Aku benci pertemuan yang ujung-ujung membuat sebuah perpisahan.
*****
Syakila berlari menuju pinggir jalan dekat kompleks perumahan nya untuk mendapatkan taksi. Syakila mengusap peluh dan air mata yang hampir kering, menangisi kejadian barusan yang melukai hati nya, kelelahan berlari dari rumah nya menuju ujung kompleks perumahan nya. Huhh, sangat melelahkan!.
Ntahlah Syakila sangat membutuhkan Gian nya, teman masa kecil nya, dia tempat bersandar nya Syakila. Ntahlah Syakila membenci pertemuan nya dengan Gian, Gian yang akhir nya meninggal kan nya dengan janji.
Syakila heran apa pagi ini tak ada taksi yang lewat? Huh pagi yang sangat sial, belum mengumpulkan keperluan MOS, tak ada taksi, dan mama nya yang-----ah sudah lah.
"Apa gue sambil jalan aja ya? Siapa tau ada tebengan!. " gunam Syakila pada diri nya sendiri.
Syakila berjalan menyusuri jalan raya dan satu dua kali menyebrangi nya.
"Apa gue naik angkot aja ya?." monolog nya sendiri.
Syakila segera menyetop angkot yang lewat dan menaiki nya menuju sekolah, dan yah keberuntungan sangat tidak berpihak pada Syakila!. Gerbang sekolah sudah tertutup rapat, dan mungkin upacara pembukaan MOS sudah di mulai.
"Yah sial lagi, mana gue nggak bawa perlengkapan MOS!, udah telat pula!. " monolog Syakila sambil menepuk jidat nya.
Saat Syakila berdiri di depan gerbang ada senior yang memperhatikan gerbang, buru-buru Syakila menepi ke tepi gerbang agar tak dilihat senior nya.
"Duh mampuss gue!." Syakila sungguh gergetann pagi-pagi banyak sekali kesialan yang menimpa nya!. "Kalau nih senior lihat gue, mampus gue banyak hukuman. " lanjut Syakila.
Saat Syakila tengah serius bersembunyi tiba-tiba dari samping nya ada seorang menepuk pundak nya pelan, sangat pelan namun mampu membuat Syakila terlonjak kaget.
"Kyaaaaa." Pekik Syakila langsung di bungkam dengan sebuah tangan kekar.
Dan tangan seseorang yang membungkam nya menyeret nya menepi pergi dari area gerbang, Syakila merasa diri nya akan di culik dan di jual organ tubuh nya. Ntahlah pikiran nya bercabang, sangat bingung hingga sebuah ide melintas dalam pikiran Syakila."Awhhh." ringis seorang yang di injak kaki nya dengan keras dan di gigit tangan yang membungkam mulut Syakila.
"Ehh lo mau apain gue?!." tanya Syakila galak. Yang belum melihat batang hidung cowok yang masih menunduk sambil meringis mengibas ibas kan tangan yang baru saja di gigit Syakila. " Apa lo mau culi gue hah?!." Lanjut Syakila dengan nada galak nya.
Saat cowok itu menegakkan badan mata Syakila serasa ingin copot.
"LO?!." ucap Syakila dengan nada naik delapan oktaf.
Sedangkan cowok itu hanya memandangi Syakila dan pergi meninggal kan Syakila.
"Ehh lo mau kemana?!." triak Syakila dengan suara khas nya yang serak basah.
"Pulang." jawab sekena nya cowok itu.
"Lo bukan nya juga peserta MOS?!. " tanya lagi Syakila masih mempertahan kan suara lengkingan nya. Dan cowok itu hanya membalas nya berdeham. "Kok pulang gitu aja sih? Apa nggak takut di hukum?. " lanjut Syakila sangat penasaran pada cowok yang sudah menabrak nya, mengageti nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ateleìotes
Novela JuvenilCerita cinta ini tak kan pernah selesai oleh waktu yang terus bergulir.