Cuaca pada malam hari yang cukup dingin mengharuskan Minho melepas jaket denimnya itu untuk si manis. Setelah menonton, keduanya memutuskan untuk segera pulang karena Jisung memiliki kelas pagi untuk besok.
Yang melihat Minho sedang melepas jaketnya menatap bingung pada lelaki tersebut. "Ngapain lo lepas?"
Minho menatap jaket yang masih berada disebelah tangannya tersebut. "Buat lo, badan tipis gitu gampang masuk angin"
"Dih apaan! seharusnya gue yang ngasih lo jaket, sayangnya gue cuma pake kaos"
"Nah karena lo cuma pake kaos, sekarang lo pake jaket gue biar nggak masuk angin"
Jisung menggeleng, ia segera naik keatas motor Minho dan menyuruh lelaki tersebut agar naik ke motornya.
"Ayok pulang!"
Hembusan nafas Minho keluarkan, ia menatap kesal pada si manis dan menyampirkan jaket tersebut pada punggung sang kekasih.
"Ck, dibilang nggak usah! Lo lupa ya kemauan di hari ulang tahun gue?!" Jisung melepas jaket tersebut dan menyampirkan pada punggung lelaki yang sudah berada didepannya itu.
"Terserah lo" Minho kesal, tentu.
Jisung terlalu memaksakan diri padahal ia begitu khawatir perihal si manis. Sudah bertukar nomor telepon dengan orang asing, sekarang malah berteguh pada pendiriannya bahwa ia tidak membutuhkan jaket. Susah sekali menghadapi sifat keras kepala si manis.
"Pegangan! Nggak mau juga?!" Nadanya tidak terdengar lembut sama sekali, tatapannya menajam sembari menoleh sedikit ke belakang hingga membuat jaket yang tersampir dipunggungnya itu terjatuh diatas pangkuan Jisung.
"Iya mau!" Tidak kalah galak, Jisung dengan raut kesal memeluk punggung Minho dengan jaket yang berada diantara keduanya.
Setelah memastikan Jisung sudah berpegangan, Minho segera melajukan kendaraannya tersebut dengan kecepatan diatas rata-rata. Entah karena jalanan sedang sepi atau pelampiasan dari rasa kesalnya hari ini.
Saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, Minho menghentikkan motornya, ia terus menatap kedepan hingga akhirnya tersadar jika cuaca malam sudah semakin dingin.
Matanya melirik kebelakang melalui kaca spion. "Jisung?"
Merasa tidak ada jawaban sama sekali, lantas Minho pun sedikit mengesampingkan tubuhnya dan terkejut ketika melihat Jisung yang sudah menutup mata dengan jaket miliknya yang entah sejak kapan sudah di pakai oleh si manis.
Hembusan nafas lagi-lagi Minho keluarkan, ia membenarkan posisi si manis dan mengeratkan pegangannya guna memastikan agar sang kekasih tidak terjatuh.
Rasa sayangnya terlalu besar dibandingkan rasa kesal yang ada saat ini.
Melihat lampu yang sudah berganti, Minho pun kembali melajukan kendaraannya dengan pelan.
Ia pun membopong tubuh si manis begitu sampai pada tempat tinggal mereka tanpa membangunkan kekasih hatinya itu.
Tangannya bergerak lembut untuk melepas sepatu yang digunakan Jisung, ia juga merogoh saku celana sang kekasih guna mengeluarkan dompet sekaligus ponsel si manis.
Begitu dirinya hendak melepaskan jaket yang dikenakan oleh Jisung, ponsel si manis yang sudah ia letakkan di atas nakas bergetar.
Awalnya Minho tidak peduli, namun saat melihat nama yang tertera pada notif tersebut membuatnya penasaran.
Yuna.
| Kamu udah sampe rumah? Gimana filmnya?
| Lain kali ketemu lagi yuk, kamu ajak temenmu dan aku ajak temenku.
| By the way, aku boleh tau nama cowok yang bareng kamu tadi nggak?
| Nomornya sekalian, hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTEMPT [Minsung]✓
ФанфикHan Jisung, dengan segala rasa penasarannya yang berujung masalah. . . . "Hari ini kan ulang tahun Jisung, masa Minho tega?" Start: 010420 End: 120420 Warn! • Bxb • semibaku