Chapter 4 : Truth?

6.4K 792 99
                                    

Kota Eithopia itu unik, kota yang tak boleh memperlihatkan setiap elemen mereka sendiri. Boleh mengatakan namun tak boleh menggunakan didepan umum. Penduduk nya ramah tak ada yang membeda - bedakan.

Malam di kota Eithopia lebih indah daripada di Atphiar. Bintang yang penuh bahkan bisa membentuk rasi bintang. Mungkin hal ini yang membuat seseorang betah duduk lama di samping jendela sambil menatap bintang. Ia menatap bintang yang menurutnya paling terang.

"Sebenarnya dia siapa? Mengapa mirip denganmu, ah aniya tapi kembar. Apa memang itu kau? Tapi tubuhmu sendiri sudah didalam peti bagaimana bisa kau hidup lagi?" Ia menatap sendu ke arah bintang.

"Bogoshipo" lirihnya pelan ia menyenderkan kepalanya ke jendela.

Tok...tok...tok...

Orang itu menoleh ke arah pintu. Lalu menatap langit malam lagi.

"Masuk saja tidak dikunci" ucapnya.

Cklek....

Seseorang dengan kulit putih pucat masuk. Ia menatap dongsaeng nya yang terlihat menyedihkan.

"Tae ayo makan, Seokjin Hyung sudah selesai memasak" ucap Yoongi lembut.

Taehyung menjawab tanpa menatap Yoongi, "aku tak lapar. Kalian saja"

Yoongi menghela nafasnya ia mendekati Taehyung ikut duduk didepan jendela sambil menatap langit.

"Kau tau aku juga merindukan nya. Ah bukan tapi kita semua juga merindukannya. Dia masih banyak berhutang penjelasan padaku" Yoongi memulai pembicaraan membayangkan bagaimana mereka dulu.

"Dia itu pemalu tapi terkadang terlihat dingin ia juga terlali nekat. Dia terluka tapi tak ingin mengatakannya. Dia seenaknya pergi tanpa menjelaskan pada kita. Apa bocah bodoh itu tak menganggap kita? Aniya. Aku tau dia punya alasannya sendiri" Yoongi menatap lekat Taehyung yang juga menatapnya.

"Kau tau aku sudah lama curiga Jungkook itu anak dari King dan Queen. Yang ternyata juga sepupuku" Yoongi terkekeh geli. Namun Taehyung bisa melihat tatapan kesedihan Yoongi disana. Mata Yoongi berkaca - kaca.

Yoongi mendongak agar air matanya tak turun. Tapi percuma air matanya tetap turun. Taehyung terdiam ia menundukkan kepalanya. Ini kedua kalinya ia melihat Hyung dinginnya menangis. Pertama saat Jungkook meninggalkan mereka.

"Tapi aku terlalu bodoh kan Tae?. Aku curiga tapi akhirnya aku tak mempedulikan nya. Hiks aku Hyung yang tak berguna untuknya, bahkan saat ia mengorbankan nyawa nya" Yoongi terisak mengingat kenangan indah mereka.

Taehyung menggeleng.

"Hyung tak bodoh, bocah itu saja yang membuat kita gila. Dia seenaknya pergi lalu datang kemudian pergi lagi" Taehyung  terisak tak peduli jika kamar sebelah yang berisi Hyungnya yang lain mendengar. Ia tak kuat lagi.

Yoongi memeluk Taehyung erat membuat tangisan Taehyung pecah semakin keras.

"Wae Hyung? Hiks kenapa ramalan bodoh itu memilih kita. Kenapa takdir itu untuk kita hiks. Hidup kita bukan permainan seperti ini hiks" Taehyung menangis ia berpikir lebih baik menjadi manusia tanpa elemen. Hidup dengan para Hyungnya dan satu dongsaeng kecilnya. Tinggal satu rumah. Bukankah menyenangkan?.

Yoongi mengelus punggung Taehyung ia juga terisak kecil dalam diamnya membiarkan Taehyung mengeluarkan unek - uneknya. Bahkan ia hanya diam saat Taehyung beberapa kali memukul punggungnya. Itu tak sakit, karna yang lebih sakit sudah pernah mereka rasakan.

Ditinggalkan seseorang yang kau sayang. Sakit bukan?.

Tanpa mereka sadari anggota Bangtan yang lain juga menangis didepan pintu kamar penginapan Taehyung. Mereka segera berlari saat mendengar Taehyung terisak namun berhenti didepan pintu karena Seokjin menghentikan mereka.

Elemental : Devil's [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang