Chapter 09 - Ketiduran

3.9K 598 73
                                    

Hari ini sama seperti hari hari sebelumnya, Felix akan datang ke rumah Hyunjin untuk mengajari anak tersebut beberapa -atau mungkin hampir semua- materi yang tak ia pahami. Tenang saja, ini sudah seperti rutinitas jadi Felix tidak akan mengumpati Hyunjin lagi.

Cklek...

Itu suara pintu yang dibuka sendiri oleh Felix, beberapa hari menjadi guru private Hyunjin yang tak dibayar membuat Felix menjadi semakin kurang ajar, bahkan Felix sudah mengklaim jika rumah Hyunjin ini juga rumahnya.

Ah iya, fyi selama dua minggu ke depan mereka libur sekolah, pergantian semester yang menyenangkan.

"Apakah ada makanan?" pertanyaan itulah yang pertama kali keluar dari mulut Felix setelah masuk ke dalam kamar Hyunjin.

Hyunjin yang tengah tidur tengkurap sembari memainkan ponselnya di atas tempat tidur kemudian mengangkat pandangannya dan menunjuk ke arah karpet menggunakan dagu. Felix mengikuti arah pandangan Hyunjin lalu tersenyum cukup lebar saat melihat beberapa bungkus makanan yang sudah ia pesan.

Ngomong ngomong, Felix sekarang sudah mulai terbiasa dengan keberadaan Hyunjin, meski terkadang sifat dinginnya masih sering muncul namun saat ini Felix sudah mulai bisa bersikap ramah ke teman barunya.

Bahkan kemarin Felix sempat memasakkan Hyunjin sarapan, sungguh romantis jika saja Hyunjin tidak disuruh mengganti dengan sekotak pizza atas jasa yang telah lelaki manis itu berikan.

Ketimbang teman, Felix lebih menganggap Hyunjin sebagai sumber makanannya, Hyunjin bisa saja menangis jika mengetahui fakta tersebut.

"Hey, aku memintamu untuk mengajariku, bukan menghabiskan semua makanan yang ada." ucap Hyunjin malas, oh ayolah, niat Hyunjin kan supaya Felix mengajarinya, ya meski sebenarnya dijelaskan sekali pun Hyunjin sudah langsung bisa, tapi Hyunjin ingin bersama dengan Felix lebih lama.

Seperti yang dikatakan sebelumnya Hyunjin sebenarnya tidak terlalu bodoh, jika dia ingin, mungkin hanya sekali penjelasan saja sudah mampu membuatnya mengerti, tapi Hyunjin tidak melakukannya, ia masih ingin mendengar suara Felix lagi dan lagi.

Beda halnya dengan Hyunjin, Felix terlihat tak acuh dan melangkahkan kakinya guna duduk di karpet berbulu yang terletak di samping tempat tidur Hyunjin, mulai membuka satu persatu bungkus makanan yang ada.

Felix sangat senang sebenarnya, selama di rumah ia hanya makan makanan seadanya, bukan karena keadaan ekonomi mereka yang di bawah, melainkan karena tidak adanya sosok yang memasakkan dirinya makanan.

Felix tidak manja, ia bisa memasak berbagai jenis makanan, hanya saja Felix malas, dia lebih suka menyiksa diri, toh tak ada yang peduli. Sebenarnya itu hanya cara Felin untuk menarik perhatian ibunya, tapi sayang wanita yang telah melahirkannya itu sama sekali tak peduli. Felix bahkan yakin jika dirinya mati sekali pun, orang tuanya tidak akan terlalu ambil pusing.

Hyunjin yang melihat tingkah laku Felix lalu merosotkan tubuhnya dan duduk di sebelah Felix.

"Aku akan menunggu selama sepuluh menit, kau terlihat sangat lapar." ucap Hyunjin sembari mulai membaca baca buku yang terletak di atas meja pendek yang sengaja ia letakkan di sana guna mempermudah kegiatan belajarnya.

Felix menganggukkan kepala kemudian mulai menyuapkan mie pedas yang telah dibelikan oleh Hyunjin.

