~1 New World

14 3 2
                                    

H A P P Y  R E A D I N G

Ssst.. mulutmu itu harimaumu, jangan sampai kehancuran dimulai karena mulutmu.

***

Bel sekolah baru saja berbunyi 5 menit yang lalu, sedangkan di kelas X IPS 1 kedua gadis tengah berdebat tak henti henti. "Iya iya, Bacot amat sih!"

"Bukan bacot gitu, tapi lo harus ngerti!"

"Lu pikir gu monyet gitu? Ga ngerti apa yang lo jelasin?"

Gadis dengan rambut diurai itu mendengus mendengar tuturan sahabatnya. "Bukan gitu, maksudnya lo itu cewe yang susah paham Fer."

Gadis bernama Ferlica Aura Wicaksono itu menjulurkan lidah mengejek. "Gue paham kali Dev."

Devina memutar bola matanya malas, mempunyai sahabat yang pintar omong dan humoris menguntungkan dirinya tetapi saking pintarnya berbicara, jadi susah diatur.

"Thank you my friend, dah yuk kita ke kantin aja, sorry ya kalo gue ngeselin hahaha." Devina lagi lagi menatap sinis Ferlica. "Lama deh, pake natap sinis lagi, udah ayo!" Ferlica menarik tangan Devina paksa, sang empu tangan hanya menurut saja.

Sesampainya dikantin kedua gadis itu menggelengkan kepala heran, bagaimana bisa? Kantin yang amat luas ini tidak menyisakan tempat bagi mereka. "Gada duduk nih, balik ke kelas aja yuk." Putus Ferlica sambil menggaruk tengkuknya.

"Jangan lah, sia sia dong, kita beli makanan aja dulu." Ajak Devina diangguki Ferlica.

"Pada rame Dev! Duh gimana nih, perut keroncongan lagi." Keluh Ferlica, semua stand makanan sangat antri, kecuali warung dipojok.

"Dipojok aja tuh Fer." Devina hendak menarik tangan Ferlica lagi, tetapi sang empu malah diam sambil membulatkan mata.

"Tapi itu tempat cowok semua." Lirih Ferlica.

"Paan? Ada ceweknya tuh." Tunjuk Devina pada 2 gadis yang berada disana.

"Ish itu dia nekat tau, kalo-"

"Yaudah kita kan juga nekat, ayo! gue kalo beli disana nunggu jam masuk dulu soalnya."

"Apa? lo pernah beli disana?" Devina mengangguk.

"Enak dan murah tau!" Devina kembali menarik tangan Ferlica,  tetapi Ferlica tak kunjung berjalan.

"Yaudah, biarin cacing diperut lo makan lambung sama ginjal lo!" Devina berjalan mendahului Ferlica dengan santai.

Ferlica masih menimang-nimang ajakan Devina, sampai akhirnya "Tunggu!!"

Devina cekikikan mendengar teriakan sahabatnya, sudah ia duga Ferlica akan mengikutinya. "Mau ikut Ca?" Ferlica memang mempunyai panggilan sayang dari Devina yaitu Ica.

"Ya mau, laper soalnya." Devina tertawa hangat.

*

"Bu, saya nasi pecelnya satu ya, ikan kaya biasanya." Sang penjual mengangguk sambil mengacungkan jempol mendengar ucapan Devina. Berbeda dengan Devina yang enjoy, Ica malah gugup sendiri karena kedua gadis itu ditatap laki-laki yang  nongkrong disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU ARE MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang