Ada aku. Kamu, jangan pernah merasa sendiri.~*~
Hari ini tepat satu tahun pernikahanku dengan Mas Damar. Belum banyak perubahan, seperti; Adanya anak di pernikahan kami. Aku mencitai mas Damar dengan segala kepedeannya yang tinggi, humornya yang anjlok, dan juga, sesuatu yang selalu membuatnya termenung setiap malam."Jihan, peluk saya dong, saya letih habis pulang kerja"
Padahal jarak pintu masuk dengan dapur tidak jauh, tapi setiap pulang kerja ia akan selalu berteriak untuk meminta di peluk. Ya ampun Mas Damar
"Assalamualaikum Mas" Aku segera mencium punggung tangannya
"Walaikumsalam Ji, sini peluk, saya cape banget"Tanpa menunggu persetujuan dariku, ia langsung merengkuh tubuhku kedalam dekapannya, ia tak perduli dengan tubuhku yang bau bawang, dan akupun juga tak perduli dengan wangi tubuhnya yang sudah menyatu dengan keringat.
Lama kami berpelukkan, hingga bau gosong mampu membuat ia melepaskan pelukkan
"Ya ampun Mas, gosong! gara-gara kamu nih" Aku segera berlari menuju dapur, melihat lele goreng kesukaan Mas Damar sudah seperti arang
Ku dengar Mas Damar tertawa di belakang, ku lihat dia, seketika sudah tak ada tawa lagi. Ia menatapku dengan tatapan teduhnya namun menyiratkan ketegasan
"Jihan, Jihan, selalu begitu. Ceroboh." Mas Damar pergi setelah mengatakan kata-kata bernada dingin itu
"Kamu mau kemana Mas!" Tanyaku
"Makan di luar."
Ini tidak sepenuhnya salah Mas Damar yang meminta peluk saat aku sedang memasak. Ini karena kecerobohanku. Harusnya aku mematikan kompor saat tahu Mas Damar berteriak begitu.
Harusnya kita makan bersama, bercerita banyak hal. Hingga terbersit di pikiranku, apa Mas Damar lupa kalau hari ini hari jadi pernikahan kita?
Sudah 2 jam lebih Mas Damar belum kembali. Jelas aku khawatir, handphonenya tidak aktif semakin membuatku khawatir.
"Assalamualaikum" Mas Damar pulang dengan membawa kantung plastik entah berisi apa itu. Aku segera mengikutinya yang berjalan ke arah meja makan
Ada yang membuatku bingung dan bertanya-tanya. Pakaian Mas Damar sudah berganti menjadi pakaian santai, di mana dia berganti? Baju siapa itu? Jelas aku tak tahu. Tapi segala pikiran buruk tentangnyaku tepis jauh jauh. Mas Damar tidak akan melakukan hal menjijikan di belakangku.
"Saya ke toko baju di depan dan ganti di sana, baju kantor udah saya laundry. Saya pergi lama karna cari makanan ini. Di sekitar perumahan kita mana ada yang jualan beginian"
Mas Damar tahu aku sedang berdebat dengan pikiranku. ia menjelaskan semuanya sebelum aku bertanya. Seperti; takut istrinya akan berpikiran yang tidak-tidak
"Makan Ji, jangan melamun terus, saya susah susah cari makanan ini, masa cuma kamu pandangin doang"
Ya Tuhan.. Apa sih isi di pikiran Mas Damar itu? Dia selalu bertindak di luar dugaanku. Dia selalu punya cara tersendiri untuk menarik perhatianku.
Di depanku tersedia satu porsi nasi uduk tanpa sambel kacang. makanan ini memiliki sejarah paling menggelikan tapi romantis secara bersamaan bagi kita berdua.
"Mas.. " Aku tak tahu ingin berkata apa. Mas Damar selalu penuh kejutan
"Mana bisa saya lupa Ji, kamu cinta pertama dan terakhir saya. Maafkan saya ya, saya belum bisa membuatmu bahagia, terima kasih telah menerima kekurangan saya Ji,"
"Mas.. " Air mataku tumpah tanpa bisaku cegah. Ia beranjak dan duduk disebelahku. Ku lihat ada kilatan bening di mata Mas Damar. Apa ia menangis?
Kemudian ia mengecup dahiku lama, ku pejamkan mata ini. Meresapi segala cinta yang ia berikan.
"Maafkan saya Ji" ia menyatukan keningnya di keningku. Matanya menyimpan banyak kesedihan. Aku tahu itu. Aku paham.
"Maafkan saya. saya gak bisa buat kamu jadi Ibu," Demi Tuhan aku benci tiap kali Mas Damar berkata begitu.
Ya Tuhan.. Aku akan tetap mencintai Mas Damar dengan segala kekurangannya. Aku akan menjadi orang paling terdepan yang memeluk dan menggenggam tangannya untuk selalu kuat menjalani kehidupan ini.
***
Hanya Chapter ini kok yang pendek✌️
Selalu jaga kesehatan ya pren!!Regard,
Uriganic, yang paling suka liatin cogan
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMAR'JI
ChickLit"Selamat pagi Jihan, butuh teh atau morning kiss?" "Jihan peluk saya dong, Saya letih habis pulang kerja" "Saya paham, selain Kamu suka makan dan bunga lily, Kamu juga suka Saya kan? Cinta mati malah" Aku mencitai mas Damar dengan segala kepedean ny...