"Teriwmakhasih." Felix berucap dengan susah payah akibat mie yang ada di mulutnya.

Hyunjin yang melihatnya merasa gemas, lalu tanpa aba aba Hyunjin segera mengacak surai Felix seenaknya.

Felix tentu saja tak peduli dan lebih memperdulikan mie di hadapannya.

Kasihan Hyunjin.

Seperti perjanjian, Felix menyelesaikan acara makannya bahkan kurang dari sepuluh menit, dan sekarang koala tersebut tengah menumpukan kepala di atas meja akibat kelelahan mengajari Hyunjin.

Hyunjin sendiri masih betah berkutat dengan soal di hadapannya, rautnya terlihat serius, berusaha mengingat penjelasan Felix tadi. Felix pandai dalam hal menjelaskan, pemuda tersebut sudah merangkum dan memikirkan cara untuk menerangkannya dengan cara sesimple mungkin, tipikal guru yang baik.

"Hyunjin..." panggil Felix sembari menusuk nusuk pelan lengan kiri Hyunjin menggunakan jari telunjuknya.

"Kenapa hmm?" tanya Hyunjin tanpa mengalihkan padangan dari kertas di hadapannya.

"Kenapa kau bisa mendapat nilai di bawah? Kurasa kau itu lumayan pintar."

Hyunjin masih terlihat acuh dan mengedikkan bahunya tanda tidak peduli. "Aku hanya malas."

Felix menganggukkan kepalanya mengerti. "Ah aku tau rasanya."

Menjadi juara satu pararel bukan berarti Felix tidak pernah merasa malas atau jenuh, bahkan lelaki mungil itu sering merasa bosan saat di kelas, namun 'bosan' yang dimaksud Felix itu sedikit berbeda, Felix merasa bosan karena sudah menguasai mata pelajaran yang tengah diterangkan oleh gurunya. Sehebat itulah kekuatan dari Lee Felix.

Setelah itu keadaan berubah hening, Hyunjin yang tetap serius mencorat coret kertas kosong di hadapannya dengan rumus dan Felix yang mulai merasa mengantuk, salahkan saja makanan yang masuk ke dalam perutnya dan membuat kantuk menyerang Felix tanpa berperasaan.

Lama lama, tanpa disadari, mata Felix semakin terpejam dan berakhir dengan lelaki manis itu yang jatuh tertidur.

Merasa tak ada suara atau pergerakan lagi dari sampingnya, Hyunjin lalu menolehkan kepala ke arah Felix dan mendapati Felix yang sudah terlelap.

Entah dorongan dari mana, Hyunjin lalu menjauhkan alat alat tulisnya dan ikut menumpukan kepala di atas meja, dengan pandangan yang mengarah ke wajah Felix.

Manis.

Itulah yang terlintas di kepala Hyunjin.

"Astaga bagaimana bisa seorang lelaki memiliki wajah semanis ini?" Hyunjin ingin menyentuhnya, namun Hyunjin masih belum memiliki cukup keberanian.

Karena terlalu lama memandangi wajah Felix, tanpa sadar Hyunjin juga ikut terlelap.

Hyunjin mengerjapkan matanya perlahan, astaga dia ikut ketiduran.

Setelah membuka matanya, Hyunjin sangat dikejutkan dengan wajah Felix yang tengah memandanginya dalam posisi yang sama sebelum ia tertidur tadi.

Felix terbangun lebih dahulu dan secara terang terangan memandangi Hyunjin. Beginikah rasanya malu?

Tapi bukan itu saja, ada hal yang lebih mengejutkan Hyunjin.

"Jika dilihat dari dekat, ternyata wajahmu cukup tampan."

Cukup tampan katanya? Hey Lix sadarlah jika wajah Hyunjin itu sangat sangat tampan.

Cukup tampan katanya? Hey Lix sadarlah jika wajah Hyunjin itu sangat sangat tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


To Be Continue

Tertanda, 06/05/2020

Bee, mules

Night Rain [Hyunlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang