5. Permulaan

50 2 0
                                    

Cindy berlari kecil ke arah papan mading.

'penerimaan peserta student exchange kelas XI - Cindy amelia'

"Huh, gue lolos?" Ujar nya

"Dih, ngapain juga pengumuman kaya gitu di pajang di mading" oceh Tasya, Kemudian mengambil kertas mengumumkan itu dari mading.

***

Cindy duduk di kursi taman, memejamkan matanya menikmati alunan musik yang di mulai melalui ponsel dengan headset putih yang selalu di bawa oleh nya.

"Aaa!!" Teriak Cindy terkejut saat ada seseorang yang menyentuh tangan nya.

"Lo mau gue jantungan?" Cindy melepas headset nya, kemudian memukul punggung Leon.

"Aahggg!! Sakit banget." Ujar Leon.

"Ya lagian lo ngapain tiba-tiba muncul." Ucap Cindy menurunkan nada suaranya.

"Kenapa lo ngga makan?" Tanya Leon

"Lo sendiri kenapa ngga makan?"

"Ini gue mau ke kantin."

"Yaudah gue pergi deluan."

***

Baru saja Cindy mau menerima mangkuk pesenan nya, tiba-tiba ada orang lain mengambilnya lebih dulu.

"Lo mau ngapain?" Cindy mengikuti langkah pria itu dari belakang.

Satria meletakkan mangkuk itu di meja samping pintu masuk kantin. Meja yang menjadi saksi bisu pembullyan Budi beberapa hari lalu.

"Menurut lo?" Tanya Satria, "gue mau makan siang sama lo."

"Duduk"

Seketika ingatan itu muncul, ingatan bagai mana saat Budi di bully di meja tersebut.

"Tunggu apa lagi? Duduk." Perintah Satria

"Gue ngga mau." Cindy berniat mengambil mangkuk bakso nya.

Tetapi mangkuk itu sudah lebih dulu di jauhkan dari jangkauan nya.

Sebuah tangan menepuk pelan pundak Cindy, seperti menuntun Cindy untuk segera duduk.

Kemudian Satria meletakan kembali mangkuk itu seperti semula.

Satria mulai menyantap makanan nya dengan tenang, berbeda dengan Cindy. Gadis itu sudah mulai ketakutan, badannya sedikit gemetar.

Lalu mengapa saat di depan mini market kemarin Cindy berani? Tentu saja karena itu tidak di lingkungan sekolah, jika satria berani macam-macam dengan nya dirinya bisa saja berteriak meminta bantuan pada orang yang lewat.

Tapi jika di sekolah tidak ada siswa siswi yang berani membantu Cindy jika sudah berhadapan dengan satria.

"Apa maksud lo nyuruh gue duduk di sini?" Tanya Cindy dengan keberanian yang tersisa.

"Ngga ada, gue suka aja sama meja ini."

"Kalo lo manfaatin gue untuk buat Leon marah mending lo berhenti, gue sama sekali ngga ada hubungan apa-apa sama dia."

"Oh ya? Gue juga ngga ada hubungan apa-apa sama dia."

Leon memasuki kantin, melihat Cindy yang gemetar duduk di hadapan satria yang menyantap makanan nya dengan tenang.

"Ngapain lagi lo?" Tanya Leon berdiri di samping meja.

"Lo ngga liat kita lagi makan." Kata Satria.

"Berdiri."

Cindy tidak bergeming.

"GUE BILANG BERDIRI!!" Teriak Leon murka.

Tentu saja teriakan Leon itu membuat mereka menjadi pusat perhatian oleh siswa siswi yang berada di kantin.

Baru saja Cindy berdiri dari duduknya, Satria melemparkan sendok dan garpu yang di pegang nya ke atas meja.

"Lo makan sama gue, ayo pergi." Ucap Leon menarik lengan Cindy.

Dengan sengaja Satria meluruskan kaki nya membuat Cindy tersandung.

Brukk

Persis seperti harapan nya, Cindy terjatuh. Mangkuk nya di pegang gadis itu sudah pecah membuat bakso di dalamnya tumpah keseragam nya.

Leon mencengkeram kerah seragam Satria.

Cindy dengan cepat berdiri, menahan pundak Leon supaya tidak menimbulkan keributan.

"Jangan."

"Tadi gue jatuh sendiri."

"Buka salah dia."

"Jagan."

Ucap Cindy bertubi-tubi dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Baru saja Leon ingin melayangkan bogeman ke wajah Satria.

"Jangan, please jangan." Ucap Cindy menahan pundak Leon lebih kuat.

Leon dengan kasar melepaskan cengkraman nya di kerah seragam Satria.

Setelah keadaan sudah mulai membaik Cindy pergi meninggalkan keduanya yang masih saling melemparkan tatapan tajam.

Satria yang menyadari kepergian Cindy memutuskan untuk meninggalkan kantin, mengikuti gadis itu dari belakang.

Sampai di koridor Cindy belum juga menghentikan langkahnya.

Satria berusaha meraih tangan Cindy, tetapi Cindy langsung di hempaskannya dengan kasar.

Tentu tidak salah jika Cindy melakukan itu, Karna menurut nya apa yang tadi Satria lakukan kepada nya itu sudah sangat keterlaluan.

***

Di toilet seorang gadis menatap pantulan dirinya di cermin wastafel, kemudian memutar keran air dan membasuh wajahnya.

"Lo tuh dari mana aja sih, dari tadi gue cariin tau ngga." Omel Tasya yang baru memasuki toilet sambil menghentakkan kakinya kesal.

"Kenapa lo nyariin gue?" Tanya Cindy.

"Nih" Tasya menyodorkan sebuah paper bag

Cindy menerimanya dan membuka tas tersebut, "thanks" ucapannya tersenyum.

"Itu bukan dari gue, tapi dari Aldo."

Brak

"Omaygat, satria sama Leon berantem." Ucap seorang gadis di ketahui yang bernama oca heboh.

"Aaww!" Pekik Cindy kala seorang gadis berponi menjambak rambutnya.

"Jessica lo tuh apa-apaan sih." Ujar Tasya

SATRIA  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang