🔪🔪🔪
EDGARD POV
Kututup telefon yang semula sempat tersambung dan kulantingkan pada dashboard mobil. Aku tidak peduli. Semisal rusak, masih tersedia berjibun untukku.
Selepas beberapa menit, tibalah aku di Morny Cafe. Aku turun dan satpam menghampiriku. Absolut sekali Ia tahu diriku, siapa yang tidak mengetahui jati diriku? Andaipun ada, jelas sekali dia hidup di era Megalithicum. Benarkan?
Benar.
Kulemparkan kartu perak alias kunci mobil pada satpam tersebut. Aku tidak acuh dengan mulut lebar seseorang lantaran tabiatku yang tidak beradab pada orang tua di hadapanku ini. Aku lekas mengegah dan berlalu masuk dengan langkah konstan. Jelas sekali diikhwani kerlingan mengultuskan para wanita di seputarku. Aku sudah terbiasa menjadi pusat atensi para kaum hawa. Sudah dapat kupastikan, bagian bawah mereka sedang berkedut keras menahan rempuhan sesuatu yang ingin keluar.
Tring
Suara lonceng tatkala aku sudah berada di lingkup Cafe ini. Hmm. Tidak berubah sececah pun pula semakin hingar saja. Rupanya Mommy mengolahnya dengan baik. Tak heran sekali lagi, seluruh pandangan penghuni disini terpusat ke arahku. Lebih-lebih lagi wanita di arah jam 10, yang sepertinya Ia sekonyong-konyong mengidap stroke lantaran tak bisa melafalkan kata sambutan seminimalpun padaku yang selaku pemilik Cafe ini. Waitrees tidak tahu diri. Aku memberi tatapan tajamku pada waitrees imbesil itu. Sepertinya Ia mulai waras dari penyakit dadakannya.
“Ss.. Selamat pagi dan selamat datang di Morny Cafe Tuan Edgard” ucapnya bengap. Aku semakin alpa menghadapi orang yang seperti mengidap penyakit autis ini.
“Apa kau mau kupecat? Kau punya penyakit stroke dan mengidap autis? Sepertinya mengucapkan kalimat selamat datang sangat susah bagi mulut indahmu Nona” ucapku dingin tanpa menghentikan tatapan menohokku padanya. Wanita itu mulai kelabakan tak sanggup berkata apa-apapun. Sepertinya Ia juga pengidap asma dan tunawicara. Air mukanya saja eksak dengan orang pengidap asma dan tunawicara yang berjerih payah melontarkan kata O saja.
“Saya mohon maafkan saya Tuan. Saya hanya terkejut atas kedatangan Tuan” cicitnya tak berani menatap mukaku.
Aku mulai melanjutkan jalanku yang sempat tertunda karena cecunguk imbesil ini. Di arah jam 1 tampak seorang gadis mengenakan setelan blazer dan celana bahan diatas mata kaki berwarna silver disertai sepasang loafer berwarna hazel. Agaknya dia sehabis interview. Ia turun dengan pandangan yang terus menunduk. Rupa-rupanya Ia satu famili dengan Bos Sondaicus. Sepertinya Ia telah melewati hari yang cerah melihat senyum tak pernah mau surut dari bibirnya. Saat aku baru saja menapaki satu tangga yang terbuat dari marmer, bahuku mengantuk lengan milik gadis yang notabene sepertinya lupa cara meyurutkan senyum. Kulihat dia memegang bahu bekas senggolanku dan gelagatnya Ia kesakitan. Wanita memang ringkih!.
“Ahh” rintihan gadis di sampingku ini. Mendengar rintihan barusan membuat jiwa phsycopath ku bangkit berganti dengan diriku yang seharusnya. Seketika pikirku terputuskan, aku harus menahannya karena aku sedang masa berpuasa. Ya, aku akan berbuka puasa sebentar lagi dengan santapan si bajingan busuk Sandiaga.
Gadis itu melirik ke bawah melihat lengan atasku yang kekar, sepertinya Ia penasaran dengan rupa yang sudah menabrak bahunya. Kulihat dari atas dia cukup cantik tapi aku tidak peduli sama sekali. Lalu, perlahan Ia mulai mendongakkan kepala guna melihat rupaku hingga aku mulai dapat melihat tatapan mengultuskannya. Mata sebiru sapphire itu berkerling jackpot. Cih, Oke, kelihatannya dia sebanding dengan para wanita jalang kelas teri di luar sana, tergila-gila padaku hanya karena rupa, harta, dan lain-lainnya. Dasar jalang. Apakah semua wanita sama saja? Kelihatannya seperti itu. Ohh, dan tentu saja sebutan itu tidak berlaku sama sekali untuk Mommy.
KAMU SEDANG MEMBACA
MI ESPOSO PSICOPATA ✅ (ON GOING) (VOL. I)
Misterio / SuspensoApa jadinya seorang phsycopath mengerikan yang tak pernah sesekali pun mempunyai niatan untuk berbagi rasa dijodohkan begitu saja? Yuk! Simak ceritanya!! ON GOING!! SLOW UPDATE ✅✅ Nb. Jangan lupa follow dulu sebelum baca. # 4 - interesting, 23 Marc...