"Billy, kemarin malam lo kemana? Buru-buru banget?" tanya Nesya yang baru datang.
"Pesenan Nes." jawab Billy datar.
"Lo kenapa? Biasanya aja heboh pagi-pagi."
"Gue terlalu classy buat bertindak heboh."
"Muke lu jauhhhhhh." Nesya mengumpat dengan meletakkan ranselnya di atas meja yang disambut dengan senyum konyol Billy. Namun senyum konyol Billy tidak bertahan lama, ia segera menetralkan ekspresi wajahnya ketika melihat gadis yang masuk di dalam kelasnya dengan raut wajah sedih, kini tatapan Billy tidak bisa teralihkan dari gadis itu.
Sepanjang jam pelajaran Billy tidak fokus, ia hanya seperti memikirkan sesuatu yang amat penting hingga membuat ia resah, gelisah, dan cemas. Nesya yang menyadari hal tersebut menoleh ke belakang bermaksud untuk bertanya pada Roshan, tetapi Roshan hanya menjawab dengan menggerakkan bahunya keatas pertanda ia juga tidak mengathui kegelisahan Billy.
"Huuuhhhh." Terdengar Billy membuang nafas berat.
"Ada yang gak beres Bill?" Tanya Nesya cepat.
"Suntuk aja Nes, gue ke toilet bentar deh." Billy pergi ke toilet disaat waktu mata pelajaran bahasa Inggris hanya tinggal 10 menit lagi. Sampai bel istirahat berbunyi Billy tak kunjung kembali pula.
"Han, Lo cari Billy deh, itu anak ketiduran apa gimana? Biasanya juga dia gak pernah mau lama-lama di toilet."
"Ya gue cari dia di toilet, lo langsung ke kantin aja pesenin gue gado-gado ya?"
"Siap Han, gue jalan dulu." Pamit Nesya pada Roshan, dan keduanya menjalankan misi masing-masing.
Nesya sudah duduk di kantin sambil menunggu kedatangan Billy serta Roshan yang sejak tadi tidak kunjung datang, sambil menunggu mereka berdua Nesya hanya duduk santai dan sesekali melihat ponselnya, siapa tahu ada kabar dari Roshan.
"Mbk gado-gado, bakso, sama siomaynya buat mbk sendiri?" Tanya pak Ashar pedagang kantin yang sudah sangat mengenal Nesya.
"Ya Ndak toh pak, ini mah sama pesenam teman-teman."
"Ya kirain buat mbak semua."
"Ya Allah pak, saya kelihatan rakus banget ya?" Tanya Nesya dengan nada dibuat memelas.
"Hehehehe, Ndak mbk, saya permisi ya." Pamit pak Ashar yang hanya dijawab Nesya dengan senyuman santun. Kemudian Nesya kembali melihat ponselnya, dan masih tidak ada kabar apa-apa. Ia mulai cemas dengan Billy, padahal sudah hampir 20menit terhitung Billy ada dalam toilet, dan Roshan masih juga belum kembali menjemput Billy, Nesya sedikit cemas tapi banyak kesalnya.
"Nes." Panggul Roshan yang langsung duduk di hadapan Nesya dengan nafas terengah.
"Lah, si Billy mana Han?" Tanya Nesya dengan raut sedikit jengkel.
"Tau lah, udah gue tungguin lama depan toilet eh malah gak ada orang anjir di toilet, gado-gado gue jadi gak anget lagi kan." Roshan mengambil gado-gadonya dengan meracau kesal.
"Lo yakin Han? Lah tu anak bisa ngilang? Lo salah toilet kali."
"Ya Allah Nes gue bisa ya bedain toilet cowok sama cewek."
"Tuh anak aneh dari tadi pa,,," belum selesai Nesya bicara ia terhenti karena terkejut melihat orang yang sedari tadi dicari keberadaannya sedang asyik beradu mulut dengan gadis sekelas mereka.
"Itu Billy kan?" Tunjuk Nesya ke arah belakang Roshan, Roshan yang sedang asyik makan dibuatnya terkejut dan langsung menoleh ke belakang dengan mulut penuhnya.
"Itu kampret dicariin malah dia asik debat sama Riani?" Kata Roshan tidak habis pikir.
Dari kejauhan Nesya dan Roshan tampak mengerti Billy dan Riani sedang membicarakan sesuatu serius karena keduanya sedang dalam tensi yang sedikit tinggi, keduanya saling menyahuti perkataan masing-masing, meskipun mereka berbicara pelan tapi gerak-gerik mereka terlihat bahwa mereka sedang tidak dalam keadaan tenang. Kemudian Riani pergi menjauh dari Billy, tetapi Billy menarik lengan Riani sehingga Riani kembali mendekat, lalu terjadi adu mulut lagi dan Riani pun benar-benar menjauh dari jangkauan Billy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Broken Heart (Completed)
TeenfikceJika pengakuan adalah permainan, untuk apa Tuhan menciptakan harapan untuk dipercayai? --- Nesya dibuat menyadari cintanya kepada sahabatnya sendiri, tapi ketika Nesya benar-benar jatuh cinta, dia malah kehilangan sahabat sekaligus orang yang dicint...