Part 15

17 2 0
                                    

Ditulis Oleh : megaramana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditulis Oleh : megaramana

Angkasa, menatap lurus ke langit-langit kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angkasa, menatap lurus ke langit-langit kamar. Detak jantungnya berdebar tak menentu. Entah apa namanya, ini baru pertama kali ia merasakan hal demikian. Angkasa pemuda tampan sepertinya baru memulai perjalanan cintanya. Sebelum-sebelumnya, ia tidak pernah merasakan beratnya jatuh cinta pada seseorang. Sebelumnya ia hanya sibuk untuk belajar, latihan beladiri, bermain game, olah raga dan membaca buku.

Sebelumnya ia tak pernah penasaran dengan seorang gadis, apalagi merasakan kesal amat mendalam ketika gadis itu sedang bersama Java dan kadang-kadang dengan Reyhan. Kenapa tidak dengan dirinya? Apa yang kurang dari dirinya? Mengapa bukan Aisyah yang dekat dengan dirinya? Mengapa ia merasa grogi jika berpapasan dengan Aisyah? Sederet pertanyaan "mengapa" terlintas dibenaknya? Andai saja dia bisa bersikap manis dan mudah untuk mendekati gadis cantik bernama Aisyah itu.

Sekarang ia hanya merenung dan berpikir apa benar dirinya mengalami yang namanya falling in love? Apa benar jatuh cinta itu berat rasanya jika dipendam? Apa mungkin perasaan cinta yang menggebu itu dirasakan Maya atas dirinya? Jika mengingat Maya ia bergidik sendiri. Maya benar-benar tak pernah gentar mendekati dirinya. Angkasa berpikir, apa mungkin dia harus bersikap aneh ketika jatuh cinta? Pikirannya berputa-putar membuat ia tak bisa tidur, lalu ia menyimpulkan bahwa dirinya memang jatuh cinta pada Aisyah.

Angkasa tak peduli dengan Java yang kelihatannya juga dekat dengan Aisyah. Angkasa hanya ingin melancarkan urusan perasaanya pada Aisyah. "Java itu urusan kecil," batinnya.

Di sekolah, Angkasa mengajak Java bertemu di belakang sekolah yang ia pesankan pada salah satu anggota OSIS. Pulang sekolah sekitar pukul empat sore, Java mendatangi Angkasa yang sedang membelakanginya. Kali ini Java tidak memakai kacamata, Java waspada, siapa tahu Angkasa bersikap kurang baik pada dirinya mengingat kejadian tempo hari di perpustakaan.

"Lo udah dateng?" tanya Angkasa ketus.

"Sudah bang," jawabnya mantap.

"Ada apa ya, bang?" tanya Java dengan berhati-hati, takut kalau tiba-tiba Angkasa kembali mengamuk seperti kejadian beberapa hari yang lalu.

Angkasa Milik Aisyah [ Proses Penerbitan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang