Part 6

100 7 6
                                    

Hari ini hari sabtu. Waktu menunjukkan pukul 11 siang. Kami berencana untuk mengunjungi tempat wisata yang katanya horor didekat daerah sini. Tentu saja, Iron tidak kami ajak untuk ikut serta setelah kejadian tadi pagi. Dia juga bilang untuk tinggal dirumah Bian sendiri saja karena kurang enak badan. Kami menggunakan mobil milik Bian untuk sampai kesana. Diperjalanan aku merasa kami diawasi. Aku terus-terusan menoleh ke belakang, kanan dan kiri tapi tidak ada apa-apa selain jalan dan hutan lebat disamping mobil kami.

Siapa yang menyangka ada tempat di Bali yang tidak menghadirkan kesan keindahan dan kenyamanan, melainkan lebih ke nuansa yang horor dan mengerikan. Tempat ini adalah Taman Festival di wilayah Sanur, theme park terbengkalai dan penuh belukar dengan wahana permainan yang sudah rusak, bahkan hilang dari tempatnya. Nuansa kusam begitu jelas terasa, mulai dari cat tembok yang terkelupas hingga banyaknya grafiti dan mural yang tercoret di hampir setiap dindingnya. Rangka atap bangunan yang tidak tersisa menambah atmosfer mengerikan dari tempat ini.

Seperti namanya, tempat ini memang dulunya merupakan wahana bermain. Ya, 11-12 sama Dufan gitu. Tempat wisata ini dibangun pada tahun 1997 dan berlokasi di daerah Pantai Padang Galak, Desa Kesiman Petilan, Sanur. Taman Festival ini dulunya punya banyak wahana yang keren serta megah. Mulai dari gedung pertunjukan, amphitheater, theater 3D, kebun binatang, wisata alam, hingga gunung buatan yang bisa meletus non-stop.

Namun, di tahun 1999, tempat ini ditutup. Hal tersebut dikarenakan kebangkrutan. Menurut salah satu keluarga Bian yang pernah datang ke TFB pada masanya. Area ini memang sangat megah, bisa dibilang mewah. Sangat ‘wow’ bagi kalangan menengah, apalagi masyarakat asli Bali pada umumnya. Oleh karenanya, hanya dalam waktu dau tahun saja, pembangunan tempat ini tidak dapat diselesaikan karena tidak adanya dana. Dan kini TFB ini sudah mangkrak selama 17 tahun. Tidak lagi indah dan megah. Hanya menyisakan akar-akar pohon, semak, sampah, mural-mural dan seni grafiti, serta hening.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Kota Denpasar, pada 10 Desember 2012, pukul 15.20 WITA terjadi kebakaran di area ini. Bangunan tua ini memang sudah tidak beratap. Namun, setelah kebakaran yang terjadi, makin terlihat seram. Karena hanya menyisakan kerangka-kerangkanya saja. Menurut warga sekitar, kebakaran terjadi karena ada orang yang membakar sampah di sana, dan karena hembusan angin, apinya menyebar.

Sekitar enam atau tujuh tahun yang lalu, ada beberapa pengunjung yang ke sana. Salah satunya mengatakan bahwa taman itu masih dijaga dan kalau masuk ke sana harus bayar Rp.3000 per orang dan benar saja ketika kami masuk terdapat portal yang dibuat dari kayu dan bambu yang dijaga oleh 2 orang bapak-bapak dengan kemeja putih dan celana hitam katunnya, kami dimintai Rp. 3000 per orang.

Kami memarkirkan mobil ke tempat parkir. Tempat parkirnya kosong. Tidak ada orang lain lagi selain kami dan penjaga didepan.

Begitu kami masuk keadaan di dalamnya benar-benar mengenaskan. Banyak satwa yang dibiarkan begitu saja, seperti buaya-buaya misalnya. Ditinggalkan dan tidak diurus. Bahkan katanya, airnya sampai memerah. Entah, sudah makan apa saja buaya-buaya itu. kami hanya melewati mereka karena tidak ingin mengambil resiko dan melanjutkan untuk menjelajah tempat ini.

Yang paling menarik perhatianku adalah, sebuah lukisan mata dan tangan perempuan Bali didepan gedung yang nampak hidup menatap ke arah kami. Mungkin hanya perasaanku saja tapi sepertinya mata itu mengikuti kemanapun aku bergerak. Kami melewatinya dan ketika aku bertatapan dengan lukisan itu, aku rasa aku melihat dia berkedip. Aku langsung menggandeng lengan Rara, mencoba bersikap tenang dan melanjutkan perjalanan.

 Aku langsung menggandeng lengan Rara, mencoba bersikap tenang dan melanjutkan perjalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pitch Black Midnight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang