Jungkook dan Jimin saat ini tengah berpelukan mesra diatas kasur mereka, istilah lainnya yaitu cuddle. Jimin tampak menyibukkan diri pada ponselnya, membuka berbagai macam aplikasi yang menururnya menarik, Jungkook yang berada di belakang Jimin hanya menatap apa yang tengah dilakukan oleh si mungilnya itu.
"Kookie, lihat! Bukankah pakaian-pakaian ini terlihat lucu dan menggemaskan?" Telunjuk Jimin menunjuk layar ponselnya yang kini menampilkan sepasang pakaian bayi lengkap, mulai dari topi, baju, sarung tangan hingga sarung kaki, dan semuanya di dominasi warna biru langit dengan sedikit campuran warna putih.
"Kamu benar, Baby. Tapi itu pakaian sepasang twins baby"
"Tapi Uri Baby ingin baju ini" Jimin mencebilkan bibirnya sedih.
"Baiklah, kita beli" Jungkook tak tega melihat wajah sedih istrinya yang terlihat sangat menggemaskan. Wajah yang tadinya murung kini langsung berubah ceria.
Jungkook tersenyum tipis melihat senyum manis kesukaannya kembali terukir di bibir favourite-nya itu, dia berjanji akan menjaga senyum itu agar senantiasa terpasang indah di wajah cantik Jimin. Meski suatu saat nanti pasti ada kalanya mata cantik itu akan meneteskan liquid beningnya. Dan di saat itu tiba, maka amarah yang terpendam jauh di dalam lubuk hatinya akan meluap, dan bersiaplah bagi siapapun yang membuat kesayangannya menangis untuk berhadapan dengan iblis di dalam dirinya.
"Kau senang?" Jungkook mengecup pipi gembil Jimin, namja manis itu mengangguk senang.
"Hadiah untukku?" Jimin menoleh pada Jungkook dengan tatapan polosnya, Jungkook pun membalas tatapan itu dengan senyum teduhnya.
Cup!
Jimin tersenyum kecil setelah mendaratkan kecupan singkat pada bibir tipis sang suami. Jungkook terkekeh kecil dan mengusak surai kelabu Jimin dan merebahkan diri dalam posisi miring sehingga kini Jimin ikut berbaring di depannya.
"Sudah malam. Tidurlah, Sayang" Jungkook membalikkan tubuh Jimin tanpa kesulitan dan mengambil ponsel Jimin untuk dia letakkan pada nakas di belakangnya. Kini tangan besarnya mengelus punggung Jimin dan menyanyikan lullaby agar si mungil tidur semakin nyenyak.
Jungkook menghentikan usapan pada punggung kecil itu setelah kedua telinganya menangkap dengkuran halus dari si mungil yang menandakan bahwa Jimin telah tertidur. Dirinya ikut memejamkan mata setelah menarik selimut hingga sebatas dadanya agar si mungil tidak kedinginan.
***
"Sayang, hari ini ada pertemuan dengan para karyawan masalah proyek baru kita. Tidak apakan jika aku tinggal sebentar? Aku janji tidak lebih dari lima jam" Jungkook memeluk tubuh mungil Jimin yang sedang sibuk membuatkan makanan untuk mereka, mengendus harumnya bau mawar yang berasal dari tubuh Jimin.
"Pergilah. Lagipula aku akan bermain dengan keluarga Kim. Bolehkah?" Jimin tampak tak terganggu sama sekali dengan tingkah Jungkook yang terus menempelinya seperti lintah itu.
"Tentu saja boleh, tapi jangan sampai kelelahan" Jungkook melonggarkan pelukannya pada pinggang Jimin, mengecup telinga kanan Jimin sebelum pergi kembali atas untuk bersiap-siap ke kantor.
Setelah Jungkook meninggalkan mansion mereka, Jimin kembali ke kamar utama yang ditempati dirinya dan Jungkook untuk mengganti pakaian.
Nyonya Muda Jeon itu kembali dengan pakaian serba hitamnya, dengan tangan kanan kecilnya yang menyeret sebuah katana dengan ukiran berbentuk phoenix yang terbuat dari emas murni yang dia peroleh di pelelangan senjata ilegal. Jimin hanya menggunakan benda tajam itu ketika dia ikut bersama Jungkook saat ada pembantaian tikus-tikus yang mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mᴀғɪᴀ Jᴇᴏɴ (KᴏᴏᴋMɪɴ)
FanficSeseorang yang bersifat layaknya malaikat pun memiliki dendam. Contohnya...? Penasaran? Let's read it... WARN: THIS IS A BL/BOYS LOVE/GAY/YAOI!!! SO IF YOU DON'T LIKE OR HOMOPHOBIC, LET'S GET OUT. And This is A KOOKMIN story, jangan salah lapak yak...