"Mau lo apa sih?" tanya Bara kesal pada gadis di depannya ini
"Ya lo tanggung jawab sama gue." ucap gadis itu tak kala tinggi dengan suara Bara
Bara tersenyum kecut mendengar jawaban itu
"Gausah ngada-ngada ya omongan lo!" ancam Bara
Gadis itu terdiam dengan wajah memerah padam.
"Gimanapun juga gue nggak bakal lepasin lo Bara!"
"cihh gak usah ngancem-ngancem gue." ucap Bara meremehkan. "Dan satu lagi, Berhenti hubungin gue." lanjut Bara sebelum berlalu
"Kita belum selesai Bara!" teriak gadis itu untuk menghentikan Bara
Bara berhenti lalu menoleh. "Ya kita emang belum selesai, karena kita sama sekali belum pernah mulai, jadi seharusnya lo sadar buat gausah terus-terus gangguin gue." ucap Bara lalu meninggalkan gadis itu menuju mobil dan segera pergi dari sana.
"Gue nggak akan pernah lepasin lo Bara, nggak akan." lirih gadis itu sambil mengusap Kasar airmatanya
Satu pesan masuk di handphonenya yang menampakkan foto Gisel dari si pengirim pesan. Tak menunggu lama ia langsung menekan tombol telphon.
"Halo Lia, gue mau ketemu lo sekarang." ucap Fira pada seseorang di sebrang telpon.
****
"Dianter siapa lo?" tanya Beni di sebrang telpon
Setelah memakan kiriman dari Bara, Gisel memutuskan untuk menelpon Beni untuk mendengar ocehan malamnya.
"hmm Bara."ucap Gisel
"lah kenapa suara lo gitu?" tanya Beni lagi saat mendengar suara Gisel tiba-tiba berubah sedih
"gue takut."
"penakut banget si elah."
"ckk, gue lagi gamau berdebat ya." ucap Gisel bete
"kenapa lagi sih?"
"gue takut kalo gue baper sama Bara gimana?"
"lah?? Salahnya dimana? Dia juga suka sama lo ."
"kalo nggak?"
"maksud lo?"
"ya kalo dia cuman main-main gimana?"
"menurut lo dia main-main apa nggak?"
"YA KAGA TAU EGE! Makanya gue takut!" jawab Gisel kesal pada Beni
"Sante anjirr! Lepas kuping gue!"
"ya kalo menurut gue, gak mungkin Saka bakal biarin temennya ngedeketin lo kalo emang mau mainin lo." lanjut Beni
"Ha? Gimana-gimana gapaham gue."
"lemot!"
"Biasa aja!"
"Ya intinya Saka tuh gak bakal ngdeketin lo sama orang yang salah."
"kok jadi Saka yang ngedeketin?" tanya Gisel masih tak paham
"lo goblok banget si!?" ucap Beni emosi di sebrang telpon
"lahh ngegas?? Ini omongan lo mumet ya wahai jamet!"
"otak lo mumet!"
"Bodo gue mau tidur aja, pusing gue sama lo." lanjut Beni lagi ingin menutup telpon karena geram
"ehh tunggu dong, gue masih mau cerita." cegat Gisel.
"Apalagi??" tanya Beni masih mencoba sabar
KAMU SEDANG MEMBACA
Fin(d/e)
Teen FictionCerita ringan romansa anak SMA - "Dari kehilangan dia, gue jadi banyak belajar, dan berubah" - Gisel- "Bisa sama dia, nggak ada dalam rencana gue, dia ajaib," -Beni- "Semuanya sama, kayanya cuma dia yang bisa gue anggep beda," -Saka- "Dia bilang, 'i...