Ditulis Oleh : EmilNero
Sebuah mobil sedan mewah berwarna biru metalik berhenti di depan sebuah rumah dua lantai. Tenda segi empat berwarna putih dengan bagian atas yang mengerucut, terlihat berdiri kokoh di halaman depan rumah tersebut. Banyak orang berdatangan untuk menghadiri undangan acara pertunangan di rumah mewah itu. Para pria kebanyakan memakai kemeja batik, sementara kaum hawa rata-rata mengenakan kebaya modern. Bahkan terlihat beberapa wanita mengenakan kebaya dengan warna dan model yang sama.
Malam itu adalah hari pertunangan Javanico Sandjaya dengan Maya Kartika Zubaedah. Perempuan yang dulu sempat menyukai Angkasa, ketika mereka di duduk di bangku SMA. Namun karena tidak pernah mendapat balasan perasaan yang sama dari Angkasa, akhirnya Maya pun beralih menyukai Java. Sikap konyol dan bahkan cenderung memalukan dari seorang Maya, membuat hari-hari Java terasa lebih berwarna.
Akhirnya setelah menyelesaikan pendidikan strata tiga di Perancis, Java pun memutuskan untuk menjadikan Maya pasangan hidupnya. Sebelumnya, di hadapan menara Eiffel, Java melamar Maya, yang tentu saja tanpa pikir panjang, langsung diterima oleh perempuan itu. Dan setelah mereka berdua kembali ke tanah air, Java pun segera memboyong kedua orang tuanya untuk mengadakan acara pertunangan dengan wanita pujaannya secara resmi.
Acara yang diadakan di rumah Maya, terlihat begitu elegan. Dekorasi interior dan eksterior yang didominasi oleh rangkaian mawar-mawar putih, nampak menghiasi area taman hingga ruang tamu . Lampu-lampu yang berpijar menambah kesan romantis acara malam itu.
"Nggak salah lagi, ini pasti rumahnya," batin Angkasa yang duduk di kursi belakang mobil sedan biru tersebut.
"Dari alamatnya kayaknya kita sudah sampai Pak," ujar Bastian, pria yang duduk di kursi kemudi.
"Hm, iya."
Angkasa masih belum mau keluar dari mobilnya. Matanya tampak menatap sekeliling rumah itu, memperhatikan setiap wajah-wajah tamu yang datang. Pria itu mencari sosok perempuan yang telah berhasil membujuknya untuk datang ke acara pertunangan adik tirinya malam itu.
Drrt ... drrttt ....
Ponsel Angkasa bergetar. Pria tampan itu menatap layar ponselnya dan seketika senyumnya mengembang saat melihat nama penelepon yang tertera pada layarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa Milik Aisyah [ Proses Penerbitan ]
Romance[Naskah Sedang Direvisi Untuk Proses Penerbitan] "Ternyata memaafkan dan mengikhlaskan sesuatu tidak sesulit yang aku pikirkan." - Angkasa Putra Sandjaya "Aku tidak tahu bagaimana dengan dirinya, tapi yang kutahu cintaku padanya seluas angkasa." - A...