Adik Kecil

462 23 16
                                    

Untaian bunga mawar berwarna merah muda dan deretan kursi cantik berwarna putih menambah kesan manis dekorasi acara lamaran Ali dan Deta.

Acara ini rupanya Ali persiapkan disebuah taman yang dulu sering sekali ia kunjungi bersama Deta. Kala itu ditaman ini, Ali memberikan sebuah pertanyaan yang tidak Deta duga. Namun Deta sama sekali tidak menganggap itu serius. *flashback bagian sebuah pertanyaan

Kini, ditempat yang sama Ali kembali akan memberikan Deta sebuah pertanyaan yang akan mengubah hidup mereka kedepannya.

Perasaan hangat muncul dalam hati Ali saat mengingat gadis pujaannya, penyelinap dalam jawaban istikharahnya, selangkah lagi akan menjadi istrinya. Teman hidup dunia dan akhirat.

Dulu Ali sama sekali tidak menyadari perasaan itu, yang ia tau ia menyayangi Deta karena mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Dulu Ali hanya menganggap Deta sebagai adik kecilnya yang harus selalu ia jaga. Rahasia Allah memang luar biasa, ia sama sekali tidak pernah menduga justru adik kecilnya lah yang mampu merebut hatinya.

"Ali" sapa perempuan berkebaya panjang membuyarkan lamunan Ali.

"Mamah" Ali tersenyum menyadari kehadiran sang Ibu.

"Siap, nak?"

"Sangat siap, hehe"

Martha tersenyum. Rupanya sang putra bungsunya ini benar-benar mencintai calon istrinya.

"Setelah acara ini masih ada hari besar lagi yang harus kalian tunggu, jangan lepas kendali ya nak"

"Iya Mah"

"Mamah seneng punya calon menantu yang udah Mamah kenal sejak dia kecil, yang Mamah tau bayinya bahkan sering Mamah ikut jaga" Martha mengelus lembut tangan putranya, "Kamu inget? Dulu waktu Deta bayi kamu selalu bilang sama orang-orang kalau dia itu adik kamu dan ngga boleh ada orang yang gendong dia. Hahaha"

"Masa sih Mah? Ali lupa. Haha"

"Pasti lupa, dulu Ali juga masih kecil. Satu hal yang Mamah titip ke kamu, jaga Deta terus ya nak seperti dulu waktu kalian kecil, selalu saling menjaga"

Ali tersenyum hangat, "Iya Mah, Ali bakal selalu jagain Deta"

"Terimakasih, yaudah sekarang kamu siap-siap sebentar lagi adik kecilmu datang" goda sang Ibu.

Ali hanya tersenyum dan merapikan kembali baju yang ia pakai.

Hari ini Ali terlihat lebih tampan dengan balutan batik berlengan panjang berwarna senada dengan kebaya milik Deta.

***

Acara lamaran diselenggarakan tak lama setelah rombongan keluarga Deta tiba.

Penyambutan yang Ali siapkan sungguh luar biasa bagi Deta, baru saja turun dari mobil empat orang anak kecil berkostum peri menyambut dan memapah Deta menuju tempat lamaran. Langkah Deta sangat anggun diatas karpet merah, disaksikan oleh banyak tamu yang hadir.

Deta terkejut, ia sungguh tak mengira akan ada tamu sebanyak ini. Di barisan terdepan ia melihat sahabat-sahabatnya melambai-lambaikan tangan.

Ali sangat mempersiapkan semuanya dengan baik, bahkan Deta sendiri tidak memberitahu sahabat-sahabatnya mengenai acara ini.

Sungguh calon imam yang luar biasa, pikirnya.

Usai penyambutan yang begitu manis tibalah puncak dari acara ini, yaitu lamaran.

Ali, Deta dan para Ibu berdiri didepan puluhan tamu yang hadir.

"De, Kakak bukan laki-laki yang pandai berkata-kata kamu juga tau itu. Kakak cuma mau bilang, jadilah Ibu dari anak-anak kita nanti, jadilah penyeimbang perjalanan Kakak yang tidak mudah menyerah saat badai datang, yang tidak akan pergi saat rintangan menghalangi, yang selalu kuat tumbuh bersama layaknya matahari dan sinarnya. De, Kakak mencintai kamu karena Allah. Maukah kamu membuat aku dan kamu menjadi kita dan meraih ridha Allah bersama?"

Air mata jatuh dipipi Deta, bukan bentuk kesedihan, ia sangat bahagia dan tersentuh mendengar semua ucapan Ali. Pertanyaan ini yang selalu ia nantikan, Allah mengabulkannya diwaktu dan suasana yang tepat, sangat indah.

Deta mengangguk, "Meskipun aku tidak sehebat Aisyah, tapi rasa cinta ini akan selalu seperti Aisyah yang senantiasa menanti Rasulullah kembali dalam masa hijrahnya. Tentu aku mau, Kak"

"Alhamdulillah" ucap seluruh tamu yang hadir.

"Alhamdulillah. Terimakasih, Deta Anastasha" Ali tersenyum manis dan sang Ibu, Martha melingkarkan sebuah cincin cantik dijari manis Deta.

Kebahagiaan meluap dihati gadis cantik itu, tak henti-hentinya ia mengucap syukur pada Yang Maha Kuasa atas nikmat yang telah diberikan-Nya.

Sungguh bila ada perlombaan menjadi seorang wanita paling bahagia di dunia, maka Deta yang akan menang.

Maka hari itu, Ali dan Deta telah memutuskan untuk mengikat hati menuju jalan yang diridhai oleh Allah.

Doa yang selama ini mereka panjatkan, harapan yang selama ini mereka gantungkan kepada Allah berbuah sangat manis.

***

Yuk ucapin selamat buat mereka!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kujaga Cinta Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang