yang Azka rasakan tak menyangka cewek yang selama ini dicintai ternyata begitu tega melukai perasaannya hanya dengan ucapannya.

Memang nyatanya tak ada yang salah dengan semua kalimat yang diucap Kanza, tapi apakah dia tak ingat bahwa semua yang Azka lakukan hanya untuk membahagiakan dirinya. Ya, Azka memang cowok yang sangat konyol bahkan semua siswa siswi di SMA Cempaka mengenalnya karena sikapnya yang selalu membuat heboh satu sekolah. Tetapi walaupun dengan kekonyolannya seperti itu, terkadang Azka melakukannya untuk menghibur Kanza dikala dia sedang ada masalah.

Kenapa ini bisa terjadi padanya, kenapa Azka baru mengetahui bahwa selama ini yang dilakukannya sia-sia, niatnya ingin membuat pacarnya bahagia dan selalu tertawa tapi mengapa dengan gampangnya Kanza mengatakan 'malu'.

Azka tak mau putus, tapi Kanza sudah terlanjur pergi meninggalkannya. Baru saja ia melangkahkan kaki untuk mengerjarnya tetapi langsung ia urungkan karena bel pertanda masuk kelas sudah berbunyi.

Aftěr Thě HěartbrěakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang