29. REWEL

1K 114 9
                                    

▪▪▪

Pagi harinya Kyuhyun terbangun dengan kepala pening yang masih menyengat, dan sejujurnya sedari semalam ia susah tidur, selalu terbangun dan bahkan sulit untuk kembali terlelap. Seakan obat tidur yang ditusukkan dokter ke kulitnya, tidak bereaksi sedikitpun.

Kyuhyun mengernyit ketika memiringkan tubuh dan badannya terasa remuk. Seharusnya demamnya tidak sampai separah ini, karena biasanya daya tahan tubuhnya kuat dan ia juga jarang sakit. Tapi entah kenapa kali ini ia benar-benar tumbang.

"Sepertinya kau terlalu banyak pikiran, apa benar?"

"Jadwalmu sering padat, Kyu, dan kau tidak boleh memikirkan banyak hal karena itu akan mengganggu kesehatanmu."

Kyuhyun mengingat ucapan dokter ketika semalam mengobatinya.

Dan memangnya ia bisa untuk tidak memikirkan Shin Hyun-Ra?

Bahkan setiap menit ia selalu memikirkannya.

Hyun-Ra, Hyun-Ra, Hyun-Ra.

Adakah duplikat Hyun-Ra yang tidak menyebalkan seperti gadis itu?

Kenapa hanya ia saja yang mempunyai duplikat dalam versi Daehyun?

Kyuhyun mendesah berat saat lagi-lagi ia justru memikirkan Hyun-Ra. Tangannya menjalar ke meja samping dan meraih ponselnya, mengecek benda itu karena sedari kemarin ia tidak menyalakannya.

Dan kemudian, dengan segera puluhan notifikasi menyerbu masuk begitu saja.

Itu adalah hal wajar, yang biasa Kyuhyun dapatkan dengan berbagai panggilan serta pesan-pesan yang dikirim oleh teman-teman perempuannya, kenalan wanitanya, mantan-mantan yang belum terima karena ditinggalkannya, dan bahkan beberapa penggemar terpilihnya. Mungkin dulu itu akan menjadi hiburan bagi Kyuhyun untuk mengisengi mereka dan melepaskan godaan-godaan yang akhirnya membuat mereka tak berdaya. Namun sekarang tidak lagi, semenjak satu gadis bernama Shin Hyun-Ra mengacaukan kewarasannya, semua perempuan seksi yang dengan terang-terangan mengejarnya, tak lagi mampu menghiburnya. Rasanya jadi hambar, rasanya ia jadi malas menanggapi mereka dengan keusilannya seperti biasa.

Ia benar-benar telah jatuh tersungkur di bawah kaki Hyun-Ra.

Mengenaskan,

Menyedihkan,

Dan Kyuhyun sendiri tidak menyangka akan mengalami ini semua.

Dengan malas ia membuka beberapa pesan di ponselnya.

Oppa, kenapa tidak pernah membalas atau mengangkat panggilanku? Aku merindukan Oppa ....

BALAS PESANKU, KYU!

Temui aku, please ... aku rindu padamu.

Jangan menjauh dariku, Oppa, kenapa sekarang aku jadi susah menghubungimu?

KAU TIDAK BOLEH MENINGGALKANKU! AKU SAYANG PADAMU! AKU TERIMA KAU INGIN MENJADIKANKU YANG KE BERAPAPUN, TAPI JANGAN TINGGALKAN AKU!

Kyuhyun meringis ngeri membaca salah satu pesan itu, merasa tak habis pikir, karena ia bahkan tidak pernah benar-benar memacari mereka tapi respon terhadap perlakuannya ternyata cukup mengerikan.

Thanks, Oppa, kemarin sudah mengizinkanku menciummu. Aku senang, dan itu akan menjadi kenanganku. Hari ini aku berangkat ke Australia, dan aku berharap akan bisa bertemu Oppa lagi. I love you

Kyuhyun menjauhkan ponselnya dan tidak berminat membalas satu pesanpun, hanya membuatnya semakin pusing saja. Ia kembali telentang, hendak memejam lagi sebelum kemudian pintu kamarnya terbuka dan Daehyun masuk di sana. Kakaknya itu sudah terlihat rapi dengan setelan kantornya yang begitu elegan.

Kyuhyun melanjutkan pejamannya.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" Kyuhyun merasakan kasur di sampingnya bergerak, Daehyun duduk di sana.

"Pusing," jawabnya.

"Obatmu harus diminum kalau kau tidak ingin seperti ini terus."

"Aku malas minum obat. Kenapa tidak sekalian saja kalian beri aku ular?"

Daehyun mendesah, ingin mengomel tapi sadar adiknya sedang sakit.

"Setelah ini kau harus makan. Pelayan sedang membuatkanmu bubur."

"Aku tidak mau. Aku bosan masakan pelayan."

"Lalu kau mau makan masakan siapa? Atau perlu aku pesankan di restoran langganan kita?"

"Aku juga bosan."

"Kyu, jangan bandel. Sakitmu tidak akan membaik kalau kau seperti ini." Daehyun masih berusaha membujuk. "Atau nanti biar Eomma sendiri yang membuatkanmu makan."

Seketika mata Kyuhyun langsung membuka, merasa mendapat ide cemerlang dan ia menatap kakaknya.

"Aku ingin makan masakan calon iparku."

Yeah, ia ingin makan masakan Hyun-Ra.

Daehyun mengernyit, hendak memprotes tapi kemudian mengurungkannya. Baru sekarang Kyuhyun rewel dan menyebalkan saat sedang sakit seperti ini.

Meskipun Daehyun tahu Hyun-Ra pasti tidak akan keberatan.

"Baiklah, aku akan meminta Hyun-Ra memasakkanmu. Tapi kau tidak boleh menyusahkannya."

"Tidak akan. Paling hanya minta dia menyuapiku."

"Jangan macam-macam dengannya!" Daehyun mulai berkerut gusar. Adiknya ini memang sangat mengesalkan!

"Aku 'kan harus dirawat, Dae, ya kalau perlu dia juga harus menemaniku di sini."

"Aku akan memukulmu!"

Kyuhyun tergelak lemah. "Dasar pencemburu, aku hanya bercanda."

"Kau selalu saja bercanda!" Daehyun terlihat sebal, ia beranjak dari duduknya. "Ingat, kau harus makan dan minum obat, jangan membuat Eomma cemas. Aku akan meminta Hyun-Ra membuatkan buburmu sekarang, tapi jangan usilin dia."

Kyuhyun berdecak. "Kau cerewet sekali."

"Aku sedang memperingatkanmu."

"Ya, ya, ya, kau pergilah ke kantor. Jangan menggangguku dan Hyun-Ra."

"Kyu!"

"Aku bercanda."

Tears Of Love (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang