boy-friend (2) |5

397 36 1
                                    

"Bukan ia kakakku..mau pulang bareng?"
.

Levi menghembuskan nafas agak lega,kini ia berjalan bersama gadis yang agak pendiam ini menuju stasiun karena kebetulan rumah mereka berdua di distrik yang sama, "apa senpai punya orang yang disukai?" Tanya mikasa dalam mode cool nya pada levi.

"Ya tapi sekarang tidak begitu karena orang itu sudah dengan orang lain..." ujar levi santai nan datar terus berjalan menuju stasiun yang beberapa meter kedepan "apakah senpai tidak kesepian?" Tanya mikasa lagi tetap datar walau dalam hati ia bersorai senang walau harus memakan waktu istirahat nya.

"Aku...maaf saja tapi" ujar levi menahan rona nya pada mikasa kini mereka masuk kedalam kereta yang menuju distrik itu."apa kamu mau dengar sesuatu?" Tawar levi pada mikasa yang menahan ronanya selama duduk bersebelahan menuju distrik yang levi tinggali. "jadi ada seorang gadis,tidak penting nama nya siapa dia,itu junior ku di klub dan kami menjadi partner.."

"Dia sangat lucu dan menyebalkan tapi dia juga menyenangkan saat diajak mengobrol dan suka mengunguntit orang..saat itu aku menemukan nya tengah dia menguping teman ku menyatakan perasaan nya,sejak saat itu..." ujar levi terpotong dengan mikasa blushing sambil menatap lantai.

"Aku menganggap nya sebagai teman spesia bukan lagi junior..dan aku berharap
D

ia terus berada disampingku sebagai seseorang spesial" ujar levi memikirkan mikasa,mikasa merona malu dibalik syal nya.

"heiii orang yang kamu bicarakan ada disini!!!!" Sorak mikasa dlam hati.
.
Kini mereka berjalan keluar stasiun dan kini mikasa melihat bahwa distrik yang ditinggali levi cukup asri kini mikasa berdiri didepan rumah yang cukup tua milik levi dan ibunya.
"Ok..aku duluan ya.take care" ujar levi pada mikasa karena ia bilang rumah nya tak jauh dari sini.

Mikasa tersenyum kaku dan melambai pada levi seraya pergi meninggalkanya menuju suatu arah beberapa meter kemudia ia berlari sembari menganggkat tangan nya gembira serta menghapus make up serta melempar kacamata itu "Yihaaaaa!! Aku bisa menjadi istrinya!"

Mikasa berhenti sembari meringgis kesakitan.
"Mikasa! Hey!"
.
Tbc

don't cry 'cause meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang