Chapter 15

89 11 2
                                    

Zanetta P.O.V

Pagi ini kak Brandon yang sedang libur tiba-tiba saja datang kerumahku. Katanya dia ingin mengajakku jalan-jalan. Ya, memang benar dia membawaku jalan-jalan, seharian full malah. Apa dia tidak lelah? Dia pasti sangat lelah, hanya saja tidak pernah mau menunjukannya kepada siapapun. Padahal hal seperti ini tidak perlu dilakukan, lebih baik hari libur dia gunakan untuk beristirahat. Tapi apalah daya ku melawan orang yang keras kepala seperti dia. Aku selalu kalah...

Ingin sekali mengomelinya karena tidak pernah mau mendengarkanku, tapi melihat dia yang sekarang sedang tersenyum bahagia, jadi apa boleh buat... aku biarkan saja dia berbuat apapun yang dia mau.

"Kenapa kakak membawaku kesini?" Tanyaku padanya saat dia membawaku ke sebuah pantai yang terlihat sepi.

Bukannya menjawab, dia malah menunjukan cengirannya, membuatku penasaran. "Kak?"

"Sebenarnya.... Aku membawamu keluar karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan" Kak Brandon menarikku dan kami duduk di atas pasir pantai tepat menghadap lautan yang saat ini tengah menunjukkan senjanya. Aku menoleh dan menatapnya, menunggunya melanjutkan apa lagi yang akan dia katakan. "Zanetta Sahira Irawan, maukah kamu menikah denganku?"

Eh? Apa katanya? Menikah?

Dia menatapku dengan mata berbinar sambil mengeluarkan sebuah kotak beludru biru tua dari saku jaketnya. Aku tahu kotak apa itu, tapi.... "Maaf jika terlalu mendadak. Aku dipaksa oleh orang tuaku untuk segera menikah. Padahal sejujurnya aku tidak ingin menikah...."

"Apa?" Aku terkejut mendengar penuturannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?" Aku terkejut mendengar penuturannya. Aku tidak salah dengar kan?

"Ada apa?" Tanyanya balik padaku.

Aku segera berdiri, dengan tatapan kesal dan dia menatapku dengan mata melebar, entahlah mungkin dia bingung melihat perubahan sikapku. Kenapa dia tidak tanyakan pada dirinya sendiri apa yang baru saja dia katakan?! Diapun ikut berdiri dan kini menatapku dengan raut wajah khawatir, sepertinya....

"Kamu tahu apa yang barusan kamu katakan kak?" Tanyaku padanya yang mengerutkan dahinya seakan tidak mengerti maksudku. "Kalau kamu tidak ingin menikah denganku kenapa kamu melamarku?" Tanyaku dengan nada kesal padanya. Aku tahu pasti mataku sudah berair saat ini. "Kalau kamu sudah tidak menyukaiku lagi, putuskan saja saat ini juga!" Setelah mengatakan itu, dadaku terasa sakit dan air mata pun jatuh ke pipi.

Ia terlihat terkejut melihatku yang tiba-tiba menangis dan langsung memegang bahuku. "Ke...kenapa kamu malah menangis? Kenapa kamu tiba-tiba marah? Apa ada yang salah dengan cara melamarku?"

"Kamu bilang kalau kamu tidak ingin menikah denganku! Kamu bilang kamu terpaksa malamarku!" Seruku sambil berusaha menyingkirkan tangannya dari bahuku. Yang benar saja, apa aku harus mengingatkan perkataannya barusan?!

"Kamu tidak membiarkan aku menyelesaikan kalimatku, Etta" Ia menurunkan genggamannya ke arah tanganku. "Aku bilang aku tidak ingin menikahimu...."

"Itu, kalimat itu!"

"Little Cupid" - Remake BaekHera Ver. (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang