4. She°•°•

2.6K 264 15
                                    

"Kasian, tidak bisa kemana mana."

Jimin mendengus kesal mendengar ejekan kakaknya. Hari ini terhitung sudah hampir sepuluh kali sejak Chanyeol mengantarnya sekolah pagi tadi. Jimin memang tidak bisa kemana mana, lebih tepatnya dilarang. Mama terlalu khawatir membiarkan Jimin pergi keluar rumah dengan kondisi seperti itu. Padahal ia hanya tidak bisa menggerakkan satu tangan saja.  Tadi saja Jimin ingin pergi ke supermarket untuk membeli camilan, Mama melarang keras. Wanita satu-satunya dirumah itu juga menyuruhnya untuk tidak kemana mana tanpa ada yang mendampingi. Ciri anak bungsu yang dilindungi sekali.

"Tidak menjenguk temanmu"

"Teman yang mana?" Tanya Jimin pura-pura tak tau. Entah ini hanya perasaan saja, tapi Jimin mengira bahwa teman yang ditanyakan kakaknya itu adalah Taehyung.

"Temanmu yang berisik, Taehyung"

Penuturan Chanyeol berhasil mengingatkannya lagi pada sosok sahabatnya. Setelah tadi pagi pergi meninggalkannya di taman belakang sampai pulang sekolah, Jimin tidak melihat taehyung sama sekali. Mungkin saja Taehyung membolos, tapi tidak seharian juga sampai jam pelajaran terakhir tak masuk.  Hampir seharian juga Jimin tak melihat Taehyung berasa di sekolah.

Tapi tunggu, mengapa ia peduli dengan anak itu. Bukankah lebih baik Jimin tidak melihat wajah yang akan membuatnya mengingat kejadian yang ingin ia lupakan. Bukankah bagus ia tidak harus menahan emosi saat berhadapan dengan Taehyung.

"Hey! Kakakmu bertanya diam saja!"

"Tidak"

"Terus?"

"Terus apa?" Tanya Jimin balik.

"Kurasa tak hanya tulang tanganmu saja yang geser, tapi otakmu juga" Ledek Chanyeol yang langsung dilempari bantal oleh Jimin.

"Sakit tau!"kesal Chanyeol karna lemparan bantal sofa diruang tengah itu tak main main.

"ledek saja aku terus,sampai otakku bergeser dan menjadi orang gila"kesal Jimin kembali memainkan handphonenya.

"Jangan dong,aku tak mau punya adik gila"ucap Chanyeol mendramatis

"Serah"

"Eh,tapi kau belum menjawab pertanyaanku tadi"kata Chanyeol mulai fokus,tangannya menambil camilan didepannya dan juga meminum jus jeruk punya Jimin yang tentu saja langsung diamuk pemiliknya.

"Pertanyaan yang mana?"tanya Jimiin,ia tau betul siapa orang yang dimaksud dalam pertanyaan itu.Hanya saja itu terlalu sensitif bagi Jimin yang tak ingin membicarakan Taehyung lagi.

"Kau menjadi pelupa juga sekarang?Aish..Aku bertanya mengapa kau tak menemui temanmu yang petakilan itu"tanya Chanyeol sekali lagi.

"Teman yang mana?"chanyeol rasanya ingin memberi hadiah jitakan gratis pada jimin yang suka sekali membalikan pertanyaan,namun urung karna jimin pasti akan mengadu pada ibunya dan ia juga yang kena marah nantinya.

"Aku tau kau punya banyak teman,tapi tak ada yang seperti alien macam Taehyung bukan" Benar,tak ada yang seperti Taehyung,temannya itu sulit sekali ditebak tingkah dan pikirannya,terlalu absurb dan unik.

"tidak,lagi pula aku bukan pacarnya yang harus selalu absen wajah padanya"balas jimin tenang

"ngomong-ngomong soal pacar,bagaimana hubunganmu pada Haera?"

"Hyung kepo sekali sih,pergi sana"kesal Jimin juga karna dari tadi kakaknya itu seperti mengintrogasinya sekali,ingin tahu sekali tentang dirinya dengan pacarnya.Ia saja jomblo akut mengapa penasaran begitu tentang pacarnya.

Chanyeol yang diusir oleh adiknya hanya menurut kemudian memasuki kamarnya.Ia punya janji dengan seseorang sore ini.

Kembali ke Jimin,setelah chanyeol menyebut nama kekasihnya,banyak pertanyaan memenuhi otaknya.Pemikiran tentang bagaimana keadaan kekasihnya dan bagaimana hubungan selanjutnya dengan sang kekasih.

Ingatannya kembali memutar kejadian sebelum kecelakaannya,dimana ia tak sengaja melihat Taehyung tengah dipeluk oleh kekasihnya seraya menangis disebuah cafe kala itu,dan Jimin tak terlalu bodoh untuk melihat bagaimana Taehyung yang menggenggam erat tangan haera seraya mengatakan sesuatu yang tak jimin dengar saat itu.

Awalnya Jimin menganggap itu biasa saja saat temannya bertemu dengan kekasihnya,tapi tak untuk adegan mesra yang mereka lakukan ditempat umum seperti itu kan.

Untuk membuktikan Taehyung tak ada hubungan apapun dengan Haera,ia meneleponnya kala itu dan menanyakan ia sedang dimana dan jawaban yang taehyung beri tak sesuai dengan kenyataan,hal itu membuatnya naik pitam karna telah dibohongi oleh sahabatnya sendiri.

Masih ingat dalam memoronya,ia yang langsung berlari menemui Taehyung dan Haera,ia langsung melayangkan pulukannya pada Taehyung dan pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Satu air mata lolos dari matanya saat mengingat kejadian itu,ada satu bagian dari hatinya yang menyesal telah memukul Taehyung dan mengabaikannya.Tapi dari satu itu, ada ratusan ego yang menutupinya untuk percaya bahwa Taehyung tak mungkin mengkhianatinya dengan berpacaran dengan kekasih sahabatnya sendiri.

Ia telah dibutakan cintanya pada Haera,wanita yang telah mengunci hatinya untuk tak berpaling dengan yang lainnya.

Haera adalah wanita kedua setelah ibunya yang selalu ia jaga,ia adaah wanita polos yang sangat baik dan selalu menemaninya saat ia sedih dan bahagia.Wanita spesial yang jimin inginan sejak dulu.Pribadinya yang ramah dan baik hati membuatnya sedikitpun tak menaruh curiga saat ia melihat Taehyung dan Haera berdua-an.

"Jimin,woy"sebuah tepukan pada bahunya mengagetkannya dan membuatnya sedikit tersentak,Saat ia menoleh kebelakang,Chanyeol sedang memandanginya denan raut wajah bingung.

"Melamun?,mikirin apa sih"tanya sambil memasang sepatu pada kakinya,agaknya hyungnya ini akan pergi.

"Bukan apa-apa"jawabnya seadanya

"bener,dari tadi dipanggilin tau tapi gak dijawab"

"lagi mikirin hyung tinggi banget kayak gantar"jawabnya ketus,moodnya turun setelah Chanyeol mengagetkanya ditengah pemikirannya yang sedang serius dan juga karna hyungnya itu akan pergi keluar.Itu artinya ia sendiri hari ini,eomma dan appa nya bahkan baru bisa pulang malam nanti setelah selesai dengan pekerjaan masing masing.

"hyung juga mikirin kenapa kamu pendek banget diusiamu yang udah tujuh belas tahun ini"

"Hyungggg.."Rengeknya karna berhasil diejek hyungnya sekali lagi.

"Hehehe,tenang dong.Oh iya,hyung akan pergi keluar sebentar"ucapnya setelah selesai memakai sepatu lalu sedikit merapian jaketnya karna diluar hawanya sedang sangat dingin.

"Kemana?"

"Menemui Seokjin,ada yang harus dibahas mengenai perusahaan"Jimin hanya mengangguk paham,sudah biasa jika hyungnya selalu menemui Seokjin untuk membicarakan tentang perusahaan mereka atau kerja sama dengan perusahaan lain.

Setelah berpamitan dengan Jimin,Chanyeol mulai meninggalkannya dan setelahnya menghilang dibalik pintu.Belum ada lima detik kepergian Chanyeol,pintu itu kembali terbuka dan menampilan wajah Chanyeol yang meliat kearahnya.

"Teman temanmu akan datang sebentar lagi,namjoon yang memberi tahu hyung tadi"setelah mengucapkan kata itu pintu kembali tertutup.

Jimin masih diam disana mencerna perkataan chanyeol yang tiba-tiba.

"Oh shit,rumahku akan jadi berantakan nanti"

To be continue

.
.
.
.

Purple BTS💜

Jangan lupa vote dan commnet ya😊

FRIENDS (End) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang