Part 7

19 2 2
                                    

Ditulis Oleh : AgnesWiranda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditulis Oleh : AgnesWiranda

"Jadi benar, kalau Java itu adikku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi benar, kalau Java itu adikku?"

Angkasa berusaha menekan emosi yang semakin memuncak. Berusaha terlihat tenang dan tegar di hadapan Mama, karena ia tahu, lebih daripadanya, Mama adalah orang yang paling terluka di sini. Namun, sulit sekali bagi Angkasa untuk menerima kenyataan bahwa dirinya memiliki saudara tiri. Lebih tepatnya, mana ada anak yang mau menerima kenyataan Papanya selingkuh begitu saja.

Bahwa selama ini, sosok pria yang begitu ia hormati malah mengkhianati Mama. Menggoreskan luka tak kasat mata pada seorang wanita yang mencintainya hingga berkeping-keping.

"Angkasa ...." Mama berusaha merengkuh bahu kokoh di hadapannya, namun gagal. Angkasa menolak jatuh dalam pelukan. Ini bukan saat yang tepat untuk mellow, ia harus menetapkan langkah.

"Kalau Mama enggak mau bilang, Angkasa akan cari tahu sendiri."

"Jangan," kata Mama dengan airmata menggenang. "Nanti makin runyam." Suaranya sengau menahan tangis.

"Apa Mama bakalan diam aja?" Angkasa mengacak rambutnya frustrasi. "Enggak mau berusaha menyelamatkan pernikahan ini?"

Selama beberapa menit kemudian, mereka cuma diam. Mama bergeming, tampak tak berniat memberi jawaban. Lebih tepatnya, tidak bisa. Dia ingin sekali menyelamatkan pernikahan ini. Tetapi, apanya yang perlu diselamatkan? Sejak awal dia tahu, pernikahan ini salah.

Angkasa menggeleng lemah. Hatinya mencelos, ia tidak sanggup melihat Mama lebih hancur lagi. Apapun itu, Angkasa harus melakukan sesuatu. Ia harus membuktikan itu atau bertanya langsung kepada Papa. Masalahnya, Papa belum pulang dari semalam.

"Angkasa pergi dulu," pamitnya tanpa meminta izin Mama seperti biasa.

"Kamu mau ke mana?"

Angkasa tidak merespons.

"Jangan balapan, ya?" Dia khawatir Angkasa akan melampiaskan amarahnya dengan balapan liar, seperti beberapa tahun yang lalu, meski Angkasa sudah berjanji tidak akan mengulanginya lagi karena tidak ingin membuat Mama khawatir.

Angkasa Milik Aisyah [ Proses Penerbitan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang