.
.
Huuuaaammm, mulutku terbuka lebar menguap, kuregangkan badanku mengumpulkan sisa kesadaran yang ku miliki untuk bangun menjalani aktifitas seperti biasa. Aku berjalan menuju dapur dengan mengenakan piyama tidur dan raut wajah yang masih mengantuk. Ku ambil satu botol air dari dalam kulkas dan meminumnya. Haahh, lega sekali rasanya. ku ambil pula sebotol susu murni, lalu ku raih sereal yang berada tepat di atas lemariku. ku bawa mereka ke meja makan yang tak jauh pula dari tempatku berdiri. sudah tersedia dia sana mangkuk beserta sendok dan garpu bergantung di rak khusus dekat bar/meja makanku. ku santap seralku dan menikmatinya, sembari memikirkan apa yang akan ku lakukan hari ini.
Tak membutuhkan waktu lama bagiku untuk bersih bersih dan menyiapkan diri untuk mengawali hari. Kegiatanku cukup banyak hari ini,tapi sepertinya badanku tidak setuju denganku meskipun aku sudah istirahat seharian penuh kemarin. Dan hari ini sebelum aku menuju caffeku aku ingin menjenguk mira, bagaimana keadaannya? Apa dia sudah merasa lebih baik? Aku merasa bersalah karna meninggalnya seharian kemarin.
selama perjalanan, aku melihat sebuah toko bunga. nampak bunga yang cantik cantik berbaris rapi disana. fikiranku tertuju membuatku ingin pergi kesana, tidak mungkin aku kesana dengan tangan kosong. lagi pula bungna adalah salah satu hal bisa membuat orang yang sedang sedih, duka atau sakit menjadi merasa lebih baik.
kriiiingg
suara lonceng pintu toko yang baru saja kubuka "woseowoseyo (selamat datang)" ucap ramah pegawai disana menyambutku. ku balas menunduk ringan dan tersenyum padanya. nampak dia menghampiriku
"ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah
"biasa buatkan saya satu buket bunga cantik, saya akan menjenguk saudara saya yang sakit. dia sangat menyukai bunga mawar peach dan krisan. tolong bungkus secantik mungkin" jelasku
"aah, nee. tunggu sebentar"
"ne, khamsahamnida"
sekiranya dia mengerti dengan ucapanku, ia segera berlalu dan menyiapkan pesananku. kulihat sekeliling, wahh sangat cantik. sejuk mata memandang, ku hirup satu persatu bunga disana. haruumm sangat cocok untuk menemani awal hari.
"ahgasi, ini pesanan anda" ucap pegawai tersebut membubarkan acaraku menikmati bunga bunganya.
"ah nee" kuterima bunga tersebut dan ku berikan beberapa uang lembar korea padanya "khamsahamnida" ucapku
"ahgasi, tunggu" cegah pergawai tersebut. ia nampak berlari kecil dan kembali dengan membawa sesuatu "terimalah ini" ia menyodorkan sebuah lolipop warna warni padaku. "tidak perlu membayar, kau sangat cantik dan baik. aku hanya ingin memberikan ini padamu. semoga harimu manis seperti lolipop ini" ucapnya tersenyum
aku menerimanya dengan senang hati, tak lupa ucapan terimakasih atas kebaikannya. lalu kembali kulangkahkan kaki ku melanjutkan perjalanan.
Butuh waktu 20 menit menaiki taksi untuk menuju rumah sakit, dan sampailah aku disana. Aku berjalan menyusuri koridor ruangan demi ruangan, di bangsa penyakit dalam. kebetulan mingyu menghubungiku ketika aku membeli bunga dan permen, dia memberitahuku bahwa mira sudah di pindahkan di bangsal karna dia sudah sadar dan dalam masa pemulihan. Kamar nomor 204 itulah yang ku fikirkan sembari menengok kanan kiri untuk memnemukannya.
Buukkkkk
"aaakkkhh" pekik anak kecil yang tak sengaja menabrakku. Aku terkejut dan langsung memjongkokkan badanku menyamai tinggi badannya.
"kumae~ya, gwenchana?" tanyaku sembari memegang megang tubuhnya memastikan sesuatu tidak terjadi padanya.
"nee, gwenchanayeo" jawabnya pelan
Aku menghela nafas lega "hhahh, syukurlah" ucapku sembari kembali berdiri. Aku teringat akan lolipop yang baru saja ku dapatkan dari toko bunga tadi, kuberikan padanya atas rasa penyesalan karna aku telah menabraknya. "igo, bogopha (ini, makanlah)" ucapku sembari tersenyum lembut.
Ia melihat itu dan senyumpun merekah di bibirnya "khamsahamnida" ucapnya sembari membungkkukan badan kecilnya. Nampaknya dia salah satu pasien disini, terlihat dari pakaian yang di pakainya dan plester bekas infus di punggung tangan kirinya.
" wonjae~yaa" nampak seorang wanita memanggil anak kecil ini. Ia berlari menghampiri anak kecil ini yang ternyata bernama wonjae
"disini kau ternyata?" ucapnya khawatir, ia berlutut menyetarakan badannya dengan wonjae. "Dari mana saja? Eomma mencarimu kemana mana?"
Oohh, ternyata dia ibunya. "annyeonghaseyo" ucapku menyapanya, dengan sedikit membungkuk.
"ah, nee" beliau berdiri "Annyeonghaseyo agashi" tanyanya lembut sembari membalas sapaanku
"saya tidak sengaja lewat dan tertabrak oleh anak anda. Jhosonghamnida" jelasku
"a aanieyo agashi. Aku yang seharusnya minta maaf karna anakku menghalangi jalanmu" tolaknya segan "cha. Wonjae~ya. Minta maaf pada nunna cantik ini" ucapnya pada wonjae dengan lembut.
"jjosonghamnida" ucap wonjae membungkuk dengan lucunya.
"gweunchana wonjae~ya" ucapku mengelus rambutnya "namamu wonjae kan? Annyeong na han yorin nunna~ya, cepatlah sembuh ketika kamu sembuh nanti, nunna akan mengajakmu bermain arrachi"
"nee" sahutnya tersenyum manis
Setelah itu aku berbincang bincang sebentar sembarimengantar wonjae kekamarnya bersma dengan ibunya terntu saja. dan kebetulankamar wonjae
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Classmate
Fanfictionhan yorin, yang bertemu dengan 3 namja tampan yang pernah menjadi classmatenya. ada beberapa perasaan yang tak tersampaikan ketika mereka masih satu sekolah. akankah hal itu terungkap setelah mereka bertemu??