Part 2

32 3 0
                                    

Ditulis Oleh : EmilNero

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditulis Oleh : EmilNero

"Siapa yang menyuruhnya untuk menangani saya? Bastian, carikan saya dokter yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa yang menyuruhnya untuk menangani saya? Bastian, carikan saya dokter yang lain. Saya tidak mau ditangani oleh perempuan ini!"

"Tapi, Pak ...." Bastian belum sempat menyelesaikan bicaranya saat dokter perempuan itu angkat bicara.

"Aku tahu kamu masih marah, tapi aku tetap harus memeriksa kondisimu. Kamu baru saja kecelakaan."

Bastian semakin bingung saat dokter Aisyah berbicara secara tidak formal pada atasannya. Apa mungkin atasannya itu dan dokter Aisyah sudah pernah saling kenal sebelumnya ?

"Bastian, saya sudah bilang saya tidak mau ditangani oleh perempuan ini, kenapa kamu belum carikan saya dokter yang lain?" Pria itu tidak mengindahkan ucapan dokter Aisyah.

"Angkasa, aku bisa jelaskan semua kesalahpahaman ini. Tapi untuk saat ini, biarkan aku merawat kamu."

"Ternyata benar mereka pernah saling kenal sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dokter Aisyah berani memanggil Pak Angkasa hanya dengan namanya saja," pikir Bastian.

"Salah paham? Tidak ada salah paham diantara kita. Semuanya sudah jelas, dan aku tidak mau lagi berurusan sama kamu!"

Dokter Aisyah mulai hilang kesabaran. Waktunya habis hanya untuk memeriksa satu pasien yang keras kepala ini. Tapi sebagai seorang dokter dia harus tetap bersikap tenang. Perempuan itu tahu betul apa penyebab pria di hadapannya ini begitu marah padanya.

Dokter Aisyah mengembuskan napas menahan emosinya. Ia tidak ingin emosinya terpancing akibat tingkah pria di hadapannya itu.

"Kondisi kamu saat ini belum begitu pulih. Pendarahan di otak kamu akibat terkena benturan tadi, bisa semakin parah jika kamu menolak untuk diperiksa," kata dokter Aisyah.

Angkasa hanya diam saja mendengar ucapan perempuan berkacamata itu. Ada benarnya juga, kepalanya sekarang terasa begitu sakit gara-gara tadi dia terlalu emosi. Apa tadi kepalanya terbentur begitu hebat, sampai-sampai harus diperban seperti ini?

Angkasa Milik Aisyah [ Proses Penerbitan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang