Bagian. 1

84 15 4
                                    

"Mari dek beli cokelat nya, terjamin enak dan manis kayak adek-adeknya ini."
Beberapa tawaran di tolak, wanita yang saat ini tengah duduk di taman sekolah mendengus kesal, karna sedari tadi cokelat yang ia tawarkan sama sekali tidak laku.

"Belum laku cokelatnya?"
Sahut wanita yang sekarang tengah duduk di sebelahnya, sembari mengambil satu tangkai cokelat dan di lahapnya.

"Eh-eh main ambil segala, gak lihat temennya lagi galau karna sedari tadi cokelat belum laku?" Ucapnya sembari menjauhkan cokelat dari wanita yang saat ini tengah duduk di sebelahnya, sembari meringis tak merasa bersalah.

"Ya maaf, eh tunggu deh won."

"Apa apa?"

"Kamu kan sedari tadi cuma keliling kelas 10, coba kamu keliling lagi ke kelas 12, pasti laku tuh."

Gowon yang tak yakin dengan saran dari temannya, hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

"Kok nggak mau sih?"Heejin mengkerutkan alisnya, sembari menatap temanannya bingung.

"Nah ini nih, pasti cuma gara-gara kemarin ya? Kenapa di bawa pusing sih? Lagian hak kamu kali mau jualan di sekolah, emang urusannya?" Ucap Heejin sembari menuding Gowon, karna paham kenapa temannya ini nggak mau jualan di kelas 12.

"Mereka itu kakak kelas kita kali, kita sebagai bawahannya harus ngehargain." Balas Gowon sembari mengkerutkan bibirnya dan menunduk pasrah.

"Ini nih yang nggak aku suka dari kamu won, kamu tuh selalu ngerendahin diri."
Ucap Heejin sembari menghela napas kasar.

"Kalo kamu emang nggak suka punya temen kayak aku yaudah, pergi aja aku."
Ucap Gowon kesal sembari berdiri lalu meninggalkan Heejin begitu saja di taman sekolah. Heejin yang melihat punggung Gowon sudah semakin menjauh, hanya bisa membalasnya dengan berdecik kesal.

***

"Si Heejin lama-lama ngeselin juga ya, nggak tau apa temennya ini lagi setres, kalo misal aku jualan di kelas 12 bisa kacau nanti ah." Grutu Gowon kesal sembari mengacak rambutnya frustasi.
Nggak sadar sedari tadi dia ngomong sendiri.

Langkahnya berhenti di tengah-tengah lapangan sekolah, Gowon mengkerutkan alisnya bingung, karna dia lihat dari jauh banyak siswa 12 tengah ramai di depan kelas. Karna penasaran Gowon pun berjalan mendekat memastikan keramaian itu bukan sesuatu yang mengejutkan.

"Permisi kak, permisi."
Berkali-kali ucapan itu terlontar di mulut Gowon, berusaha mencari tempat longgar untuk memastikan dengan jelas apa yang terjadi.

"Minta nomer hp nya dong kak."

Tidak hanya satu kali ucapan itu terdengar, tapi berulang kali terdengan dari kelas lainnya juga.

Saat Gowon sudah tepat menemukan tempat paling depan, matanya kini tak berhenti berkedip dan mulutnya tak bisa tertutup sekarang.

"Ganteng banget.."
Lirih Gowon sembari memukul pipinya berulang kali, memastikan bahwa dia beneran nggak mimpi.

"Siapa namanya?"

"Kim Seungmin, dia anak pindahan, dia bakalan jadi kakak kelas kita, kelas 12."

Telinga Gowon menangkap dengan cepat percakapan siswa yang berada di sebelahnya, lalu Gowon kembali menatap pria di depannya sembari tersenyum lebar.

Tak lama, siswa siswi pun kembali kekelas mereka masing-masing karna bell masuk sudah berbunyi dari tadi, namun Gowon tetap tak meralihkan pandangannya kepada Seungmin yang kini tengah berdiri tepat di depannya.

"Permisi, hei permisi." Ucap Seungmin sembari melambaik-lambaikan tangannya di depan wajah Gowon.

Gowon yang menyadarinya reflek menjauh dari Seungmin, Gowon pun memegang dadanya erat, merasakan dadanya benar-benar tengah joging sekarang.

"Maaf kak, maaf karna tidak sopan."
Ucap Gowon sembari menunduk berulangkali memberi hormat kepada Seungmin.

Gowon pun segera pergi meninggalkan Seungmin dengan gugub, Seungmin hanya bisa memandang Gowon yang tengah berjalan menjauh darinya dengan tangan yang tengah menggapit kotak cokelat.

STARTING FROM CHOCOLATE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang