Living the moment

395 47 7
                                    

"Prince, i love you!" teriak seseorang dari kejauhan. Aku mencari suara itu, aku menoleh ke belakang. Seseorang wanita dengan kuncir ekor kuda menghampiriku, dia memakai seragam sekolah.

"Ellen?" kataku terkejut. Ellen kembali tersenyum, "Prince, will you marry me?" tanya Ellen

"Len, ini terlalu cepat,"kataku kepada Ellen.

"Gak apa-apa" kata Ellen. Ellen berjalan mendekatiku lalu Ellen memegang kedua pipiku dan mulai mendekatkan wajahnya kepadaku. Sorot matanya yang tajam menatap mataku.

"Bangun, molor aja" kata mama sambil membuka selimutku. Aku terbangun lalu terduduk dan sedikit terbingung,

"Ngapa bengong aja, mandi sana" perintah mama kepadaku. Aku mengambil handukku dan bergegas ke kamar mandi. Sesudah mandi, aku pergi ke meja makan untuk sarapan sebentar.

"Debate competitionnya kapan?" tanya mama.

"Seminggu lagi" jawabku. "Oke mom, aku pergi dulu" kataku sambil bergegas untuk pergi ke sekolah.

Aku pergi ke sekolah dan sedikit bingung dengan diriku sendiri. Aku memimpikan dia. Ya itu mungkin karena dia membantuku kemarin.

"Hai, nanti malam nobar yuk di rumah Marcell" ajak Kathryn.

"Lo harus ikut kali ini, Prince" ajak Gina. Marcell datang dan menepuk bahuku, "Prince kayanya gak bisa datang" kata Marcell sambil tersenyum nakal.

"Ngapa?" tanya Kathryn dan Gina bersamaan. Marcell menatapku dengan tatapan nakalnya dan menarikku keluar dari kelas.

"Jangan kira gue gak tahu yang lo lakuin kemarin" kata Marcell. "Lo pacaran sama Ellen kan?" tanya Marcell lagi.

"Gila lo," kataku.

"Kemaren lo duduk di trotoar bareng dia itu apa?" tanya Marcell dengan senyum mengejeknya. Aku mendengus kesal, "Kebetulan aja dia datang dan bantuin gue ngurus mobil"  jawabku.

"Gue udah kenal lo lama banget, gue yakin lo naksir sama dia, Prince" kata Marcell. Aku benar-benar tidak bisa menjawab pernyataan dari Marcell. Jujur aku juga tidak tahu perasaanku sekarang.

"Tapi kalau memang lo beneran suka, gue bisa bantu lo kok" kata Marcell.

"Bacot lo" kataku kepada Marcell.

Ellen masuk ke kelas saat kami sedang berbincang di depan pintu. Dia berhenti sejenak dan menghadap ke arahku.

"Nih," kata Ellen sambil menyerahkan novel Paper Towns yang akan kami resensi.

"Resensinya gimana kalau bukunya udah dikembaliin?" tanyaku kepadanya. Ellen tersenyum kepadaku, "tenang aja, resensinya udah gue selesain semua" kata Ellen.

"Semua?" tanya Marcell terkejut. Ellen mengangguk, "Bahkan data untuk resensinya?" tanya Marcell lagi. Ellen pun mengangguk untuk yang kedua kalinya. Marcell bertepuk tangan dengan wajah terkejutnya, "Kalau gitu, kalau ada kerja kelompok, gue mau sekelompok sama lo deh, Len" kata Marcell.

Aku mengambil novel itu "Gue masuk dulu, ya" kata Ellen sambil masuk ke kelas.

"Kalau dilihat-lihat, Ellen cakep juga ya, cuma dia aja yang gak terlalu feminin" kata Marcell. "Tapi kalau lo gak minat sama Ellen, Ellen untuk gue aja" kata Marcell. Aku menepuk kepala Marcell, "Lo kan udah punya Lisa" kataku.

Marcell tertawa pelan, "iya juga ya. Udah gak usah nepuk-nepuk kepala gue. Tenang aja, Ellen kesayangan lo gak bakal gue ambil kok," kata Marcell.

"Ngaco lo" kataku sambil memasuki kelas meninggalkan Marcell di depan pintu.

A Letter To Prince [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang