Eric terbangun karena seorang bapak di sebelahnya menepuk pundaknya.
"Bangun, dek, sudah sampai," kata bapak tersebut.
"Ah, iya, Pak, terima kasih." Eric membungkuk hormat.
Bapak tersebut hanya tersenyum.
"Huft, lagi-lagi kejadian sepuluh tahun yang lalu," gumam Eric.
Kejadian yang membuatnya merasa kehilangan, bahagia, dan takut di saat yang bersamaan. Masih terbayang-bayang di pikirannya hingga kini. Sampai-sampai ia sering memimpikannya. Seperti tadi contohnya.
Hari ini ia baru saja sampai di kotanya. Setelah melakukan kuliah di luar negeri selama empat tahun lamanya. Akhirnya ia pulang juga ke rumah yang penuh kenangan itu.
Sudah lama sekali ia tidak melihat wajah keluarganya. Ia tersenyum sepanjang perjalanan.
Suasana kotanya tidak banyak berubah. Hanya beberapa perubahan seperti pelebaran jalan raya dan beberapa mall yang baru dibangun.
Sebelum Eric pulang ke rumahnya, ia menyempatkan diri dulu untuk datang ke makam ibunya dan Zein. Ia melihat pemakanan ini jadi lebih rapi dan indah. Banyak pohon-pohon dan bunga bertebaran di mana-mana.
"Sudah lama sekali," gumamnya sambil tersenyum.
Lalu ia pun menghampiri makam ibunya dan Zein yang bersebelahan.
"Ibu, Eric udah pulang, tapi Eric mau ke sini dulu sebelum pulang," monolognya. "Ibu tau? Eric sekarang udah dapet gelar S2 loh. Ibu seneng nggak?"
Tentu saja yang menjawab hanya hembusan angin.
"Eric sering banget mimpi tentang kejadian sepuluh tahun yang lalu, apa artinya? Apa tandanya Eric rindu banget sama Ibu?"
Ia menitikkan air matanya.
"Aku masih heran dan pengen banget nanya seandainya ibu masih ada, kenapa Ibu melakukan semua hal itu? Eric pikir dulu ibu jahat."
Eric mengusap air matanya.
"Tapi itu udah lampau, sekarang Eric pengennya Ibu balik lagi ke dunia jika bisa. Aku dulu lalai banget, masa nggak bisa jaga Ibu? Bodoh banget aku."
"Eric harap Ibu liat Eric di sini. Meluk Eric walaupun Eric nggak bisa liat Ibu. Eric kangen Ibu banget."
Kemudian Eric berpindah ke makam di sebelahnya.
"Zein, gue tau dulu lo jahat, dendam, kesal sama gue. Tapi sekarang lo nggak ngerasain itu lagi, apakah lo puas?"
"Gue bukan bermaksud nyindir lo sekarang karena gue tau lo pasti nggak bisa denger gue. Gue dulu juga nyesel kok, karena harusnya gue yang meninggal. Kenapa malah lo? Zain sekarang jadi nggak seceria dulu. Sedih gue liatnya."
"Ya, intinya gue kangen juga sama lo, dan gue gak tau bahagia apa nggak sekarang. Lo sepupu gue yang bisa bikin mood gue balik, lo adalah moodbooster gue."
Kemudian Eric pun berdiri dan memandangi kedua makam tersebut bergantian.
"Eric pamit ya, Bu, nanti Eric dateng lagi. Gue pamit ya, Zein, nanti gue ke sini lagi."
Kemudian ia pun berbalik sambil menghapus jejak air matanya.
Ia pun melangkah meninggalkan area pemakaman.
Eric memencet bel rumahnya. Beberapa detik kemudian, gerbang rumahnya pun terbuka dengan sendirinya. Menampilkan taman di sekeliling rumahnya yang luas. Ia berjalan menyusuri taman tersebut. Sudah lama sekali ya sejak kejadian sepuluh tahun yang lalu.
Ia pun melepas sepatunya dan menggeret kopernya masuk.
"ERIC PULAAAAANGG!" seru Zain dari dalam rumah.
Semua yang berada di rumah pun keluar dan memelukku satu per satu. Ayah, Tante Ren, Zain, dan Erina.
Tante Ren menjadi istri ayah sekarang dan Erina adalah istri Zain. Dunia sangat singkat bukan?
"Apa kabar, bro?" tanya Zain sambil menepuk pundak Eric.
"Gue baik," jawab Eric. Kemudian Eric beralih ke Tante Ren.
"Halo, Tante, apa kabar?" tanya Eric sambil tersenyum.
"Aku baik. Tapi jangan panggil aku Tante, ya? Panggil mama aja, aku kan udah jadi orang tuamu sekarang," pinta Tante Ren—mama maksdunya.
"Oke deh, Mama," cengir Eric. "Ayah apa kabar?" tanya Eric kepada ayahnya.
"Ayah baik juga," jawab ayah sambil memeluk Eric. "Kamu ganti baju sono, nanti turun makan bareng."
Eric tertawa. "Iya, Yah."
Kemudian Eric naik ke lantai dua dan membuka kamarnya. Aroma khas kamarnya pun terkuak. Aroma yang dirindukannya. Kondisinya benar-benar sama persis seperti saat ia mau berangkat ke luar negeri. Rapi dan wangi.
"Sial! Kenapa ada bau ini lagi?" umpat Eric ketika bau yang sudah lama tidak datang, menghampirinya lagi.
|Beside The House|
Finished : April 2020
Akhirnya cerita ini selesai juga, aku terharu /alayalayalay/
Makasih buat yang udah mau baca dari awal sampe selesai ya, luv u❤️❤️❤️
Makasih juga udah mau baca cerita yang gak jelas+membosankan+tidak berbobot ini, hehehe..
Intinya makasih aja💕Goodbye in another story;)
©hanshzz, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] ʙᴇsɪᴅᴇ ᴛʜᴇ ʜᴏᴜsᴇ
Mystery / Thriller[[COMPLETED]] "Gue selalu nyium bau anyir setiap lewat situ." ©hanshzz, 2020