1.

19 1 1
                                    































"Tang"

"Oi Tang"

Yang di panggil sama sekali ngga nengok. Malah makin asik memainkan ponselnya.

"Woi Bintang!" Sekali lagi Sadewa memanggil sahabat nya tersebut yang sedang memunggungi nya.

"Bener-bener nih bajingan satu" akhirnya Sadewa memukul pundak Bintang dengan keras sampe cowok tersebut menengok ke arahnya.

"Ah fak. Sakit dodol" Bintang menatap tajam Sedewa, tapi yang di tatap kelihatan bodo amat.

"Ya lagian lo di panggil dari tadi ga nyaut-nyaut" kesal Sadewa kepada sahabatnya yang kini tengah mengelus-elus pundak nya.

Bintang menunjuk telinganya, "Nih ga liat apa gue make headset?" Kemudian cowok itu melepas kedua headset nya kemudian berbaring di samping Sadewa.

"Ya mana gue liat sih, orang ketutupan sama rambut lo juga"

Bintang menutup mukanya menggunakan lengan, mengabaikan ucapan cowok yang lebih kecil darinya itu. "Bacot lo bencong"

Sadewa yang tidak terima di katai seperti itu, bangkit dari posisi tidurnya, lalu memukul keras bibir sahabat nya.

Terdengar ringisan kecil dari bibir cowok yang tengah berbaring di hadapannya tersebut,

"Anjing," umpat Bintang tertahan lalu bangkit dari posisi tidurannya. "Sakit bego, ga ada otak lu jingan"

"Lo tuh yang ga punya otak sembarangan ngatain orang bencong" balas Sadewa tak mau kalah.

Bintang menghela nafas kasar,"ya lo ngerasa bencong kaga?"

"Ya ngga lah. Manly gini"

"Ya terus ngapain lo sewot?"

Sadewa bungkam, lah iya juga batinnya. Merasa lawat bicaranya tidak bisa membalas perkataannya alias skak mat, Bintang tersenyum kemenangan.

"Dih bangke lo" Sadewa kembali memukul cowok di hadapannya karena merasa kalah berdebat. Jangan harap bakalan menang kalo adu bacot sama si Bintang.

"Eh kan jadi lupa tadi mau ngapain, gara-gara lo sih Tang" Sadewa berdecak sebal.

Bintang keliatan bodo amat dan kembali berbaring sambil mengotak atik hp nya, mengabaikan Sadewa yang sedang sibuk sendiri dengan pikirannya.

"Nahh" Sadewa kembali bersuara. "Udah inget gue, Bintang"

"Ape lagi sih? Buset dah kaga ada tenang-tenang nya dah gue kalo ada lo. Gue usir juga lo lama-lama" sungut Bintang.

"Dih, sensi amat sih. Nih gue cuma mau kasih tau kalo besok ada technical meeting"

"Lah ngapain lagi? Bukannya kemarin udah kelar semuanya di bahas?" Tanya Bintang bingung. Pasalnya kemarin mereka juga sudah melakukan Technical meeting.

"Ya mana gue tau, tanya si Satya noh"

"Hadeh ga bisa dateng gue, skip. Besok kudu siaran" Kini Bintang duduk menghadap cowok yang kini tengah fokus ke layar hp nya.

Sadewa menatap Bintang bingung, Sampai kedua alisnya bertautan. "Lah bukannya lo hari Kamis ya sama gue?" Seingatnya, dia dan Bintang kebagian siaran radio sekolah di hari Kamis.

"Itu si Hanif, besok katanya ga bisa dateng ada acara keluarga gitu, terus Shiren sama Ajun kan masih ngikut olimpiade. Jadi kak Arin minta gue buat gantiin" jelas Bintang panjang lebar.

Sadewa cuma manggut-manggut mendengar penjelasan Bintang. " Berarti besok lo bareng Renata dong?"

"Iya kayanya, ga tau juga" balas Bintang acuh.

Sadewa melirik jam di pergelangan tangannya, pukul satu lewat. Pantas saja dia sudah mulai mengantuk.

"Woi tidur bego, udah mau pagi" Sadewa beringsut kedalam selimut bergambar club bola favorit si Bintang.

Jadi Sadewa sedang menginap di rumah Bintang, berhubung orang tua cowok itu sedang ada di luar kota, dan rencananya besok akan berangkat ke sekolah bersama dari rumah Bintang.

Si empunya kamar masih saja fokus ke hp nya yang menampilkan aplikasi chat berwarna hijau, "lo tidur duluan aja" balas Bintang sambil mengetikan sesuatu di hp nya.

Line

Besok gue siaran sama lo|
Gantiin si Hanif|

|Oh ok
Read













✨✨✨

Udah lama ada di draf tapi baru pengen upload nya sekarang awokawok. Hope you guys enjoy and don't forget to comment and vote




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

U N I V E R S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang