Mereka kembali ke atas meninggalkanku. Aku tak apa,asal aku berada di singgasanaku
B is for...
Penerbangan dari Seoul ke Itali cukup lama. Membuat Seokjin terus-menerus mengeluh. Ia segera mengaktifkan auto flight untuk pergi beristirahat sejenak. Ia berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari kemudi. Ia melakukan peregangan didepan pramugari yang sedang merapikan bajunya. Baju Seokjin. Mencari perhatian terhadap pilot tampan itu.
"Seokjin-ah,kau tak mau melakukannya sebentar? Izinkan aku menjadi yang pertama" pramugari itu menggoda Seokjin. Seokjin melepaskan tangan pramugari centil itu dari tubuhnya,"lakukan saja dengan Apollo,aku tak mau bercinta dengan sampah"
Omongan Seokjin membuat pramugari itu meringis. Seokjin mendorong tubuh pramugari itu dan berjalan menuju dapur pesawat. Tangannya terulur membuka lemari dapur. Dengan begitu,dia bisa mendapatkan makanan yang ia mau. Tak lupa ia membuat kopi untuk menghilangkan rasa kantuknya. Ia menuangkan kopi sachet kedalam gelas miliknya. Tak lama co-pilot datang menyusul Seokjin ke dapur pesawat.
"Kukira kau sudah pergi istirahat,Thalia" ucap salah satu pramugari di dapur. Thalia menggeleng,"aku baru bangun dari tidurku" ucapnya dan menyikut Seokjin sengaja,"karena dia tak membangunkanku"
Seokjin tertawa,"aku tak tega". Thalia ikut tertawa lalu menggeleng heran. Seokjin selesai membuat makanannya dan juga kopinya. Ia meletakkan makan siangnya di food trolly supaya para pramugari membawanya ke ruang kemudi."Antarkan makanan ku ke ruang kemudi,aku mau ke kamar mandi" Para pramugari mengangguk dan berebut mengantarkan makan siang buatan lelaki tampan itu. Seokjin tak pernah meminta koki pesawat untuk memasakkan makanannya jadi dia yang harus turun tangan ke dapur. Ia punya selera tersendiri. Mungkin ia bisa disebut dengan penguasa di pesawat.
Seokjin menatap wajah tampannya di cermin wastafel. Ia habis cuci muka supaya terlihat lebih segar. Tangannya menumpu pada sisi wastafel. Nafasnya teratur hingga seseorang mengetuk pintu kamar mandi itu. Dengan terburu Seokjin membenarkan pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Kakinya segera berjalan lagi menuju ruang kemudi. Ia melihat Thalia duduk manis ditempatnya sambil memakan pancake bluberry.
"Auto flight membuatmu menjadi santai disini,Thalia-ssi?" Ucapan Seokjin membuat Thalia tersentak kaget dan menoleh kearah Seokjin,"Kau mengagetkanku. Aku sedang istirahat" Seokjin hanya mengangguk remeh. Ia kembali duduk di kursi kemudi. Tangannya mengambil HP. Melihat ada pesan masuk atau tidak.
"Kau bermain HP saat bekerja? Bukankah itu dilarang?" Thalia menegur Seokjin. Seokjin mengangkat bahunya,"jika aku bosan,aku akan melanggar" ucapnya santai. Thalia sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Seokjin tapi setelahnya ia tertawa. Thalia kembali asyik dengan makan siangnya. Setelah menunggu lima menit makan siang Seokjin diantar. Tapi Seokjin hanya menatap food trolly yang diantar.
"Perjalanan ini melelahkan,bisa kita percepat saja"
×××
Pesawat itu mendarat dengan selamat di Bandar Udara Internasional Leonardo da Vinci. Seokjin turun dengan Thalia duluan tanpa sepengetahuan para pramugari. Ia tak mau di ikuti dengan jeritan neraka,begitu Seokjin menyebutnya. Thalia membantu Seokjin mencari koper miliknya,begitu juga Seokjin. Setelah mereka mengambil koper,mereka mencari taxi untuk ke hotel terdekat. Tak banyak bicara hingga mereka sampai di hotel tujuan."Seokjin-ah,kau melihat apa?" Thalia membuyarkan lamunan Seokjin. Seokjin mengedipkan matanya,"A-ah tidak ada,ayo masuk"
Thalia berjalan terlebih dahulu. Hingga menyisakan Seokjin yang terus fokus pada satu hal yang membuatnya tertarik. Seorang perempuan berambut pirang yang terus menatapnya. Seokjin terus menatapnya hingga perempuan itu menunjuk kearahnya. Mulutnya bergerak pelan.
"Puer Ares"
Ucapan gadis itu membuat Seokjin kembali. Kembali kerumahnya.
B is for back
Sekian buat chapter ini,ehe
Vote kalau suka ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Aegis
FanfictionDia berhak atas segalanya. Berlindung kepada dirinya pilihan yang tepat dan kau hanya harus membayar nyawa.