New School

49 6 2
                                    

Make your smile
And show your smile

Part 1
Happy Reading

Syasya Humaira. Gadis itu baru saja menginjakkan kakinya diatas lantai tepat didepan kelas yang tertera X.4. Perlahan kepalanya mendongak untuk memastikan apakah dia tidak salah kelas.

"Eh udah bener, ini emang kelas gue"Gumamnya masih dengan kepala mendongak memerhatikan papan kelas dengan tatapan.. yang sulit diartikan.

Tiba-tiba teriakan nyaring dari dalam kelas menggema sampai ke gendang telinganya, seketika mengalihkan padangannya yang awalnya mendongak, kini tengah menatap lurus kedalam kelas yang pintunya tidak terlalu terbuka.

"Yang di luar silakan masuk! " Syasya terkejut. Namun, tak urung kakinya perlahan tapi pasti berjalan kedalam kelas.

"Jadi, gini bu say-.."

"Saya udah tau,gausah basa-basi perkenalkan diri dan kita mulai proses belajar! ".Ucapan syasya terpotong begitu saja akibat celetukan gurunya. '

'Ah bahkan dia belum tau siapa nama gurunya, tpi oke lanjut caa gaboleh rusak image dihari pertama. Keep calm.' Syasya menatap gurunya dengan sedikit takut.

"Assalamualaikum teman-teman, kenalin namaku Syasya. Syasya Humaira kalau panjangnya, kalian bisa panggil aku Syasya. Aku pindahan dari Bandung, hobi aku lari, terus terus aku suka banget sama squishy soalnya lucu kayak aku hehe, sebenarnya aku ga mau pin-.."

"Dedek gemes mau perkenalan atau mau pidato? Panjang amat udah kek jalan tol" Ucapan syasya terpotong lagi, namun kali ini berasal dari orang yang berbeda, pertama dari guru muka sangar, sekarang cowok yang..astaga mukanya minta ditampol kah? tengil amat. Kesel. Padahal syasya kan cuma mau jelasin sedetail-detailnya.

Kepala Syasya menoleh kesemua teman barunya dan terakhir ke gurunya, Syasya nyengir. Namun,siapa yang tau? Jika sekarang didalam hatinya kata-kata kasar seakan berdesakan minta dikeluarkan.

"Mungki segitu aja kali yah? Hehe. Oh iya lupa, terakhir Syasya juga jomblo loh" kalimat terakhir Syasya mengundang kekehan dari siswi siswi yang akan menjadi teman sekelas Syasya selama kurang tiga tahun. Melihat wajah imut Syasya dan senyumannya, apalagi matanya yang juga membentuk bulat sabit makin membuatnya terlihat cute.

Jika biasanya siswa yang menatap gemas kepada siswi baru, justru di kelas ini beda. Tapi, bukan berarti tidak tertarik dengan Syasya. Buktinya setelah ucapan tadi langsung banyak yang meminta nomor Syasya, dan semacamnya.

"Sya, boleh minta nomor telpon lo gak?"

"Adek Syasya, punya ig kah? Tanya dong usurnamenya apa, biar aku follow, sekalian cuci mata lihat yang bening bening" Ucap salah satu siswa yang duduknya berada di tengah. Tak lupa matanya ia kedipkan satu berniat menggoda Syasya. Namun Syasya hanya meresponnya dengan senyuman yang manis, meski didalam hati ia berbicara lain.

'Idih, dasar cowok mata keranjang. Gue colok juga nih matanya'. Jangan terlalu percaya dengan sebuah senyuman. Itu bisa saja memiliki maksud lain.

"Alamat rumahnya dimana Sya? Kasih tau dong. Biar bisa bawa orang tua aku buat lamar kamu" dan masih banyak gombalan gombalan lainnya yang keluar dari mulut siswa siswa dikelasnya.

Tapi itu tak berlangsung lama. Karena guru yang berdiri di samping Syasya memukul mejanya dan menampilkan wajah marah. Terlihat jelas sekali dari mimik wajahnya yang melototkan matanya, dan nafasnya tampak memburu.

'Busetdah nih guru. Ekspresinya kek lihat hantu' lagi lagi Syasya berbicara dengan dirinya sendiri. Walau begitu, ia tetap takut kala melihat guru disampingnya ini marah. Syasya takut di hukum di hari pertama, bisa bisa imejnya jatuh di first day, kan gak lucu.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang