Chapter 14

247 7 0
                                    

Matahari menembus jendela kamar Fernan. Ia pun bangun dan bersiap untuk pergi ke kantor.

"Morning" ucap Fernan sambil menuruni tangga.

"Morning son" balas kedua orangtuanya.

"Kau ingin apa son?" tanya Loren.

"Roti dengan selai coklat mom" balas Fernan.

"Jadi bagaimana hubunganmu dengan Annya? Apakah kalian akan menikah?" ucap Loren sambil mengoleskan selai.

"Entalah mom, sepertinya Annya tidak ingin menikah terlalu cepat" balas Fernan dengan nada bicara yang sedikit gugup.

Azka menaikan alisnya. "Sebenarnya apa hubunganmu dengan Annya?"

Tubuh Fernan menegang saat mendengar pertanyaan ayahnya. Fernan lupa jika ayahnya sangat tidak mudah untuk dibohongi.

"Kau ini aneh-aneh saja tentu saja mereka sepasang kekasih" balas Loren.

Didalam hati Fernan mengucapkan banyak terima kasih kepada ibunya itu.

Fernan melirik jam tangannya. "Sebaiknya aku berangkat mom dad"

Fernan pun berpamitan kepada kedua orangtuanya. Entah kenapa Fernan terus memikirkan kejadian kemarin dimana ia mengakui Annya sebagai kekasihnya dihadapan orangtuanya, jika ditanya tentang perasaan tentu saja ia menyukai Annya.

"Kita sudah sampai tuan" Fernan mengangguk dan turun dari mobilnya, sungguh mood-nya sangat buruk hari ini.

Mata tajam Fernan tidak sengaja melihat seorang wanita menggunakan kemeja maroon.

"Annya!" teriak Fernan dihalaman kantor.
Mendengar seseorang memanggilnya Annya berjalan dengan cepat, karna ia tau jika yang memanggilnya adalah orang yang harus ia jauhi mulai saat ini.

Kenapa ia berjalan dengan cepat? Apakah ia menghindariku?,batin Fernan.

Fernan berusaha untuk mengejarnya Annya tetapi, sayangnya Annya sudah terlebih dahulu menaiki lift khusus karyawan.

"Sial!" desis Fernan. Fernan pun menaiki lift khusus yang ada disamping lift khusus karyawan.

Ting

"Astaga tuan Fernan lebih menyeramkan dari pada monster" ucap Annya sambil mengatur nafasnya.

"Kau kenapa? Habis lari dikejar anjing?" tanya Cecil melihat Annya yang baru datang dengan wajah dipenuhi dengan keringat.

Annya berjalan menuju mejanya. "Ini lebih menyeramkan dari pada anjing"

"APA?! Kau dikerja maling? Dikejar penculik atau apa?" tanya Cecil dengan heboh.

Annya hanya memutar matanya saat mendengar pertanyaan dari Cecil. "Lebih baik kau kembail bekerja"

Cecil memanyunkan bibirnya, sedangkan Annya terkekeh geli melihat Cecil.

🍁🍁🍁

Fernan duduk dimeja kebesarannya sambil menatap keluar jendelanya. Ia masih bertanya-tanya seperti Annya berusaha menghindar darinya.

Fernan mengacak rambutnya. "Astaga kenapa jadi begini?"

Ponsel dikantong celana Fernan bergetar menandakan ada yang menelponnya. Disitu tertera nama "Manusia gila".

"Ada apa?" kata Fernan.

"Aku dan Jacob sedang dalam perjalanan menuju kantormu honey" sahut Liam dengan suara yang dimanja-manjakan.

"Ck berhenti berbicara seperti itu, kau membuatku tidak fokus menyetir" desis Jacob yang sedang mengemudi.

"Kenapa apa kau cemburu?" balas Liam, sungguh jika saja Jacob tidak sedang menyetir sudah dipastikan Jacob akan memberi tinjuan kepada Liam.

"Dasar manusia gila" Fernan pun mematikan ponselnya.

Disisi lain Annya sedang bergelut dengan pikirannya. Apakah ia salah jika menjauhi Fernan? Disatu sisi ia tidak tega tapi disisi lain Annya merasa seperti dipermainkan oleh Fernan, Fernan memperkenalkannya hanya untuk menghindari perjodohan.

Annya ingin mendapatkan laki-laki pertama dan terakhir dihidupnya, karna Annya berfikir jika ia sudah dewasa dan bukan waktunya untuk bermain-main apalagi dalam soal percintaan.

Lisa menepuk pundak Annya. "Apa kau baik-baik saja?"

"Ah iya aku baik-baik saja" balas Annya.

"Benarkah?" Lisa menaikan alisnya. Annya menganggukan kepalanya.

"Sayangnya aku tidak percaya" balas Lisa.

Annya menghela nafasnya. "Nanti akan ku ceritakan jika sudah siap"

"Hallo everybody!!" Fernan memegang dadanya saat mendengar teriakan tersebut. Tidak lain dan tidak bukan itu sudah pasti Liam, laki-laki yang memiliki wajah tampan tapi memiliki otak yang you know lah.

"Tidak bisakah kau mengetuk pintu dahulu?!" sinis Fernan. Sedangkan Liam hanya menyengir tidak jelas.

"Ada apa dengan mu dude? Apa kau sedang ada masalah?" tanya Jacob.

Fernan menghela nafas. "Ayolah jangan menyembunyikan sesuatu dari kami, kita berteman sudah dari kecil. Aku tau ada yang menggangu pikiranmu" ucap Jacob.

"Ceritakan saja siapa tau kita bisa membantumu" ucap Liam. Jacob mengangguk.

Kemudian Fernan pun menceritakan semuanya mulai dari perjodohan yang akan dilakukan orangtuanya sampai kejadian ia memperkenalkan Annya sebagai kekasihnya kepada orangtuanya.

.
.
.
.
.
.
Selamat menunaikan ibadah puasa🙏🏼

Danger BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang