"Bang bunda gapapa kan? Sorry gw telat." tanya ricard kepada bang andra saat baru sampai didepan kamar bundanya.
"Gak papa, tadi bunda sedikit nyeri jadi lagi diperiksa dokter.." ucap kakaknya itu.
"Loh kok bawa pacar kesini?" lanjutnya.
"Iya tadi gw bawa dia makan es dulu, eh dapet kabar gaenak jadi langsung kesini deh. Semoga bunda gapapa..." ucap ricard sambil memegang bahuku.
"Aamiin...:
Klekkk (suara pintu terbuka)
"Dok gimana bunda?" -ricard.
"Baik-baik saja kok mas, silahkan boleh masuk kembali. Saya permisi." -dokter.
"Terimakasih dok..." ucap kami bertiga serentak, dan langsung masuk kedalam kamar bunda karena ricard sudah sangat cemas terhadap bundanya.
"Bun... bunda gapapa kan?" ucap ricard.
"Kamu sudah pulang? Bawa riza..." ucap bunda mengelus pipi ricard sambil tersenyum dalam sakitnya.
"Bun, bunda bakalan sembuh kan?" ucap ricard tiba-tiba, membuat bunda tak bersuara dan terdiam.
"Kat lu makan dulu noh, za ajakin ricard." perintah bang andra mengusir aku dan ricard untuk makan di sofa kamar pasien ini.
Aku dan ricard pun duduk bersebelahan di sofa, terlihat muka murung sang ricardku. Sebenarnya bundanya sakit apa?
"Yang makan dulu ya..." ucapku padanya sambil membuka sebuah kotak makan.
"Ini makanan kesukaan kamu loh, mau aku suapin?" tanyaku.
"Gaperlu, za gw anter lo pulang ya. Yu..." ricard berdiri dari sofa dan mengajakku pulang.
"Bun, bang, gw anter riza pulang dulu ya udah sore. Dah..." salam ricard pada bunda dan abangnya, akupun mengikuti langkah ricard.
"Yang jangan lupa makan yah..." ucapku saat ricard sedang tak karuan, sepertinya mood ricard sedang tak baik.
"Iya..." ricard menggenggam tanganku menuju parkiran.
Diperjalanan menuju rumahku ricard bisu tak mengeluarkan suaranya, aku juga tak mengawali pembicaraan diperjalanan. Sampai akhirnya kita berada di depan gerbang rumahku.
"Mampir dulu yu..." ajakku sambil melepas helm.
"Engga dulu deh, salam ibu ayah aja ya... Aku masih ada urusan." tolak ricard.
"Yah... Yaudah deh, jangan lupa makan ya yang, kamu baru makan es doang loh hari ini."
"Iya gampang kalo soal itu, masuk gih." ucap ricard mengelus ujung kepalaku.
"Yaudah aku masuk ya dah... Hati-hati."
"Dah..." salam ricard dan aku meninggalkannya masuk terlebih dahulu, ricard pun terdengar menyalakan motornya dan pergi menjauh dari rumahku.
"Dia mau kemana ya..." gumamku.
"Loh za, pulang sama ricard? Kok ga diajak mampir sih." -ibu
"Iya bu, dia buru-buru."
"Yaudah masuk yu,"
Firasatku agak tidak enak sekali, ricard tidak apa-apa kah? Tidak seperti biasanya dia terlihat dingin seperti itu. Semoga dugaanku kali ini salah, ricard harus baik-baik saja.
"Bu, ibu pernah ngga khawatir sama ayah?"
"Khawatir itu wajar sayang, namanya juga sama pasangan. Kenapa? Ricard ada masalah?"
"Aku juga ngga tau bu, dia aneh banget sejak denger bundanya masuk rumah sakit."
"Ah, bunda Ricard masuk rumah sakit? Kamu ko ga bilang ibu sih..."
"Iya, baru dapat kabar tadi pas pulang sekolah. Kalo gitu aku ganti baju dulu ya bu, aku masuk kamar."
"Iyaa.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My secret boyfriend [On Going]
RomansaRicard!!!!! Cowok paling nyebelin tingkat dewa karena sifat dingin dan cuek nya itu. Gue juga gak tau gimana bisa gue punya pacar kaya dia! Bisa-bisa gue kena penyakit darah tinggi nih gara-gara pacar gue sendiri. . . Kalo kalian mau sejengkel mana...